Sepulangnya dari rumah Agam, Iyan selalu memikirkan saran yang diberikan oleh kakak kandungnya itu. Ia menimbang baik buruknya bila Aira dimasukkan ke pondok pesantren. Tak lupa, dirinya juga meminta pendapat dari Nusri, juga Hanif. "Jangan sembarangan kalau bicara, Iyan. Mana ada anak sekecil Aira dibawa ke pondok? Gak! Ibu tidak setuju." Nusri menolak keras. "Ini Mas Agam hanya memberi saran, Bu. Tapi, aku berpikir kalau itu ada benarnya juga. Toh, di rumah saja, dia tidak ada teman," Iyan mencoba menguatkan pendapat Agam. "Apa kita coba setahun, Bu? Kalau Aira betah, maka dia bisa melanjutkan. Kalau tidak, ya, kita bawa pulang lagi," saran Iyan. "Buat anak itu jangan coba-coba. Kamu kalau meletakkan Aira di pondok, nanti dia sakit, dia tertekan, terus nanti sakit, nanti terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, bagaimana ayo?" Hanif ikut memberikan pendapat. "Aira mau dipondokkan, Pak. Bukan diletakkan seperti barang. Lagipula, terlalu jauh lah mikirnya Bapak ini," sahut Iyan. "
Last Updated : 2022-06-12 Read more