Home / Urban / EUFORIA / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of EUFORIA: Chapter 101 - Chapter 110

209 Chapters

Pertemuan Ratusan Bintang

Untungnya, aku bisa melewati masa-masa stress meski harus mengorbankan kesehatan sendiri karena mata tak dapat terpejam selama beberapa hari.Yang lebih aku syukuri, Elaine dan Kiana punya kontribusi yang sangat besar dalam hal ini. Elaine dengan caranya sendiri dan Kiana demikian.Gladis.Sudah beberapa minggu ia tak kunjung sadar. Setiap hari, aku selalu membesuknya di rumah sakit. Mengganti bunga di vas yang telah mulai kering. Berbicara sejenak walau sebenarnya aku tak pernah mendapatkan jawaban pasti.Bibir yang terkatup dan terlihat begitu pucat. Tubuh yang terbaring lemah dengan posisi yang tak pernah berubah. Suara alat elektrokardiogram dengan ritme yang teratur.Elemen-elemen itulah yang aku ingat, terpahat di pikiran sebagai kenangan yang mungkin akan sangat sulit terlupakan.Yang jelas, aku kembali beraktivitas seperti biasa.“Meet up lagi?!”“Ya, acara pertemuan dengan penggemar. Ini dilakukan unt
Read more

Dua Wanita Ular

Untuk menghindar dari Tante Wanda, aku berusaha melarikan diri ke gedung agensi dan bersembunyi di balik dinding.“Adrian sayang?! Adrian sayang! Ke mana kamu, Sayang!”Benar-benar perempuan berbahaya. Jika dia sampai mengetahui keberadaanku, bahkan berhasil menangkapku, yakin sekali bahwa diriku tidak akan bisa lolos dari cengkeramannya.Yang jelas, sebisa mungkin, aku harus bersembunyi di tempat-tempat yang tak dapat ia jangkau.Derap langkahnya terdengar semakin dekat. Dan itu mengharuskanku untuk mencari tempat persembunyian lain.Pandanganku mengedar ke seluruh koridor. Agar dia tidak mendengar derap sepatu pantofel yang kugunakan, segera kucopot.Langkah sempurna!Kemudian, aku melangkah pelan, naik ke lantai atas menggunakan lift. Tiba di lantai empat, semestinya aku sudah tak perlu khawatir lagi.Sayangnya. Saat berjalan mundur, punggungku membentur sepasang gundukan. Langkahku langsung terhenti.Samb
Read more

Para Penggemar Cantik

“Jadi, kamu lebih memilih untuk bersenang-senang sama dia, ya, Adrian?! Kamu tega sekali sama tante. Tega!”Apa-apaan dengan suasana penuh drama ini?Memangnya kami sedang berada di televisi dengan drama memuakkan, apa?Akibat itu, Sevanya jadi lengah dan aku bisa melepaskan diri darinya. Maka, kubiarkan saja keduanya bersiteru dengan argumen masing-masing.Lagi pula, mereka sama-sama ular berbisa. Jadi, tak apa-apa sekali-sekali bertemu dan saling adu ketahanan lidah.Untung saja, aku bisa kembali ke gedung aula, lalu menikmati segelas Wine yang dibagikan gratis, khusus untuk orang-orang dari agensi dan tamu undangan dari agensi lain.Saat mengalihkan pandangan ke beberapa stand, Nindya bersama gandengannya berdiri di stand yang memampang poster dirinya.Tak kusangka, dia malah melihat ke arahku dengan tampang seolah-olah ingin pamer kemesraan.Yang benar saja. Aku bukan lelaki lemah yang bisa menangis hanya karena
Read more

