Semua Bab Belongs to the Player: Bab 1 - Bab 10

42 Bab

Prologue

  ImagePrologueSidney menjejalkan pakaian ke dalam koper tanpa memilah terlebih dahulu dari dalam lemari pakaiannya. Menurutnya, ia harus segera melarikan diri dari London, secepatnya. Tuhan tidak adil. Di mana anggota keluarganya bebas menentukan kisah cintanya sendiri, tetapi ia tidak. Tidak cukup sampai di sana, ia adalah cucu Sandra Smith yang seharusnya mewarisi bakat wanita itu seperti ibunya dan adik perempuannya. Keduanya mewarisi bakat mendesain perhiasan, sedangkan dirinya tidak. Bagaimana bisa? Bahkan Grace yang bukan keturunan asli keluarganya saja memiliki bakat membuat desain. Kenapa ia adalah pengecualian? "Kau tidak perlu pergi ke mana pun, sayangku," ucap Gabriel Smith, saudara sepupu Sidney. "Tidak, sebelum hidupku direnggut oleh pernikahan yang membosankan, aku harus mendapatkan impianku." Ia berencana pergi ke Rusia untuk membeli beberapa ribu hektar tanah di sana. Tanah yang diinca
Baca selengkapnya

1. Meet a Beautiful Woman

Chapter 1Meet a Beautiful WomanDubai, UEA.Alva menatap gadis-gadis yang silih berganti berlalu-lalang di depannya, mereka mungkin sedang mencari perhatian darinya. Sayangnya, sikap Alva mencerminkan jika ia tidak ingin mendekati gadis mana pun di pesta pernikahan adiknya. Grant, adiknya yang juga merupakan seorang pesepak bola memutuskan menikah di usia dua puluh lima tahun dan wanita pilihan adiknya berasal dari Dubai. Benar-benar Alva merasa jika adiknya pandai memilih istri karena Aliyah merupakan pengusaha yang terbilang sukses, tetapi di sisi lain Alva merasa jika selera adiknya sedikit aneh karena jarak usia Grant dan Aliyah terpaut sepuluh tahun. Aliyah terlalu tua untuk Grant. Alva sempat menentang niat Grant, mencoba mengembalikan kewarasan adiknya yang dianggapnya menguap karena dibutakan harta. Tetapi, Grant meyakinkannya jika Grant menikahi Aliyah karena cinta. Dan berbicara masalah cinta, Alva telah terlalu lama tidak merasakannya sej
Baca selengkapnya

2. Strange Feeling

Chapter 2Strange FeelingSidney tidak menerima uluran tangan Alva. "Bukankah kau tadi mengatakan tidak suka berdansa?" "Sepertinya aku berubah pikiran, kurasa tidak ada salahnya mencoba denganmu." "Tapi, aku tidak pandai berdansa," sahut Sidney dengan sopan.Alva mengedikkan bahunya. "Jadi kau menolakku?" Bukan menolak, wanita mana pun pasti tidak sanggup menolak Alvaro Leonard. Pesepak bola seksi yang sedang naik daun dan menjadi incaran klub besar di Eropa. Tetapi, ia tidak sanggup berada terlalu dekat dengan pria memesona itu.Pesepak bola asal Palma, Spanyol itu nyaris membuat lutut Sidney lemas hanya dengan menghirup samar-samar aroma parfumnya. Aroma khas maskulin pria itu melalui hidung Sidney dan masuk ke paru-parunya dan sepertinya menembus jantungnya. Mata cokelat pekat Alva yang dinaungi alis tebal gelap itu seperti mata seekor elang yang sedang mengintai mangsanya membuat tubuh Sidney terasa mengecil seperti seekor kelinci y
Baca selengkapnya

3. What do You Want?

Chapter 3What do You Want?Sidney sebenarnya tersinggung karena ucapan Alva yang dinilai kurang sopan meski nadanya santai dan terkesan bercanda, tidak sepantasnya Alva mengucapkan hal semacam itu padahal mereka baru mengenal. Tetapi, menimbang ia berada di pesta milik Aliyah yang merupakan rekan bisnisnya yang sangat berharga, Sidney memilih tetap menjaga sikapnya dan melanjutkan mengobrol hingga beberapa saat.Beberapa menit berlalu Sidney kemudian merogoh tasnya untuk mengecek jam di ponselnya. "Dan sepertinya ini sudah waktunya aku kembali ke kamar." "Aku akan mengantarmu ke kamar," sahut Alva. Sidney bergidik membayangkan diantarkan pria yang beberapa saat mengatakan akan mengantarkannya ke kamar, pria yang mulai menunjukkan sikap tidak sopan itu bisa saja mengambil kesempatan. "Terima kasih, tapi aku bisa sendiri." Alva diam-diam menggertakkan giginya. Selain menolakku apa kau selalu menolak semua pria yang mencoba mendekatimu? P
Baca selengkapnya

4. I Want You

Chapter 4I Want YouTerlepas dari sikap kurang ajar Alva, Sidney bersyukur karena pria seksi itu berbaik hati melepaskan satu sepatunya dan memosisikan tubuh Sidney dengan benar di atas tempat tidur sebelum melangkah meninggalkan kamar. Pria itu juga menarik selimut untuk menutupi tubuh Sidney hingga Sidney tidak perlu repot-repot mengurus dirinya yang bahkan tidak mampu lagi mengangkat kepalanya. Sidney memejamkan matanya, jemari tangannya menyentuh bibirnya yang mengulas senyum tipis. Ia masih bisa mengingat rasa bibir Alva di bibirnya dan aroma pria itu masih samar-samar berada di sekitarnya. Nyaris saja Sidney membukakan pahanya untuk Alva, atau mungkin untuk dirinya sendiri karena sejujurnya ia juga menginginkan pria seksi itu. Kencan satu malam bersama Alvaro Leonard sepertinya patut dicoba, tetapi Sidney bimbang melakukannya.Bukan karena ia memiliki tunangan, Gerald juga pastikan tidak akan peduli dengan apa yang dilakukannya. Ia dan
Baca selengkapnya

