Home / Romansa / Belongs to the Player / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Belongs to the Player: Chapter 11 - Chapter 20

42 Chapters

10. How Old You?

 ✔ RATE️✔ Coment️✔️Share✔️ Happy ReadingChapter 10 How Old You? Alva mengecup bibir Sidney perlahan kemudian matanya menjelajahi seluruh wajah cantik Sidney. Ia menyingkirkan rambut di pipi Sidney, menjepitnya di belakang telinga dan berucap, "Apa aku terlalu kasar?" Sidney perlahan membuka matanya dan pandangannya bersobok dengan mata cokelat pekat pria yang baru saja mencumbui bibirnya untuk pertama kali, juga ciuman pertamanya. Kenarin malam, Alva memang mengecup bibir Sidney, tetapi kecupan itu hanya sebatas kecupan. Bukan ciuman apa lagi cumbuan dalam seperti yang barusan mereka lakukan. "Kau melakukannya dengan baik," ucap Sidney dengan pelan. Entah baik atau tidak, yang jelas ia menikmati cara Alva mencumbui bibirnya. Bibir Alva melengkung membentuk senyuman, ujung jemarinya menyentuh alis Sidney. "Kurasa kita perlu beberapa gelas wine." 
Read more

11. No Plan for Lover

  ✔ RATE️✔ Coment️✔️Share✔️ Happy Reading Chapter 11   No Plan for Lover     Sidney mengira kencannya dengan Alva berakhir dengan cepat setelah Alva mendapatkan pelepasannya yang pertama. Tetapi, ia salah karena Alva ternyata menyatukan kembali tubuh mereka. Diam-diam Sidney menghela napas lega sembari berusaha membiasakan diri terhadap Alva yang memenuhinya, sesak dan masih terasa nyeri meski dibandingkan rasa sakit saat pertama Alva memasukinya kali ini ada rasa lain yang lebih menyiksanya. Perasaan menuntut di dalam tubuhnya yang berdenyut-denyut hebat.   Ia mencoba mengimbangi gerakan pinggul Alva, mencoba menyelaraskan setiap benturan tubuh mereka. Sorot mata Sidney mendamba menatap Alva yang bergerak di atasnya dengan lembut.   Erangan Sidney dan geraman Alva berbaur di udara, tidak ada lagi bayangan Gabe yang menyusulnya ke Dubai, tidak ada lagi bayangan Geral
Read more

12. Breakfast

✔ RATE ️✔ Coment ️✔️ Share ✔️ Happy Reading   Chapter 12   Breakfast   Untuk pertama kali sejak ia memutuskan tinggal di London, Sidney belum pernah merasakan marah kepada Gabriel hingga ingin mencekik sepupunya yang untuk pertama kali pula tidak mendengarkannya. Biasanya Gabe selalu mendengarkan apa pun yang Sidney ucapkan, bahkan jika Gabe berniat mengencani wanita dan Sidney tidak menyukai wanita itu, Gabe akan menjauhi wanita itu.   Namun, kali ini Sidney hanya meminta Gabe untuk menunggunya di restoran dan Gabe tidak bersedia. Gabe memaksa Sidney agar membukakan pintu kamarnya dan seperti halnya Gebe yang bersikukuh dengan keinginannya, Sidney juga melakukan hal yang sama.   Ia mengacuhkan panggilan Gabe dan mengguyur dirinya di bawah shower meski sedikit terburu-buru, ia tidak ingin mengambil risiko tampil di depan Gabe dengan keadaan sangat buruk te
Read more

13. How Embarrassed

✔️ RATE️✔ Coment️✔️ Share✔️ Happy Reading Chapter 13 How Embarased Sidney mencoba untuk tidak memikirkan Alva, tetapi usahanya sia-sia. Sepertinya. Setiap kali membuka aplikasi Instagram, secara tidak bisa dicegah oleh dirinya sendiri, jemarinya mengetik nama Alvaro Leonard dan menekan tombol cari. Kemudian saat ia membuka aplikasi pesan WhatsApp, ia juga dengan sengaja melihat percakapan mereka sebulan yang lalu. Andai tidak terlibat kencan satu malam, pastinya ia tidak perlu merasakan perasaan resah yang melanda batinnya ditambah lagi dengan tubuhnya yang bereaksi mendambakan Alva setiap kali ia mengingat bagaimana telapak tangan pria itu membelai kulitnya, bagaimana bibir Alva menjelajahi leher dan dadanya. Mengingat bagaimana kulit Alva bergesekan dengan kulit terdalamnya, bagaimana pria itu menggeram saat mencapai pelepasan. Sekar
Read more

