Home / Romansa / TAKDIR CINTA NADIA / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of TAKDIR CINTA NADIA: Chapter 81 - Chapter 90

130 Chapters

Mas... kenapa bengong?

"Mas... kenapa bengong?" tanya Nadia. Lagi-lagi pernyataan cinta itu hanya sebatas angan saja, pria itu masih belum berani mengakui perasaan yang dimiliki. Padahal kesempatan selalu datang berulang kali. "Aku hanya haus saja, bisa kau buatkan aku segelas kopi?" "Baiklah, Mas. Akan kubuatkan sekalian aku masak untuk makan malam nanti," jawab Nadia. "Terima kasih, Nadia. Sherina ada di mana?" "Dia bermain di taman belakang sama mbak Bela." "Ya sudah... kutunggu minumannya di sana." "Baik, Mas." Wanita itu pun membuatkan segelas kopi, segelas susu untuk Sherina dan jus melon untuk Bela. Selayaknya sebagai asisten rumah tangga di rumah megah itu, bedanya tak mendapatkan gaji seperti yang lain. Pertama-tama, Nadia harus menguatkan mental terlebih dulu. Jangan sampai ada air mata yang terjatuh hanya karena kehidupan rumah tangga semakin jauh dari apa yang pernah dibayangkan. Ke-dua, ia melanjutkan untuk melakukan apa pun yang sudah terbiasa dilakukan. Saat tiga gelas minuman dengan
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more

Di Balik Tirai

"Mas...!" Buru-buru Nadia menyambut Marvel setelah berhasil menyembunyikan kedua orang tua dibalik tirai."Kenapa Mas kembali?" tanya Nadia sedikit gugup, ia masih teringat dengan keputusan yang sudah diambil sang Suami untuk memenjarakan ke-dua orang tuanya. "Dompetku ketinggalan," jawab Marvel. Belum lima langkah Marvel bergerak, tiba-tiba Nadia menghalangi. "Biarkan aku yang mengambilnya, Mas. Tempatnya di sebelah mana? Mas tunggu saja di sini." Sikap aneh Nadia membuat sang Suami sedikit curiga. Namun, berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya. "Kalau tidak salah, ada di atas meja samping tempat tidur." "Baik, Mas."Nadia dengan cepat berlari ke kamar sang Suami, sedangkan Marvel mulai melihat-lihat ke sekeliling ruangan. Tirai yang menjadi penutup jendela melambai-lambai, seolah-olah ada orang di balik tirai itu. Sisa satu langkah lagi, tangan pria itu akan meraih tirai. Namun, sang Istri datang dengan membawa dompet yang akan diambilnya. "Mas... dompetnya sudah ketemu," u
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more

Au... sakit, Mas

Sesampainya, Marvel segera turun dan menemui Nadia. Ke-dua orang tua wanita itu baru saja pulang dari rumah megah itu. "Nadia!" panggil Marvel dengan ekspresi penasaran. "Ada apa, Mas?" tanya Nadia menghampiri sang Suami. "Ada siapa yang datang, tadi?" tanya Marvel. "Tidak ada yang datang, Mas." Nadia terpaksa berbohong. Namun, pria itu segera mengecek cctv. Mengancam sang Istri jika ketahuan telah berbohong kepadanya. Nadia sendiri lupa untuk mematikan cctv yang masih menyala. "Bagaimana, ini? Apa yang harus kulakukan sekarang?" Wanita itu mulai gelisah dan tak tahu harus berbuat apa. "Aku sudah bilang, Mas. Kalau tadi gak ada yang datang." Tetap saja, apa yang dikatakan Nadia tak dipercayai. Ia tetap mengeceknya dengan teliti. Ternyata wanita berhijab masih terselamatkan, cctvnya sudah berhasil dirusak oleh Inez dan Hendra. "Mungkin aku dan Sherina juga salah lihat, Mas. Siapa tahu saja memang tak ada orang yang datang ke rumah ini. Dari pada mempermasalahkan hal ini, lebih
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more