Kiana dan Jati Diriku

Tak pernah kusangka sebelumnya bahwa Kiana hadir di acara yang terbilang tak umum seperti pertemuan para bintang film panas dengan para penggemar.Meski pada kenyataannya, aku pernah menemukan gadis ini terlihat meneliti gedung agensi, tetap saja itu tidak memengaruhi apa pun mengenai dugaan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.Sebelum berhasil mengangkat langkah, Nindya malah menahanku dengan tangannya.“Lo mau ke mana, Adrian?”“Lepasin gue, Nindya. Gue nggak ada urusan lagi sama lo.”“Tapi, Adrian.”Tersebab buru-buru, aku melepaskan tangan gadis ini dengan kasar dan berjalan tergesa. Aku membaur di tengah keramaian.Beberapa pengunjung ingin mengajak berfoto dan meminta tanda tangan, tetapi tak kupedulikan.Bagaimanapun caranya, aku tidak ingin terlihat di mata Kiana sedang berada di aula ini. Bahkan sebagai seorang aktor film panas.Namun, langkahku terhenti sebab berpikir bahwa
Read more

Upacara Sakral Sepasang Kekasih

Menatap hamparan tanah yang dipenuhi oleh gedung-gedung pencakar langit serta lampu-lampu penerang yang gemerlapan di rooftop gedung aula, mataku menghampa.Sedangkan, Kiana masih berdiri di sampingku sambil memegangi besi pembatas yang setinggi pinggang.“Gimana bisa lo mengatakan kalau gue harus bahagia dengan kehidupan busuk yang gue jalani ini?”Tak ada respons darinya dalam beberapa menit. Kulihat matanya yang bening memantulkan cahaya yang sesekali bertemu dengan maniknya.Sungguh, Kiana memang keindahan yang tak memiliki batas. Entah, apakah ini berlaku juga ketika dirinya menua nanti.Yang kuyakini ialah, dia satu-satunya perempuan elegan dengan harkat dan martabat paling tinggi dan tetap menjadi teman bagiku setelah mengetahui jati diriku.“Kenapa diem, Kiana?”“Oh, maaf, Adrian. Aku jadi keasyikan karena pemandangan kota yang indah ini.”Orang lain mungkin akan begitu bosan melihat
Read more

Hitam dan Putih

Upacara sakral yang berlangsung sangat singkat. Sangat berbeda dari setiap aku melakukannya dengan perempuan lain.Yah, memang benar. Sebab, dia Kiana, bukan perempuan yang berprofesi sebagai artis film dewasa yang memiliki gairah amat tinggi dan berpengalaman.Bahkan saat diriku melakukannya, bibirnya tak sekali pun terbuka. Bibir itu hanya terkatup, tetapi memberikanku kesempatan untuk sekali saja menerobosnya masuk dengan pengecapku.Walau demikian, kepuasan itu telah aku raih. Kepuasan dalam konteks yang tak terlalu lama. Justru, mungkin aku lebih cenderung ingin merasakannya kembali.Sayang. Kiana mengalihkan pandangannya setelah itu.“Sorry, Kiana. Sorry, gue ….”Sungguh tak satu pun alasan terpikirkan di benak saat ini. Diriku terlampau takut bahwa gadis ini akan menganggapku seorang maniak atau apalah julukan lainnya karena langsung menciumnya tanpa izin.“Gue cuma penasaran.”Alasan yang
Read more

Sepucuk Bunga Busuk

Apa yang ada di tanganku sekarang adalah bunga yang telah layu dan bahkan membusuk. Sepucuk bunga yang pernah Gladis berikan padaku di saat dirinya belum mengalami kecelakaan.Ah, betapa aku ingat waktu itu. Aku langsung menyimpannya ke saku karena tidak mengerti apa yang sedang gadis itu lakukan.Dan sekarang, aku berada di ruangan tempat ia berbaring. Untuk kesekian kalinya, vas yang ada di nakas kuganti dengan bunga yang lebih segar.Sementara itu, bunga lusuh yang ada di genggaman, kuletakkan begitu saja di sebelahnya.“Gladis, sampai kapan lo bakalan di situ terus?”Kesedihan akhirnya kembali datang menusuk begitu perih ruang-ruang di kekosongan hati.Begitu malang, bahwa ia pun tak memiliki seorang pun yang begitu memperhatikannya.Tidak, tidak.Jika dikatakan tak memiliki, dia memiliki diriku sebagai seorang kakak yang kemungkinan besar telah gagal menjaga dirinya.Namun, ini tak dihitung, bukan? Sebab
Read more

