Home / Sci-Fi / Sebening Tirta / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Sebening Tirta : Chapter 1 - Chapter 10

15 Chapters

Horrendoma

Jika saja nyawa mampu dibeli dari Tuhan, maka akan kubeli untuk kalian. Namun tidak, nyawa adalah sebuah pinjaman yang bisa diambil kapan pun sang pemberi pinjaman ingin mengambilnya. -RanuTirta-                                  ~○0○~   “Di mana ventilator? Kita butuh ventilator lagi, segera!” Seseorang dengan jubah serba putih berteriak kepada siapa saja yang mendengar di ruangan itu sembari terus berjalan. Sebenarnya, sedikit berlari.   Di tempat ini, semua orang berjalan dengan kesibukan dan pikiran mereka masing-masing. Beberapa terlihat serius dan gelisah yang lain seolah membawa beban sebesar gunung dalam pundaknya.   Beberapa orang nampak lalu lalang di sekitar koridor mengenakan setelan katun berwarna hijau mint atau biru muda. Tangan mereka nampak sibuk membawa berkas-berkas atau cairan-cairan berbau aneh yang di
Read more

Lorong Rahasia di Roof Top

Kita ini tumbal hidup. -Dokter Tirta-    Tak ada rahasia yang tak mampu kuselidiki, tak ada celah yang alpa dari pandangan mata, tak ada kode yang tak dapat terenkripsi. -Sang Elang-                                ~○0○~   Ini semua seharusnya tidak perlu terjadi. Jika saja di konferensi terkutuk tiga hari lalu itu Direktur membeberkan semua yang ia tahu tentang keadaan yang pasti terjadi. Lelaki misterius itu tahu banyak mengenai berbagai hal. Rahasia paling dalam, paling kelam yang dimiliki oleh dunia.   Tiba-tiba seisi ruangan ini seolah berada dalam tabung raksasa yang dilemparkan memutar ke udara, tubuhku sedetik merasakan seperti berada di ruang hampa udara. Kaki mencoba untuk tetap kokoh berpijak ke lantai, tangan refleks mencari sesuatu sebagai pegangan, perawat lelaki tadi, dengan sigap memegangiku.  
Read more

Konferensi Bawah Tanah

Kalian gila! Itu operasi bawah tanah yang berbahaya. -Peserta Konferensi, Pejabat Pemerintahan- Kamu memiliki daya analisis tinggi dan ingatan yang tajam. Maksimalkan semua inderamu. Lihat, dengar, raba dan rasakan aura sekitarmu. Perhatikan dengan seksama. Itu penting untuk hidup kita selanjutnya, mungkin juga berguna bagi orang banyak. -The Director (Grissham Aaron)-                                  ~○0○~ Sebuah ruangan semacam ball room luas menyambut kami. Ruangan ini sama sekali kontras dengan suasana mencekam dalam lorong yang terhubung ke sini. Tempat yang elegan dan futuristik, pendingin ruangan menyala dengan baik serta pencahayaan yang maksimal. Aroma vanilla bercampur wangi manis yang ringan sangat menenangkan syaraf, apalagi mengingat selapa bertahun-tahun yang kucium hanyalah bau alkohol gosok serta beberapa jenis obat-obatan lainnya. Lantai keramik tanpa
Read more

Kenangan Masa Lalu

“Tidaaakk, Zaa ....” Seorang wanita paruh baya berbadan montok memengangiku kuat-kuat sambil terus berbicara sesuatu, aku tidak begitu memperhatikan perkataannya.“Althaf, tenang, Nak. Jangan seperti itu, ada kami di sini.” Seorang wanita lainnya datang memeluk dengan wajah sendu.“Bu, jangan biarkan mereka membawa Za. Aku mau Za kembali, aku sayang Za. Rumah Za di sini, bukan?” Aku masih terus berontak sambil menceracau tak karuan, dua wanita yang memegangiku tak kuasa menahan haru, akhirnya lolos juga air mata yang mereka coba bendung.Hari itu, siang hari mentari tidak seganas biasanya. Angin sepoi bertiup menenangkan, cicit burung bersahutan dari kebun belakang diiringi dengungan serangga dan kecipak air dari sungai yang mengenai bebatuan. Namun, sendunya hari itu sungguh menambah remuk hati yang telah pecah berkeping-keping. Membuatku selalu membenci kecipak air dan suara kesiur angin dari tempat ini, mungkin selamanya.
Read more

Iblis Molekular

BAB V“Aku akan datang berkunjung, Al. Jangan sedih, kamu ndak marah ‘kan?” Seorang gadis cilik menghampiri lalu berjongkok di hadapanku sambil menggenggam erat jemari yang terkepal.Aku membiarkan air mata yang luruh melewati pipi lalu jatuh ke pangkuan tanpa berniat mengusapnya. Tubuh ini masih terduduk sambil mendekap lutut, bersandar di dinding sudut panti yang menghadap langsung menuju pereng. Jurang kecil yang di bawahnya mengalir sungai dangkal yang cukup deras dan banyak ekosistem ikan kecil hingga besar hidup di dalamnya. Semilir angin menggoyangkan rumpun bambu yang saling berhimpitan, batang mereka yang bergesekan menciptakan irama khas yang jika pada kesempatan lain, akan membuatku cukup merasa tenang. Namun tidak kali ini.Gadis bermata cokelat besar itu masih duduk di hadapan sambil terus menggenggam tanganku erat. Dia mencoba tersenyum dengan tingkah yang sengaja dimanis-maniskan untuk membuatku terkesan. Senyumnya rekah sempurna
Read more

