Jam tiga sore, tamu sudah berdatangan, Pak Irsya bangun, salat dan menemui mereka.“Calon suami Mbak Nia, ya?” Salah satu dari mereka memberanikan diri untuk bertanya.“Doakan lancar, ya, Pak.” Hanya itu jawaban yang diberikan Pak Irsya.Setelahnya, acara dimulai. Seperti permintaan bapak, pria itu memberi sambutan atas nama keluarga. Dia sudah biasa berpidato di depan umum, tentu hal ini tidak menyulitkannya. Selesai acara, satu per satu tamu pulang. Tersisa kami berdua yang duduk kelelahan di ruang tamu.“Nia, aku malas pulang. Kita nikah sekarang aja, ya?” Pertanyaan konyol keluar begitu saja dari mulutnya.“Jangan aneh-aneh! Nikah itu perlu daftar ke KUA,” jawabku sewot.“Tapi, aku gak mau jauh dari kamu, Nia.”“Gombal!”“Kamu janji, ya, jangan berubah pikiran.”Aku terkekeh. Saat bersamaan, terdengar deru mobil berhenti di halaman. L
Last Updated : 2022-01-01 Read more