Elan meredam emosinya sendiri saat melihat kotak bento yang tengkurap, semua isinya tercecer di lantai. Ingin marah tapi tak seharusnya. Ingin teriak di depan Dina tapi tak tega. Baru kali ini ada wanita yang memperlakukannya serendah ini. Tapi kali ini ia tidak boleh memandang Dina hanya sebagai wanita, melainkan sebagai calon ibu dari anaknya yang mungkin kini bergantung di tubuh belia Dina. Jika biasanya ia menggunakan jasa beres-beres rumah tiap dua hari sekali, tidak demikian kali ini. Ia harus turun tangan langsung membereskan ulah Dina. Sekejam apapun Dina berulah, ia menjaga emosinya, sadar, semua ini karena salahnya. Tak boleh gegabah untuk marah. Ia harus sabar sekalipun Dina nanti akan lebih keterlaluan. Seperti yang ia baca, ibu hamil punya emosi yang tidak stabil, sebentar manja, sebentar marah, sebentar lagi bahagia. Meskipun ia tak ingin Dina buru-buru hamil agar tak menyusahkan kuliahnya, tapi semakin hari ia semakin yakin
Read more