Mimpi Buruk

Ikuti saja alurnya, melawan arus yang deras adalah kematian yang disengaja. -Sebening Tirta-                                 ~○0○~Hanya butuh waktu lima belas menit bagi Kiowa untuk mencapai titik ordinat yang ditunjukkan Ganesha. Tempat itu ribuan mil jauhnya dari kamar di mana seseorang dikejutkan dari tidurnya setelah puluhan mimpi buruk yang merongrong setiap malam. Benar-benar berada di tengah lautan luas, jauh dari daratan, hanya buih air yang bergelombang di hamparan luas berwarna biru yang nampak tenang. Pilot kiowa mulai bingung, dia diseranta di pagi buta untuk mengendarai kiowa sekonyong-konyong menuju lautan paling luas di permukaan bumi yang bahkan pelaut paling handal sekalipun dapat tersesat jika terlantar sendirian tanpa radar dan kompas apalagi saat gemintang justru bersembunyi di balik mega-mega.Tak ada sesuatu di tempat ini kecuali riak gelombang datar dari
Read more

Iblis Molekular 2

  Mereka gila, Lang. Kita sedang menciptakan iblis molekular di tempat ini. Hanya demi para kapitalis itu. -Ganesha- 25 April. “Kita tak perlu panik dengan rumor wabah virus Scarlett  yang belum pasti kebenarannya itu. Memangnya kalian sendiri sudah menyaksikan seberapa ganas virus tersebut?” Pria itu nampak begitu percaya diri berbicara. Dengan berusaha menampilkan segenap kewibawaan, ia benar-benar membuat pendengar awam percaya begitu saja hanya dalam sekali dengar. Lelaki itu, dia memang memiliki kharisma tinggi dan public speaking yang baik. Bahasa yang sederhana, intonasi yang terkontrol, gestur tubuh yang tegap dan meyakinkan, sorot mata yang tajam dan bicaranya yang mantap. Tambahkan saja dengan segudang prestasi akademik yang ia raih, berbagai penghargaan dari dalam maupun luar negeri serta akses penting yang ia miliki di setiap lini pemerintahan, lengkap sudah kesempurnaan strata sosial dan image pengetahuan terbentuk
Read more

Kissing

“Ranu, hei Ranuu!” Suara yang amat lekat di telinga mengagetkanku, membabgunkan dari lamun panjang kala pandangan terpaku pada dua sosok gadis cilik yang sedang berlarian di taman depan rumah sakit dengan dua anak lain ditunggui oleh -mungkin pengasuhnya- yang memakai baju seperti seorang baby sitter. Dari koridor di sudut lantai tiga ini pemandangan halaman depan Medica Center sungguh mengesankan.Jiwaku telah kembali ke raga setelah melintasi lorong waktu menuju memori enam belas tahun silam. Aku menatap sekitar dengan seksama, mengusap wajah dengan tangan kanan lalu sejenak menundukkan pandangan. Kurang dari satu menit, aku mengangkat kepala sambil mendesah keras, seolah ada beban yang masih menyumbat di rongga dada dan tak hendak keluar. Kenangan itu, seperti mimpi buruk yang datang menghapiri tanpa mengenal waktu dan suasana, bahkan dalam lamun seperti tadi dia dengan seenaknya berjingkat lalu melonjak-lonjak di atas kepala membuat syaraf berdenyut-denyut nye
Read more

Ancaman Middle East

Ruangan ini sebenarnya nampak sangat nyaman, sebuah meja kerja besar berada tepat di tengah ruangan dengan kursi portabel dengan dudukan halus yang terbuat dari beludru import. Latar di belakang sebuah dinding dari kaca tranparan searah bertirai gorden dari sutera import berwarna salem tinggi yang telah tersibak menampilkan pemandangan kota dengan gedung pencakar langit dan jalan layang yang melitas saling silang di sana-sini, gagang penyangganya berlapis perak dengan batu kecil yang tersebar berkilauan. Menara kenamaan iconic kota itu terlihat jelas menjulang dengan  angkuhnya. Sebuah pendingin ruangan diatur dengan suhu 18°C menyala di atas dinding kaca besar tersebut. Sudut dinding sebelah selatan terdapat sofa kecil dengan meja berukir yang dihiasi dengan pot bunga hidroponik. Di atasnya sebuah jam dinding yang antik terus berdetak tanpa henti dengan suara lembut yang khas.Pada meja utama tergeletak sebuah komputer portabel lipat berukuran standar, di sampingnya
Read more

Ancaman Middle East

Ruangan ini sebenarnya nampak sangat nyaman, sebuah meja kerja besar berada tepat di tengah ruangan dengan kursi portabel dengan dudukan halus yang terbuat dari beludru import. Latar di belakang sebuah dinding dari kaca tranparan searah bertirai gorden dari sutera import berwarna salem tinggi yang telah tersibak menampilkan pemandangan kota dengan gedung pencakar langit dan jalan layang yang melitas saling silang di sana-sini, gagang penyangganya berlapis perak dengan batu kecil yang tersebar berkilauan. Menara kenamaan iconic kota itu terlihat jelas menjulang dengan  angkuhnya. Sebuah pendingin ruangan diatur dengan suhu 18°C menyala di atas dinding kaca besar tersebut. Sudut dinding sebelah selatan terdapat sofa kecil dengan meja berukir yang dihiasi dengan pot bunga hidroponik. Di atasnya sebuah jam dinding yang antik terus berdetak tanpa henti dengan suara lembut yang khas.Pada meja utama tergeletak sebuah komputer portabel lipat berukuran standar, di sampingnya
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status