Semua Bab Balada Cinta ShaBar: Bab 61 - Bab 70

106 Bab

60. Alisha: Kangen?

Pagi yang menegangkan dan Akbar ngga bisa dihubungi dari subuh. Masa dia belom bangun, sih? Kan, udah nyampe Jakarta semalem?Padahal tadi malem, katanya, ngomongin kerjaan pagi aja, lagi jet lag, mau ngereceh aja. Sekarang ditelepon malah ngga diangkat-angkat, huh, sebel!Kuentakkan kaki kanan ke lantai.  Aw! Sakit. Lupa kalo masih ngga boleh kasar-kasar sama kaki biar pun perban elastisnya udah dibuka.Sampe Topan ngejemput, Akbar masih juga belom bisa dihubungi. Ih, ke mana, sih, tuh, anak? Masa masih tidur, jam segini? Apa jet lag-nya parah banget jadi masih serasa malem biarpun udah pagi?R
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-11
Baca selengkapnya

61. Akbar: Urusan Akhirat

Aku terbangun dan mendapati puluhan missed call dari Alisha. Hmm, dia pasti stress sekali pagi ini. Tak mengapa. Kadang kita membutuhkan tekanan yang kuat agar dapat melenting tinggi. Lagipula, aku tahu dia pasti bisa mengatasi Dewan Direksi. Kami sudah berdiskusi berkali-kali dan aku yakin, amunisinya untuk menghadapi petinggi Purwaka Grup sudah lebih dari cukup. Ia hanya butuh melangkah dengan percaya diri. Itu saja.Aku tiba di rumah Alisha, tepat ketika ibunya selesai menggembok pagar. "Icha udah berangkat dari tadi, dijemput Topan," beliau memberitahu setelah berbasa-basi seperlunya."Saya tahu," kataku, "saya ada perlu bicara dengan Tante."Ibu Alisha terlihat kaget tapi kemudian tersenyum dan mengangguk. Kami berbasa-basi d
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-12
Baca selengkapnya

62. Alisha: Let's Miaw Together

Hmm, mi ayam ini enak banget. Aku yang laper atau mereka emang sedikit ngubah resepnya? Udahlah, udah ngga sabar nyicipin dessert box bikinan Akbar.Kuambil kotak plastik itu dari freezer. Di bagian tutupnya ada emboss logo La Luna berbentuk bulan purnama. Bunga-bunga es yang nempel di tepi kotak bikin tutupnya susah banget dibuka pake satu tangan."Sini." Tau-tau Akbar udah berdiri menjulang di sampingku. Ngeliat dia real life kaya gini, rasanya kaya lagi di alam mimpi. Ya, Tuhan, dia ganteng banget, sih?Dengan seulas senyum disodorkannya kotak yang udah keb
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-13
Baca selengkapnya

63. Akbar: Cinta

"Jadi aku adalah tujuan keberadaanmu di sini?" tanyanya, memutar-mutar cincin di jari manis. Matanya seperti menatapku tapi tidak menatap apa-apa.Tak bisa kutebak arah pembicaraannya, seperti angin yang meliuk entah ke mana. "Aku sudah memilih mati, membiarkan Amanda mengambil jantungku."Alisnya mengernyit."Antara hidup dan mati, aku bertemu Ayah. Dia membantingku pada kenyataan. Mengingatkan bahwa masih ada janji yang harus ditepati. Aku janji membuatkan lima dessert box buatmu."Alisnya terangkat. "Kamu hidup untuk membuatkanku lima dessert box?"Ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-14
Baca selengkapnya

64. Alisha: Cincin

Cincin itu jatuh di samping kakiku, mantul sekali, trus brenti gitu aja."It's yours," katanya, "take it or leave it." Trus dia balik kanan, pergi ninggalin aku sendirian bareng cincin cantik itu.Aku duduk berhadapan sama cincin bermata putih yang cantiknya kebangetan. Di atas lantai parket, permata itu keliatan berkilau kaya bintang di langit malam.Duh, sayang banget kalo ngga diambil. Lagian, kata Akbar, aku boleh ngejual cincin ini, kan? Kalo liat kilaunya yang luarbiasa,  pasti mahal, deh. Akbar, gitu, loh, parfum aja ngasihnya yang ori. Ngga mungkin dia ngelamar pake cincin abal-abal.Kua
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-15
Baca selengkapnya