Benci Jadi Cinta

"Kita selesaikan semua secara baik-baik, tak bisa jika langsung memutuskan perceraian. Bagaimanapun, pernikahan yang kita lakukan ini adalah sah," ucap Marvel. "Kenapa Mas jadi menahan Nadia? Bukankah pernikahan yang terjadi karena terpaksa, bukan karena cinta?" tanya Bela meyakinkan. "Semua itu memang benar, tapi bukan berarti aku harus melakukan hal yang tak seharusnya dilakukan. Semua ada proses masing-masing, Bela." "Aku sudah yakin dari awal, Mas pasti sudah mencintai Nadia 'kan?" tanya Bela dengan tatapan tajam. Marvel terdiam, tak bisa menutupi semua perasaan yang memang kenyataan. Bagaimana cara mencegah cinta yang datang tanpa diundang? Apalagi sama seseorang yang pernah dibenci sebelumnya."Benar 'kan? Mas saja tak menjawab pertanyaanku. Pasti rasa benci sudah melebur menjadi cinta. Aku sudah menduga semua ini dari awal. Ternyata apa yang sudah menjadi kekhawatiranku selama terjadi." Di saat Bela meluapkan segala rasa yang ada dalam hati, Sherina datang mengajak mereka
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more

Cintamu Sudah Terbagi

"Memang kuakui, Mas. Aku terlalu berekspetasi tinggi. Kuingin suamiku yang dulu, perhatian, romantis dan juga sepenuh hati mencintaiku. Bukan seperti saat ini yang cintanya terbagi. Maaf, Mas. Jika harapku tinggi, tapi apakah aku salah? Kau masih suami sahku?" Buliran bening memancar dari kelopak mata Bela, rasa sakit di hati mulai tak tertahankan. Ia hanya ingin haknya kembali. Jadi wajar jika inginkan Nadia segera pergi. "Berikan aku waktu untuk melakukan semua itu lagi, Bela. Bagiku sangat sulit untuk melakukan itu semua lagi.""Sulit karena apa, Mas? Karena Nadia? Iya?" tanya Bela. "Kau pasti lebih paham dan mengerti dengan yang kurasakan," jawab Marvel. "Berarti dugaanku memang benar. Cintamu sudah terbagi. Aku tak tahu apa yang membuatmu bisa berpaling ke lain hati." Bela langsung menutup pintu kamar, mengunci dari dalam dan menangis sejadi-jadinya di atas tempat tidur. Tak peduli, sang Suami mau tidur di mana malam ini. Yang jelas, ia tak ingin diganggu dulu. "Andai kau m
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Tidur Berempat

Marvel mendobrak pintu, sebab sudah tak sabar untuk melihat keadaan Bela di dalam kamar. Setelah pintu berhasil dibuka, ternyata tidak ada yang terjadi. Hanya saja, istri pertama tertusuk jarum jari-jari tangannya. "Kau kenapa?" tanya Marvel. "Ini lo, Mas. Tanganku kena jarum, tadi aku mau menjahit kemejamu yang sobek. Lagian Nadia ke mana saja, kemeja sobek aja gak dijahit," ucap Bela. "Kamu juga, kenapa harus repot-repot mengurus kemeja yang sobek sih! Ini sudah larut malam, kenapa tidak tidur saja?" tanya Marvel. "Aku memang selalu saja salah di matamu, Mas. Apa memang sudah tak ada rasa cinta di hatimu untukku?" tanya Bela. "Kau jangan berulah lagi, Bela. Aku lagi gak mood untuk bertengkar lagi denganmu. Berikan aku waktu untuk semua ini? Bukan kamu saja yang bingung dengan keadaan sekarang. Namun, semua juga bingung!" seru Marvel. Pria itu pergi meninggalkan istri pertama, sedangkan istri ke-dua memberikan perhatian pada Bela. "Aku coba obati ya, Mbak!" kata Nadia. "Tidak
last updateLast Updated : 2022-07-05
Read more

Menggugat Cerai

Setelah semalam Nadia berhasil untuk pergi dari kamar Sherina dan tidur di ruang tamu. Pagi ini dia sudah menyiapkan berbagai macam sarapan untuk keluarga itu. Selayaknya asisten rumah tangga yang hanya tinggal di rumah bersama majikannya. Ingin sekali wanita itu menggugat cerai terlebih dulu. Namun, ia tak memiliki biaya. Pasti biaya yang dibutuhkan juga tidak sedikit. Uang kuliah saja sudah membuatnya kebingungan, apalagi biaya untuk menggugat cerai sang Suami. "Mungkin aku akan belajar untuk tidak terlalu memikirkan kehidupan rumah tangga yang rumit ini. Kujalani saja sesuai takdir yang sudah ada." Selalu saja pikiran itu yang membuat Nadia mampu bertahan. "Apa perlu kubantu?" tanya Marvel saat ke dapur. Pria itu sudah bangun sebelum Nadia terbangun, tapi masih mengerjakan pekerjaan kantor yang harus diselesaikan sekarang juga. "Mas duduk saja, biarkan aku yang menyelesaikan semua." Marvel tidak mematuhi apa yang dikatakan Nadia, justru pria itu membantu sang Istri menyiapkan s
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