14. Trying with her Finance

   ✔️ RATE️✔ Coment️✔️Share✔️ Happy Reading   Chapter 14   Trying with Her Finance Sidney urung melangkahkan kakinya, ia mundur dua langkah kemudian berbalik dan berjalan dengan cepat menuju halaman belakang di mana ibunya sering menghabiskan sore hari di sana bersama ayah tirinya sedang menikmati teh dan biskuit sembari berbicara santai dan bercengkerama. Kebahagiaan menyelimuti kedua orang itu, Sidney sama sekali tidak menyangsikannya. Ayah tirinya sangat mencintai ibunya begitu pula sebaliknya terlihat dari
Read more

15. Deal with Gerald

   ✔️ RATE️✔ Coment️✔️Share✔️ Happy Reading      Chapter 15   Deal with Gerald   Lima hari kemudian tepatnya Senin malam Sidney dengan anggun melangkah memasuki restoran yang dipilih untuk makan malam bersama Gerald, ia mengenakan gaun berwarna ungu berbahan satin berkualitas tinggi bertabur glitter lembut yang berkilauan. Gaun itu dirancang dengan bentuk leher V rendah, bagian perut dibuat menyerupai korset dengan lipata
Read more

16. That's Problem

   Chapter 16   That's Peoblem Sidney ragu untuk menjawab panggilan dari Alva, menekan pengunci tombol di samping ponselnya dan membuat dering ponselnya berhenti kemudian meletakkan kembali ponsel di pangkuannya. Tetapi, Alva rupanya tidak menyerah karena ponsel Sidney kembali berdering dan ia melakukan hal yang sama hingga tiga kali. Sidney menghela napas dalam-dalam, berusaha untuk menepis bayangan Alva yang menari-nari di otaknya kemudian ia meraih ponselnya kembali untuk membuka pesan yang dikirim Alva. Temui aku di Rosewood hotel sekarang. Alva berada di London? Sidney nyaris menginjak rem mobilnya dengan mendadak, bukan karen
Read more

17. One Night in Dubai

   Chapter 17   One Night in Dubai Sidney muak setiap kali ia harus menggantikan Leonel menghadiri rapat pagi, setiap kali harus menginjakkan kaki ke Glamour Entertainment di mana semua orang yang ia jumpai akan menatapnya dengan tatapan aneh seolah-olah melihat orang asing di sana padahal ia adalah bagian dari Glamour Entertainment. Tetapi, ia tidak bisa untuk menolak permintaan Leonel karena bagaimanapun Leonel adalah saudara kembarnya dan mereka telah banyak kehilangan momen bersama, tidak ada pertengkaran masa kecil, atau memperebutkan mainan. Kehilangan masa kecil bersama saudaranya terkadang membuat Sidney berandai-andai bisa memutar waktu ke masa lalu agar kejadian mengerikan yang sebenarnya tidak mampu ia ingat tetapi a
Read more

18. I'm Engaged

   Chapter 18   I'm Engaged Leonel menarik kursi di samping Alva. "Apa Anda telah membaca kontraknya?" tanyanya kepada Alva. "Aku belum membacanya," sahut Alva seraya kembali ke kursinya. Leonel mengerutkan keningnya dan tatapannya mengarah kepada Sidney, ia merasa janggal karena Alva bersedia menandatangani kontrak tanpa membacanya terlebih dahulu. "Nona Johanson akan membacakannya untukku, bukan begitu, Nona?" tanya Alva diiringi senyum licik yang hanya dimengerti oleh Sidney. Sidney tersenyum manis. "Ya. Tapi, Anda mengatakan sangat percaya pada kami hingga tidak perlu membaca isi kontrak." "Aku yakin kontrak itu pasti menguntungkan kedua belah pihak," u
Read more

19. He Doesn't Deserved You

 Chapter 19 He Doesn't Deserve You Sidney menghela napasnya dengan lega karena berhasil membuat Alva keluar dari mobilnya, ia kemudian mengemudikan mobilnya menuju kantornya dan mulai mengerjakan rutinitasnya seperti hari-hari sebelumnya.  Membaca detail laporan penjualan harus dilakukan dengan teliti dan tidak bisa dilakukan dengan terburu-buru, Sidney memerlukan secangkir kopi. Ia bangkit meninggalkan kursinya dan melangkah menuju pantri kantornya, di kantor yang tidak terlalu besar itu ia memang tidak memperkerjakan pegawai khusus di pantri, hanya ada bagian kebersihan yang datang setiap pagi untuk membersihkan ruangan. Ketika hendak memasuki pantri, ia mendengar suara pegawainya yang mungkin sedang menyeduh kopi sembari mengobrol. Sidney memperlambat langkahnya karena jika ia memasuki pantri, dipastikan pegawainya akan membubarkan diri dan ia merasa menjadi bos yang men
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status