Harapan yang Dikabulkan

Terlampau senang hatiku karena mengetahui Gladis tengah berusaha untuk meninggalkan dunia tempat ia nyaman saat ini.Kesekian kalinya, doaku dikabulkan oleh Dewa Penolong yang dulu pernah kukutuk sebagai Dewa yang mencurangi hidupku.“Lo pasti bisa, Glad!”Rasanya begitu tak sabar melihat dia kembali membuka mata, lalu melihat senyumannya seperti sedia kala.“Saya akan memanggil dokter.”Elaine pun turut antusias dan membantu. Dia keluar untuk menuju ruangan dokter, sekiranya bisa mendapatkan laporan kemajuan mengenai keadaan Gladis.Dia tengah berusaha sekarang.Meski diriku yang tidak percaya akan takdir, sejauh perkembangan Gladis yang telah sekian lama kunanti, persentase itu pun mulai bergeser ke kanan.Hingga pada akhirnya, doa itu seperti begitu banyak cahaya yang beterbangan di langit asa yang gelap. Terbang menyinari.Kedua mata Gladis terbuka meski mungkin masih dirasakan begitu berat. S
Read more

Carissa Rose yang Menggoda

Elaine sialan! Dia memintaku pergi ke sebuah hotel hanya untuk menjemput seseorang. Dia pikir aku ini sopir taksi, apa?Yah, meski aku memang tidak terlalu keberatan, sih. Dengan begitu, aku tidak sumpek berada di agensi terus. Jadi, aku bisa sembari menghirup udara segar.Tentu saja, tak lupa melihat-lihat para wanita bertubuh aduhai di hotel. Sepertinya, ide yang menarik juga.Meskipun aku tidak terlalu suka dengan orang asing dari luar negeri, setidaknya bisa membanding-bandingkan ukuran gundukan sudah begitu memuaskan bagiku.Coconut Hotel, sebuah bangunan yang menjulang tinggi di tengah-tengah kota, begitu dekat dengan pusat-pusat perbelanjaan dan jalan utama.Jadi, orang-orang yang ingin menikmati pemandangan kota, bisa menginap di hotel tersebut. Hanya saja, aku tak menjamin biaya sewa semalamnya murah.Bayangkan saja, hotel ini sudah tak diragukan lagi. Bangunannya saja memiliki 50 lantai. Sangat besar dan bisa menampung manusia satu
Read more

Kenikmatan Bersama Carissa

Carissa menjulurkan pengecapnya, sedangkan diriku terpejam sambil menebak-nebak apa yang akan wanita ini lakukan.Kesekian kalinya, aku menelan saliva.Dia memang wanita yang sangat memesona. Tak lagi aku bisa menolak. Mulai dari aroma tubuhnya yang merasuk ke hidungku, hingga kulit beningnya yang setara dengan artis-artis Hollywood papan atas.Tak lagi ada kekurangan yang kulihat pada sosoknya. Dengan begitu, aku sangat ingin menggerayanginya.Oh, tidak! Gairah liar dan pikiran kotorku lagi-lagi akan membuat masalah.Tak ada yang terjadi setelah beberapa menit mataku terpejam. Aku lantas mendengar tawa dari mulut Carissa.Kubuka mata perlahan. “Kenapa lo ketawa?”Dia pun menjauh dari diriku. “Insting yang sangat bagus, Adrian. Saya kagum karena sepertinya sudah terjadi monolog di dalam dirimu.”Sempurna! Bahkan dia mengetahui bahwa diriku sering kali bicara dengan diriku. Ah, kalau kalau tak mengerti, d
Read more
PREV
1
...
910111213
...
21
DMCA.com Protection Status