Beranda / Romansa / Crazy Woman / Bab 91 - Bab 100

Semua Bab Crazy Woman: Bab 91 - Bab 100

124 Bab

89 : Pindah Haluan

“Papah tertarik ke bidang konstruksi deh,” kata Antara di tengah kegiatan sarapan keluarganya. Seluruh Ananta kumpul di meja makan kali ini, momen yang langka sekali. Ria dan Randy menghentikan kegiatan menyuapnya dan meletakkan sendok garpu secara bersamaan. “Are you serious? Mau meninggalkan FMCG?” tanya Ria memastikan perkataan papahnya barusan. “Nggak ninggalin juga. Kan baru bilang tertarik, belum pasti akan ke sana.” Antara mendelik sebal ke arah dua anaknya. “Lagian tiba-tiba bilang begitu, apa tidak mengejutkan,” balas Ria dengan mencibir. “Kalau Papah ke konstruksi, yang megang Pusat siapa?” Randy ikut menyuarakan kebingungannya. Sang papah jika sudah bicara pasti akan kejadian. “Loh, kamu dan Ria ada di sana. Tiga bulan terakhir adik kamu loh yang memimpin Pusat,” kata Antara yang membuat Ria kesal mengingat masa itu. “
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-09
Baca selengkapnya

90 : Kerja

"Heh, anak baru," panggil Annet pada Ria yang baru duduk di kursinya. "Gue punya nama!" sentak Ria. Ia sudah menahan kesabarannya dari pagi. Jika sorenya diganggu juga, bersiap saja mulut jahanamnya keluar. “Nggak penting nyebut nama lo!” “Nggak penting juga jawab perkataan lo berarti,” timpal Ria tak mau kalah. “Bellin gue kopi di bawah dong,” suruh Annet seolah ia pemilik ruang OPR. “OB ada.” “Gue maunya lo yang beli.” Annet kekeh dengan perintahnya. “Gue nggak mau,” balas Ria cepat. “Lo berani lawan gue?” tanyanya dan berdiri dari kubikel. “Berani lah! Siapa lo emang? Manajer bukan, direktur bukan, CEO bukan, gayanya kek pemilik perusahaan aja,” cibir Ria dan melempar tisu yang digunakannya barusan ke arah tempat sampah di bawah mejanya. “Awas lo, ya!
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-11
Baca selengkapnya

91 : Marah

Tiga hari berlalu semenjak terakhir mereka makan malam di sate Kim Tek Palmerah. Tian mengikuti perkataan Ria untuk tidak bertemu dengannya dalam beberapa hari ke depan. Masing-masing sudah kembali pada kesibukannya. Trending topic masih dipenuhi oleh Tian dan GMC serta Monokrom yang tak kunjung melakukan klarifikasi. Tian sendiri memilih bungkam dan tidak mau memusingkan berita di luar sana. Ia juga tidak berniat meluruskan maupun menyangkal berita tersebut. GMC yang sudah tahu keinginan Tian memilih menghormatinya. Mereka tahu rasanya hidup bertahun-tahun terkekang oleh peraturan tak kasat mata di dunia hiburan, bahwa seorang anggota boys group tidak boleh memiliki kekasih. GMC dan Tian sudah berdamai dan saling mengungkapkan perasaan terpendam selama beberapa waktu terakhir. Mereka kembali bekerja untuk sebuah brand dan tapping untuk acara mereka yang lain. Beralih pada kesibukan Ria, perempuan tersebut sudah menjalani harinya d
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-13
Baca selengkapnya