Surat Marvel

"Ayah ke mana, Sherina?" tanya Bela saat melihat tinggal sang Anak duduk seorang diri. "Ayah sudah pergi, Ibu. Ayah menitipkan ini," jawab Sherina sembari memberikan kertas putih yang sudah ada tulisan di dalamnya. [Teruntuk Bela, aku sudah mendengar semua yang kau katakan pada Nadia. Kamu sebagai istri pertama tidak berhak memutuskan sesuatu yang aku sendiri belum setuju untuk menghendaki. Berilah aku waktu untuk memikirkan semua, dan untuk Nadia. Tolong berikan aku kesempatan untuk berpikir sejenak. Jangan gegabah untuk menuruti semua permintaan Bela. Kau itu istriku, sudah jelas kau harus mendengarkan apa yang kukatakan bukan perkataan Bela.]Itu lah isi dari surat yang Marvel tinggalkan untuk ke-dua istrinya. Membuat Bela semakin marah pada perempuan yang saat ini tengah berdiri di sampingnya. "Ini semua gara-gara kamu! Andai saja kau tak pernah hadir dalam kehidupan rumah tanggaku!" cetus Bela. "Apa yang ditulis mas Marvel, mbak?" tanya Nadia yang mengira pasti isi surat itu
last updateLast Updated : 2022-07-10
Read more

Marvel Pergi

"Ke mana mas Marvel, kenapa jam segini belum pulang ya?" Bela berbicara sendiri sembari memperhatikan jam tangannya. Sudah lebih setengah jam wanita itu berdiri menunggu kehadiran sang Suami yang belum pulang dari kantor. Jam juga sudah menunjukkan pukul 00.00, tak biasanya juga pria itu belum pulang padahal sudah larut malam. "Mbak Bela, alangkah baiknya istirahat dulu. Soalnya sudah malam, biar aku saja yang menunggu mas Marvel." Nadia mencoba membujuk Bela. "Kamu tidak usah pedulikan aku, ini semua karenamu!"cetus Bela. Pesan yang dikirim istri pertama itu akhirnya dibalas Marvel, ternyata sang Suami memang takkan pulang. Ingin menenangkan hati dan pikiran dalam beberapa hari ke depan, bahkan pria itu tidak memberitahu di mana keberadaannya sekarang. Bela merasa putus asa, ia pun ke kamar dan merebahkan tubuhnya. Sedangkan Nadia yang memang tidak tahu apapun juga ikut istirahat malam ini. Kepala keluarga yang seharusnya ada di rumah itu sudah tak lagi ada. Kini hanya sisa mer
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

Teriakan Sherina

"Jadi ini kelakuan kamu saat mas Marvel tidak ada di rumah? Kamu main belakang?" cerca Bela saat turun dari mobil dan menghampiri Nadia dengan menggengam tangan Sherina. "Maksudmu apa, Mbak. Kenapa menuduhku?" "Kau ngaku saja! Lantas, siapa pria yang barusan mengendarai mobil bagus itu?" tanya Bela penuh selidik. "Pemilik mobil itu dokter Ilham," jawab Nadia pelan. Wanita itu memang sengaja tidak menjawab dengan nada emosi juga, sebab tak ingin memancing keributan yang lebih besar. Bela melihat ke arah Sherina, lalu tersadar kalau ia tak boleh terlihat kasar dan jahat. "Ayo, Sherina! Lebih baik kita masuk saja, dari pada harus meladeni ibu tirimu yang gak tahu diri ini!" ajak Bela. Sherina yang tak mengerti apa pun mengangguk pelan, mengikuti semua yang dikatakan Bela. 'Kapan mbak Bela akan berhenti menghasut Sherina?' titah hati Nadia yang saat ini sedikit terluka karena melihat perubahan sikap Sherina. Wanita itu menyusul Bela dan Sherina masuk ke rumah, mulai mengerjakan pe
last updateLast Updated : 2022-09-03
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status