Ingin menangis saja rasanya, Aquila sungguh merindukan tempat ini, rumahnya.Ia ingat betul setiap kejadian di sini, saat pertama kali menginjakkan kakinya di sini, saat ia akhirnya bisa merasakan kehangatan keluarga. Yah, sayangnya ia tak bisa berlama-lama di sini.Ducchess Aretha, sang ibu memeluknya erat sembari mengusap pucuk rambutnya. "Putriku, kenapa tidak mengabari kalau ingin pulang? Ibu kan jadi punya waktu untuk meminta pelayan memasakkan makanan kesukaanmu.""Eh, aku tidak ingin merepotkan," Aquila nyengir, "lagi pula aku hanya sebentar saja, kok,""Hmm? Putriku sangat sibuk, ya, rupanya," Ducchess Aretha melepas pelukan, ia menatap sang putri dengan tatapan lembut. "Oh ya, aku ingin bertemu dengan kakakku tercinta, dia ada di mana, ya?" Tanya Aquila yang sama sekali belum melihat batang hidung kakaknya itu. Biasanya, setiap kali pulang ke rumah, sang kakak adalah orang pertama yang menyambutnya."Alaster sedang bersama Duk
Read more