92 : Kakek Cemburu

"Kamu tahu, cucu kamu sama persis seperti dirimu waktu muda. Memiliki harga diri yang tinggi dan tidak suka hidup dalam skenario manusia," aku Wira pada lelaki tua di hadapannya. "Hahaha, aku tidak tahu jika dia meniruku pada sisi itu." "Tempo lalu, aku berkunjung ke agensi ketika mendengar permasalahan agensi dengan artis besar mereka yang tak kunjung usai. Aku pikir masalahnya sangat rumit sehingga berlarut-larut, ternyata hanya perbedaan pandangan dalam menyikapi masalah tersebut," ungkap Wira begitu mengingat kunjungan terakhirnya ke Monokrom dan mendengar semua pertengkaran yang terjadi antara Haris dan Tian. "Bagaimana keputusannya? Aku tidak suka cucuku jadi murung seperti itu akibat permasalahannya dengan agensi." Hartanto melakukan bidikan kembali pada papan di depan sana. "Aku meminta Haris untuk berhenti merecoki artisnya untuk permasalahan yang seharusnya bisa ditangani oleh agensi. Apakah aku salah memilih CEO ya, Har?
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-14
Baca selengkapnya

93 : Teror

Ria masih kepikiran dengan pertemuannya dua hari lalu di tempat panahan. Ia tidak menyangka bahwa Wira dan Hartanto berteman sedekat itu. Bodohnya ia yang langsung bersikap seolah hanya ada dirinya dan Hartanto di sana. Mungkin jika temannya Hartanto adalah orang lain, ia tidak begitu peduli menunjukkan interaksinya dengan Hartanto. Namun, orang tersebut Wira, loh. Kakeknya sendiri! Ria mengerti kekecewaan yang dirasakan oleh lelaki tersebut. Ia juga sering merasa kesal jika papahnya lebih memperhatikan Reno dibandingkan dirinya. Ria mengetukkan kepalanya pada sisi kiri kubikelnya. Ia merasa bersalah, sungguh. Tapi ia tidak tahu harus berbuat apa untuk memperbaikinya. Bahkan Wira tidak pernah menghubunginya. Dirinya juga tidak pernah menghubungi, sih. "Aarrgghhh." Mengacak-acak rambutnya hingga terlihat seperti rambut singa. Ia tidak memiliki gairah untuk melakukan apapun. "Kerja, hey! Stresnya ditahan dulu, deadline d
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-16
Baca selengkapnya

94 : Apartemen

"Perketat penjagaan! Jangan terima paket dari siapa pun mulai sekarang. Makan harus dengan segel dari Papah agar tidak keracunan." Dan masih banyak lagi perintah Antara yang sangat berlebihan. "Mulai besok Fikri ikut berjaga di ruangan kamu." "Pah!" teriak Ria dengan refleks. Ia sedang nyaman menjalankan hidup tanpa pengawal 24/7 di sisinya. "Atau kamu mau berhenti kerja aja?" Ria menggeram akibat opsi yang ditawarkan sang papah. Tidak ada yang menyenangkan hatinya. "Bondan sudah Kakek urus. Dia langsung patuh dan berjanji untuk mengikuti hasil analisis dari OPR internal. Dia juga berjanji untuk tidak mengintimidasi karyawan yang tidak mengikuti perintah anaknya. Putrinya sudah Kakek beri pelajaran melalui Dio," kata Wira menyampaikan hasil pertemuan siang tadi dengan Bondan. Wira ikut makan malam bersama di kediaman Antara. Atau lelaki tersebut akan tinggal bersama mereka mulai sekarang? Ananta tidak pernah ada yang k
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-18
Baca selengkapnya

95 : Call

[Christian H.] : Selamat pagi, Boo. Lagi ngapain nih? [Christian H.] : Boo Begitu isi pesan yang dikirim Tian sampai puluhan kali. Ria yang sedang bekerja merasa geram dengan getaran ponselnya yang tiada henti. [Ria A.] : bisa diem nggak? Brisik! Tian senang mendapati pesannya terjawab. Ia buru-buru mengetik kembali pesan selanjutnya. [Christian H.] : Booooo, kangen 😌 [Ria A.] : Y Astaga, boo-nya tidak pernah berubah. Selalu jutek jika berbalas pesan. Tak menunggu waktu lama, Tian menghubungi Ria melalui panggilan video. Ria menghirup nafas dalam-dalam, mengeluarkan secara perlahan. Belum cukup mengganggunya melalui pesan, lelaki tersebut malah meneleponnya. Tahu tabiat Tian yang tidak akan menyerah, Ria mengalah dan menjawab panggilan tersebut. Ia sudah menggunakan handsfree pada telinga kanannya, agar volume bicaranya tidak terlalu besar ketika berbicara. "Selamat pagi, Ria-ku, cantikku," sapa Tian dengan sebutan yang menurut Ria menjijikan. Ia mengedikkan bahu merespon per
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-20
Baca selengkapnya

