Home / Romansa / The Gray Silhouette of Love / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of The Gray Silhouette of Love: Chapter 91 - Chapter 100

131 Chapters

91. FEELING GUILTY

 "...Maaf adalah kata yang mewakili semua perasaanku padamu... "~ Ara ~  "Kau... apa kau ...""Katakan saja, Ru!""Apa.... Kau bahagia?"Itukah yang membuatnya merasa berat? Kebahagiaan ku?! Apa kau merasa harus bertanggung jawab atas kebahagiaanku? Kau merasa terbebani jika aku berlarut dalam kesedihan itu atau bagaimana?Tapi aku tidak ingin kau merasa buruk karena merasa terbebani dengan itu."Mhhh...ya. Ya, aku... aku bahagia. Aku bahagia dengan apa yang kujalani kini""That's great!"Rasa aneh menyelinap. Getar suara Aru tidak terdengar baik. Seperti ada radiasi gemuruh yang hendak menyapa. Hawa ini seperti, hawa tenang sebelum badai."Good for you, Ra. Good for you!"Kalimatnya juga terasa aneh didengar.But, "Thanks" mungkin itu hanya dugaan ku saja, bukan sebuah isyarat.Mungkin
Read more

92. PINTU INGATAN

  "... Ingatan itu seperti pintu ajaib, berhenti dan maju kemanasaja ... " ~ Aru ~ . . - Beberapa jam sebelum menelpon Ara -   Aku terbangun dari lamunan singkatku, saat tiba-tiba dan seketika saja arus pikiranku terbawa mengingat ulang satu wajah yang berusaha aku singkirkan selama beberapa tahun ini, karena dia jadi punya dampak mengganggu bagiku, kini. Ya, sejak pertengkaran berat itu. Aku memutuskan untuk sepenuhnya menjauh dari Ara. Aku berjuang keras membunuh setiap rindu yang datang karenanya. Karena sejak itu aku sadar sepenuhnya jika semua hidupku dengannya hanyalah tersisa luka dan luka. Ara tak bisa menunjukkan ucapannya dengan tindakan serius. Dia hanya terus berusaha menahanku tapi tak pernah bisa mengeksekusi dengan tindakan nyata. Sebab itu aku membencinya setengah mati. Membuang namanya jauh-jauh. Tapi kena
Read more

93. KACAMATA CINTA

 "... Mungkin,  kacamata cinta kami yang tak serupa hingga berselisih pham... "~ Aru ~  "Kenapa? Kenapa sekarang kau tiba-tiba menanyakannya lagi? Ini perasaanmu lagi, atau masih tentang sakit hatimu? AHH... Kau ingin menuntutnya, ya? KAU INGIN BALAS DENDAM??!""Hey... hey, calm down bro! Aku hanya ingin bertanya hardisk ku. Sepertinya masih di tempatnya waktu itu""Jadi kau menanyakan nomernya hanya untuk mengambil hardisk, begitu?""Yep!""HECKKK NO! Kau pikir aku akan percaya BUALANMU, huh? Kau bisa beli yang baru klo soal itu, bruh!!""Aku tak bisa membeli file didalamnya!""Pertanyaannya, kenapa baru sekarang kau mencarinya? Setelah dua tahun??? Dan kau akan muncul begitu saja hanya untuk bertanya pada Ara 'hei Ra, kau masih menyimpan hardiskku?' BEGITU? HECK NO ARU!! AKU MENGENALMU!""Tapi aku memang perlu itu sekarang"  "
Read more