65. Alisha: Ujian

"Akbar?" Duh mati aku, ketahuan. "Mau ke mana?" Semoga dia ngga liat kalo aku nyaris mati karena grogi."Itu pertanyaanku.""Oh, ya. Lupa, mau ke Jogja, ya." Harusnya aku yang ke Jogja hari ini. Untung dia udah bisa gantiin."Kamu mau ke mana?"Hmm, kasih tahu, ngga, ya. Udah janji sama Naila ngga bakal ngasih tahu abangnya, tapi mau minta tolong sama siapa lagi? Akbar musti tahu, kan?Hhh, pusing. Kuedarkan pandang ke sekeliling demi nyari pengalih perhatian. Biar masih pagi buta gini, tapi orang-orang udah rame juga lalu lalang. Ada yang parah, tuh, ciuman di pojokan deket pintu masuk keberangkatan. Hadeh, kaya ngga ada kata besok aja.Eh, bentar, kaya kenal, deh, sama cowoknya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-16
Baca selengkapnya

66. Akbar: Rapat

"Kamu ...?"Aku menikmati keterkejutan di wajahnya, maafkan. "Cepat masuk, kamu menghalangi jalan," kataku merujuk pada pramugari yang berdiri dengan sabar, menunggunya beranjak.Alisha sedikit membungkukkan badan pada Si Pramugari, lalu masuk ke area tempat duduk. "Kamu keterlaluan," ucapnya geram dengan suara berbisik."Terimakasih." Aku tahu. Ibunya sudah memperingatkan sejak kemarin bahwa Alisha tidak suka diperintah, tapi aku tak bisa memikirkan cara yang lebih cepat. "Gimana caranya kamu pesen tiket buatku? Pesen tiket harus pake nomor KTP, kan?" tanyanya kesal."Sekadar mengingatkan, owner Purwaka Grup memiliki akses penuh ke d
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-17
Baca selengkapnya

67. Alisha: Dia ...

Dih, Akbar ngeri banget kalo lagi marah. Deket-deket, bacok! Iya, deh, iya, aku yang mimpin rapat. Sebenernya ngantuk, sih, secara semalem nyaris ngga tidur. Gimana lagi, packing baru selese setelah lewat tengah malem, padahal harus berangkat jam empat biar jam setengah enem udah nyampe bandara."Oh, maaf, Bu. Saya kira rapat kali ini langsung sama Pak Akbar," ujar Sekretaris GM heran tapi lega. Ha-ha-ha, dia pasti deg-deg-ser tiba-tiba disuruh nyiapin teleconference, padahal tadinya udah siap buat meeting offline. Mungkin juga udah ready segala printilan macam pen
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-18
Baca selengkapnya

68. Akbar: Terima Kasih

Aku terbangun dengan leher kaku. Saat membuka mata, pandanganku tertutup helaian rambut yang terasa halus. Aroma lembut bebungaan membelai penciuman. Astaghfirullah! Aku tertidur di pundak Alisha. Buru-buru kutegakkan punggung, tapi kepala Alisha malah jatuh di bahuku. Now what? Getar ponsel di meja mengalihkan perhatian. Notifikasi pesan dari Arta. Dia mengirimkan tautan ke postingan medsos disertai pertanyaan, "Apakah saya perlu memberikan pernyataan resmi, Pak?" Ck, apa lagi ini? Kubuka tautan yang dikirimkannya. Sebuah postingan dari akun gosip. Ah, gosip lagi. Entah yang keberapa. Mengapa orang-orang ini suka sekali mengurusi urusan orang lain?
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-19
Baca selengkapnya

69. Alisha: Teman Seperjalanan

Akbar bersikeras buat salat dulu, padahal aku udah laper banget. "Mushollanya tidak jauh dari food court, nanti setelah salat kita langsung makan," katanya manis banget. Ya, udah, deh, manut aja. Mushollanya ternyata lumayan juga. Ada satu keran buat berwudhu plus dua lembar sajadah, tapi ngga ada mukena. "Kamu bawa mukena, kan?" tanya Akbar, nyodorin ransel yang dari tadi dia panggul.Bawa, sih, tapi di bawah banget. Mana kepikiran buat salat di jalan. Akbar, nih, nyebelin, deh. Emang, sih, salat itu wajib, tapi, kan, kita lagi di perjalanan gini. Mana ini, kan, Jepang, bukan tempat yang gampang banget buat salat, ya, kan? Mana kutahu, ternyata bandara nyediain musholla. Perasaan waktu ke Amrik bareng Alex dulu, kita
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status