96 : Gosip Murahan

"Boo, aku udah di lobby," ujar Tian di jam 5 sore sesuai kesepakatan mereka.  "Tunggu, lagi rapihin meja dan siap-siap turun. Kamu bawa mobil yang mana?" tanya Ria memastikan agar ia langsung masuk ke mobil.  "Porsche kuning."  "Porsche kuning mulu. Ganti yang lain, dong. Kamu nggak bosen jemput aku pake itu mulu?" Suara Ria sarat akan kekesalan. Bukannya apa, setiap mereka jalan, Tian selalu menggunakan mobil tersebut. Padahal mobilnya banyak loh. Dan ia seorang Christian Hartanto, seorang artis besar dengan penghasilan tiap tahunnya mencapai ratusan miliar.  "Ya gimana dong? Aku udah terlanjur nyaman. Kamu tahu aku orangnya kalau udah nyaman setia hanya pada barang tersebut. Sama kayak aku ke kamu." Perkataan di akhir kalimatnya membuat Ria memutar bola mata malas.  "Mau pakai mobil aku aja? Lexus hitam biasa," ujar Ria mengajukan mobilnya untuk mereka gunakan.  "Kamu juga apa bedanya? Lexus terus, kayak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-22
Baca selengkapnya

97 : Borjuis

Semakin Ria diremehkan, semakin jadi ia menunjukkan hartanya. Seperti keesokan paginya, ia sudah memanaskan mobil Ferrari 599 GTO miliknya yang tertimbun di garasi bawah kediaman Antara. Ia jarang sekali mengendarainya karena tidak begitu menyukai sport car. Seperti kebanyakan barang branded yang dimilikinya, Ria mendapatkan mobil tersebut karena diundang langsung oleh manajer pemasaran Ferrari di Indonesia yang cukup mengenalnya. Mobil yang diproduksi hanya 599 unit secara global tersebut, ditawarkan pada kaum borjuis yang sudah mempunyai nama di kalangan brand ternama, Ria salah satunya. Manajer tersebut kala itu menghubunginya karena mendapatkan kontaknya dari brand Mercedes Benz. Seharusnya tidak boleh menyebarkan seperti itu, namun karena sang manajer butuh menggaet orang-orang royal nan banyak harta, langkah apapun akan mereka tempuh demi mencapai target penjualan.Nama Ria sudah dikenal sebagai target pembeli yang akan mengeluarkan uang cuma-c
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-24
Baca selengkapnya

98 : ......

"Kenapa belum sampai juga?" tanya Antara heran. Tidak butuh waktu yang lama dari lantai 30 ke lantai 50 letak ruangannya berada. Antara menghubungi kembali ruang OPR. “Sudah jalan belum orangnya?” “Sudah dari 15 menit yang lalu, Pak.” Jawaban dari orang tersebut semakin menambah kecurigaan Antara. Dengan tidak sabar, Antara menghubungi Ria. “Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi.” Suara operator wanita menyambutnya. Entah mengapa, hatinya semakin resah. Apakah putrinya baik-baik saja? Tidak biasanya ia kehilangan kontak seperti ini. Antara berniat menghubungi Randy sebelum kegiatannya terinterupsi oleh seseorang. “Tuan, ada insiden di lift,” kata Andre memberitahunya. “Sudah panggil teknisi?” tanya Antara berusaha tenang. “Sudah. Sudah menghubungi damkar terdekat juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status