Saat membuka mata, lalu melihat jam yang terletak di atas nakas, jarum pendek telah menunjukkan pukul 10.00 pagi.Aroma masakan menguar hingga kamarku dan memicu rasa lapar yang sangat kuat. Akhirnya, tak berselang lama, perut pun berbunyi, menandakan telah ingin diisi oleh makanan yang lezat.Ternyata, aku bisa tidur juga. Dini hari itu, aku tidak tahu lagi apa yang terjadi. Yang jelas, aku hanya mengingat bahwa Carissa dan Elaine bisa lebih banyak menenangkan diriku.“Hai, Adrian! Selamat pagi, Sayang! Kamu sudah bangun ternyata.”Suara Carissa yang penuh semangat langsung menular pada diriku. Ditambah senyumannya yang merekah. Dirinya yang mengenakan celemek berwarna hitam terlihat sangat manis.Tak lupa, rambut panjangnya itu diikat dengan gaya kucir sehingga dirinya yang lebih tua dariku tidak terlihat cukup dewasa.“Bangunlah, Adrian. Ayo, sarapan dulu. Saya sudah membuatkanmu banyak sekali makanan. Kamu harus segera
Read more