94. BUCIN

 "... Segalanya tak akan sama tanpanya ... "~ Aru ~..- FLASHBACK -Ara kembali memberikan sinyal ketidak jeslasannya lagi. Kadang dia manja lalu berubah menyebalkan. Kadang dia ingin ditemani tapi kemudian ingin aku pergi.Kadang dia manis lalu selanjutnya sifat manisnya itu melumer jadi tangis karena perdebatan kami berulang lagi. Aku bingung dengannya, mungkin dia juga sama bingungnya denganku. Kita jadi sangat membingungkan satu sama lain."Ru...?" panggil Ara memecah lamunku.Dia terlihat ingin mengutarakan sesuatu siang itu, tapi terus merasa ragu-ragu. "Apa?""Amhh, tidak jadi. Bukan apa-apa kok, hanya ingin memanggil kamu saja"Dia urung mengutarakan niatnya setelah mengamatiku. Dari situ aku curiga dan bisa menebak jika mungkin saja dia ingin menjawabku saat itu. Tapi entah kenapa malah merasa ragu dan menundanya. Mngkin dia hanya
Read more

95. LOVESICK

  "... Cinta yang hebat akan berakhir dengan kebencian yang hebat pula ... " ~ Aru ~     "... Kaupun sebaiknya memahami hal itu" "Ohh my GWAADD. KAU BENAR-BENAR SUDAH SINTING?! Gunakan LOGIKAMU! Berpikirlah dengan WARAS, bro. WARAS!!" "Justru aku sangat WARAS! Makanya bisa berpikir seperti ini, Zei" "NOH! Kau masih terdengar seperti orang mabuk, sob!" "Cinta?! Yah kurasa!" "That's why you being so LOCO and stupid. Aru really, are you really that okey, bro?" "Yupz. I'm super straight you know" "Nah. You're just FOOLISH, idiot!" "Or I'M just F*cking in LOVE with her, okey!" "NOH, You're just PAKK1NG LOSING your mind!! MENCINTAINYA HANYA membuat LOGIKA OTAKMU MELEMAH. TUMPUL!!" "Hey, but STILL SOBER enough you know!" "SOBER, huh?? YOU GOING ASTRAY, mate! Jel
Read more

96. LAST DINNER

  "... Aku sadar kau tak terlalu cantik malam itu, tapi aku suka ..." ~ Aru ~ . .   Aku tak tahu lagi apa yang kurasakan kini. Setelah buru-buru memutus obrolan singkat dengan Ara tadi, aku malah jadi semakin tak menentu. Membuat tidurku tak lagi enak, padahal kukira dengan tahu bawa dia bahagia aku bisa tidur pulas dan lepas tanpa beban. Tapi itu malah seperti bumerang yang menyerang diriku sendiri, membuat pikiranku kacau lagi, merusak tatanan nyaman yang berhasil ku bangun dan kulalui tahunan lalu tanpanya. "Kurasa dinding pertahananku jebol kembali. Dan aku sakit lagi" renungku. Harusnya kudengar baik-baik nasehat Zein, sebelum aku menghubungi Ara lagi. Karena bagaimapun dia punya sisi benar dalam menasehatiku, tapi yang kulakukan malah terus mengabaikan itu sejak dulu. "Ingat ini kawan! Berhati-hatilah sebab perasaan itu selalu bersifat fluktuatif. Tak bisa diprediksi den
Read more

97. ARU

 "... Tetaplah disampingku, karna aku tak yakin bisa tanpamu ..."~ Ara ~.."Lalu?""Lalu, kita membicarakan banyak hal tentang film yang baru kita tonton. Kau suka karakter pria yang merupakan suami sang istri, tapi aku lebih suka karakter pria dari tokoh simpanan sang istri. Lalu dari sana kita tahu jika ternyata kita menyukai sesuatu secara BERKEBALIKAN. Mulai dari selera makan, tontonan, hobi, cara berpikir, dan lain-lain-lainnya""Tapi kau selalu bilang jika kita punya satu persamaan diantara banyaknya perbedaan-perbedaan kita itu""Yupz!""Dan...?""Dan itulah CINTA! Perbedaan kita berdua tersatukan dengan cinta. Itu satu-satunya persamaan yang kita miliki, yaitu dengan saling mencintai. Dan harusnya, sampai detik inipun tetap begitu" Aru melepas kalimat terakhirnya dalam ketak yakinan.Aku bisa merasakan ada kegetiran dari kalimat singkat itu, dan aku berusa
Read more