5. New Job

Chapter 5New JobBibir Sidney nyaris ternganga saat mendapati pengemudi Tesla yang Aliyah siapkan untuk membawanya menuju tempa off-road padang pasir yang menjadi tujuan wisatanya di Dubai. Bukankah pria itu mengatakan ingin tidur sepanjang hari? Kenapa sekarang berubah menjadi sopirnya? Meski sebenarnya di dalam benaknya riuh oleh kegembiraan karena bisa bertemu kembali dengan Alva, kesempatan yang ia kira telah hangus ternyata belum menjadi abu.Namun, ia tidak berniat menyapa Alva terlebih dulu. Lagi pula, bukankah memang tidak ada yang harus dibicarakan antara dirinya dan Alva? Sidney memilih bungkam, ia memasang sabuk pengamannya kemudian duduk dengan nyaman menikmati pemandangan yang terhampar sepanjang jalan di kota Dubai yang tentu saja sangat mengesankan. Cuaca yang hangat sepanjang tahun, pemandangan di tepi kolam renang yang langsung menghadap pantai. Ah, Sidney tiba-tiba berpikir untuk memperpanjang liburannya karena tur di gurun pasir saja
Baca selengkapnya

6. Off-road

️✔️ HAPPY READING Chapter 6Off-roadKetika mereka tiba di lahan parkir area off-road di tengah padang pasir dan mobil telah terparkir dengan sempurna, Sidney hendak membuka pintu mobil, tetapi tangan Alva lebih dulu mencekal salah satu pergelangan tangannya."Ada apa?" tanya Sidney berpura-pura tidak mengerti dengan apa yang Alva inginkan darinya.Alva melepaskan kacamata hitamnya. "Kau belum menjawab pertanyaanku."
Baca selengkapnya

7. Look Like a Couple

 ✔️RATE✔️KOMENT✔SHARE️✔️ HAPPY READING Chapter 7 Look Like a Couple  Alva mengakui Sidney memang wanita yang tidak mudah menyerah, terbukti wanita itu bersedia menerima tantangannya padahal jelas-jelas di medan off-road, Sidney kewalahan. Wanita itu ragu-ragu menginjak pedal gas Jeep-nya, atau mungkin lebih tepatnya memang tidak terlalu mahir menyetir. Sedikit tidak sabar Alva menginjak rem kemudian keluar dari Jeep-nya, ia berkacak pinggang tepat di tengah area off-road untuk menghadang Jeep yang dikendarai Sidney. "Ada masalah?" Sidney melongok melalui jendela mobil. Alva memberikan kode kepada Sidney untuk membuka kunci pintu Jeep lalu menarik hendel pintu. "Kurasa kau memerlukan sedikit bantuan." Ia telah menyelesaikan beberapa putaran, sedangkan Sidney menjalankan Jeep seperti mengendarai seekor unta.
Baca selengkapnya

8. Too Late

 ✔️RATE✔️KOMENT✔SHARE️✔️ HAPPY READINGChapter 8 Too Late Sidney kembali ke hotel dan membersihkan tubuhnya kemudian menyiapkan dirinya untuk bertemu Aliyah. Ia mengenakan one set berwarna abu-abu muda dengan gaya top crop dan celana longgar di atas mata kaki dipadukan dengan sandal hak tinggi rancangan Grace Johanson, sedangkan rambutnya ditata dengan gaya ekor kuda yang lumayan tinggi. Di bangku restoran tepi kolam renang hotel yang menghadap ke pantai dan menyajikan pemandangan langit berwarna jingga, ia tidak menemukan Grant, hanya ada Aliyah di sana. Wanita berambut hitam pekat itu mengenakan celana berbahan jeans dipadukan dengan atasan lengan panjang berbahan tipis nyaris transparan berlengan panjang dengan potongan leher rendah di dadanya dan rambutnya dibiarkan tergerai panjang hingga mencapai pinggangnya. "Aku tidak melihat suamimu, di mana dia?" tanya Sidney setelah sed
Baca selengkapnya

9. Let's End

 ✔ RATE️✔ Coment️✔️Share✔️ Happy ReadingChapter 9 Let's End Sekali lagi Alva tersenyum seraya menatap layar ponselnya dan meski telah berulang kali ia membaca pesan itu tetapi rasanya masih menarik untuk diulang. Sidney memang di luar prediksinya, wanita itu memiliki perhitungan yang sulit untuk dilawan dan ia yakin jika wanita itu memiliki kecerdasan yang luar biasa. Hai, tentang rencana kita malam ini, tolong beritahu aku di mana kau berada. Aku akan tiba pukul dua belas. Sidney Johanson. Pesan yang dikirimkan bernada ambigu dan bagian terakhir sangat mencengangkan karena nama keluarga wanita itu adalah Johanson. Alva pernah mendengar nama Johanson. Setidaknya salah satu perusahaan entertainment yang terkemuka dimiliki oleh Johanson Corporation. Ia menyangka Sidney adalah rekan bisnis Aliyah seperti yang lain, nyatanya anggapannya salah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status