“Waktu naik delman sama om itu, aku seneng banget, Mbah. Kita diajak muter-muter. Omnya juga baik banget sama aku, sama Kakak.” Danis tiba-tiba bersuara. “Kenapa adek sama Kakak gak punya ayah, sih? Ayah kami sudah diminta Aira.”Hening, tidak ada yang menjawab. Bapak juga, dari bertemu Pak Irsya tadi, jadi pendiam.“Kan, Danis sama Kakak punya banyak orang yang menyayangi. Ada Mbah Uti, Mbah Kakung, Ibu, juga Tante Fani. Jadi, gak ada ayah juga gak apa-apa.” Ibu berusaha menghibur.Aku tahu, walaupun telah berkata demikian, pasti ada luka dalam hati wanita. Karena tidak bisa dipungkiri, perkataan Danis menyayangi hati semua orang terluka.“Tapi pengin kayak teman-teman, Mbah .…” Dinta ikut menyahut.Aku dan Fani kompak melihat ke arah Bapak. Beliau masih terdiam. Syukurnya, tak berapa lama, kedua anak itu tidur.“Nia, kamu tadi janjian?” Akhirnya, setelah ribuan detik
Last Updated : 2021-12-30 Read more