98. ARA

  "... Cerita ini hanya fiksi awang-awang ..." ~ Aru ~ . . "Tetaplah disampingku, Bi. Karna aku tak yakin bisa melewati ini semua tanpamu..." 'Is this for real?! Darn, hatiku rasanya mekar dengan sangat baik. Akhirnya!' "Kumohon jangan pergi− " Tunggu dulu! Tunggu dulu!! 'Kenapa kalimatnya terdengar janggal, ya? Kenapa juga aku harus pergi, jika dia akan memilihku? Kenapa??' "Tetaplah disampingku dan... " "Dan?" "Tetaplah jadi teman terbaikku!" PAHIT. OH GOD! Sungguh indah caranya menyanjung, hingga kukira aku sedang terbang tinggi bersama angin musim semi, tapi ternyata  angin musim gugurlah yang datang dan menerbangkanku tinggi, hanya agar bisa menjatuhkanku sempurna ke tanah. Andai saja kalimatnya berakhir titik tepat sebelum kata 'dan' muncul dan menyusul untuk memberi jeda
Read more

99. CINTA?

 "... Apa cinta bisa diukur dengan cium ..." ~ Ara ~.."Jadi BEGINI saja AKHIR KITA? Kau akan MEINGGALKAN ku begini? KAU akan MENYINGKIRKANKU setelah TIDAK LAGI KAU butuhkan, BEGITU?! KAU INGKAR JANJI RU!" makiku emosi dan berbalik pergi, tapi Aru yang jadi menahanku."Ara, JANGAN MEMBALIK FAKTA!!! Kau yang meninggalkanku dan memilih dia, JADI AKU PERGI!""Tidak bisakah KITA BERTEMAN?""WHATT?? BER-TE-MAN?! Buat apa lagi?! Keputusan mu sudah cukup jelas bagiku. Aku yakin kau tak perlu teman sepertiku. I'm not a good person for you. Anymore!"Aku menatapnya tak mengerti."Semua wanita baik menginginkan pria yang baik. Lupa? Kau tak memilihku. Artinya, aku tak cukup baik bagimu, kan! Jadi untuk apa juga kita berteman? KITA TAK AKAN BERTEMAN RA!! NO, NEVER!"Aru berbalik dan hendak pergi tapi aku balik menahan langkahnya."Tidak bisakah itu menjad
Read more

100. NOT SPECIAL

"... Kita memasuki babak perang cinta..." ~ Aru ~ . . "ARU, KAULAH yang selalu RAGU AKAN CINTAKU PADAMU selama ini, BUKAN AKU!! You know what, I'm just trying to give you what you really want, MOST!!!" tekannya padaku, membela diri. "Jadi JANGAN LAGI MERAGUKAN TIMBANGAN CINTAKU PADAMU, jika kau tak tahu semua itu dengan tepat, ARU!" Aku mendengus tak percaya. "Bagaimana aku tidak ragu? Kau biasa bilang, NO! MOST ALL THE TIME, RA!! No is your favorite answer to me. Bagaimana bisa kau berubah semudah ini sekarang? KENAPA? KASIHAN!?" "IT'S YOU ARU! IT IS YOU!! I changed my mind it's because of you, Aru!" Mata baranya menegas, menekankan jawabnya yang tak main-main. Aku mengelak mempercayai belaannya. Jelas dia bukan versi Ara yang ku kenal. Dia adalah versi Ara yang akan menikah dengan orang lain. Yang rela melepasku dengan pertaruhan apapun. Ara tak akan rela melepas sisi egoisnya dan keras kepalanya hanya karena kata cinta. Dia bukanlah tipe orang yang bisa melemah hanya deng
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status