Home / Urban / EUFORIA / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of EUFORIA: Chapter 141 - Chapter 150

209 Chapters

Akal Tak Lagi Sehat

Aktivitas panasku dengan Carissa terhenti seketika oleh sebuah suara yang bernada cukup tinggi. Segera aku turun dari ranjang, demikian dengan Carissa yang saat ini terlihat cukup terkejut.“Elaine?”Carissa terlihat cukup tegang menghadapi tatapan Elaine. Tatapan mereka cukup sengit.Akan tetapi, akhirnya Carissa kalah sehingga mengalihkan pandangan ke sembarang arah. Bergantian Elaine menatapku.Kerutan di dahi dan kedua alisnya yang mulai turun, sudah tentu ini merupakan tanda-tanda bahwa dirinya tengah menahan amarah.“Sorry, gue nggak bermaksud ….”Secepat kilat tangan Elaine menyambar Carissa dan membawanya keluar kamar. Keduanya bicara setengah berbisik.Telingaku tak bisa menangkap pembicaraan mereka. Akan tetapi, ini hal yang sangat mencurigakan bagiku.Apakah Elaine cemburu padaku karena melakukan hubungan dengan Carissa yang merupakan saudarinya?Bisa jadi seperti itu, kan?
Read more

Belajar Menjadi Suami

Bahkan meski semalam telah terjadi suasana menegangkan di antara kami, Carissa tetap tersenyum dan bersikap seperti biasanya di pagi ini.“Selamat pagi, Adrian.”Dan seperti yang kuduga, dia telah wangi. Rambutnya terlihat setengah basah yang berarti bahwa dia baru saja selesai mandi.Wangi parfumnya yang menguar di udara menjadi satu-satunya kesegaran yang membuat pagiku terkesan baik.“Oh, pagi, Carissa.”Segera aku bangkit dan merapikan tempat tidur.“Pagi ini, masak bareng, yuk.”Mulutku ternganga karena mendengar ajakan tersebut. Tak biasanya seorang perempuan mengajak laki-laki sepertiku untuk masak bersama.Yah, lagi pula, aku tidak pandai memasak. Menggoreng telur saja bisa berserakan di mana-mana dan aku terlalu takut terkena percikan minyak dari penggorengan.“Tidak mau?”“Mau, kok. Siapa bilang nggak mau.”“Habisnya, kamu tidak lan
Read more

Sandwich Pertamaku

“Kamu pasti capek, Adrian. Biar saya bantu saja, ya.”Carissa berusaha mengambil satu kertas plastik berisi bahan makanan. Sebenarnya, aku tak ingin membiarkan dirinya membantu.Sebab, isinya penuh dan cukup berat.“Nggak usah. Gue bisa sendiri. Lo siapkan aja peralatan dapurnya sana.”“Sudah. Jangan ngeyel. Sini, saya bantu.”Seperti yang terlihat, wanita ini memang keras kepala dan membuatku menyerah. Kuberikan saja padanya satu untuk dibawa masuk.Akan tetapi, saat membuka pintu, Carissa tiba-tiba sempoyongan. Tangannya bertumpu pada daun pintu.Aku segera berlari menggapai tubuhnya.“Carissa?!” Suaraku bernada panik. “Lo nggak apa-apa?”Digerak-gerakkannya kepala seperti orang yang tengah pusing.“Udah gue bilang. Gue aja yang bawa semuanya. Ya, ampun. Lo ngeyel banget, deh.”Kini, Carissa kembali berdiri. Namun, masih jelas kulihat
Read more

Tempat Berlabuhnya Cinta

“Adrian.”Diriku terpukau, terkesiap, terkagum, dan entah kata apa lagi yang bisa mendeskripsikan keterkejutanku atas penampilan Carissa malam ini.Dia mengenakan Maxi Dress. Sebuah gaun panjang yang hampir menyapu tanah, didominasi warna merah dengan motif bunga.Hal yang paling membuatku terkejut ialah bahwa dua gundukannya yang terlihat sangat terbuka, sempat membuat kedua pipiku menimbulkan rona kemerahan.Apalagi melihat gaya rambutnya yang diikat dengan model Beehive. Itu semakin membuatnya terlihat sangat dewasa.Tidak, tidak. Ini penampilan yang jauh berbeda dari saat dia mengajakku ke resepsi pernikahan waktu itu.“Saya sudah siap.”Dia berdiri beberapa jarak dariku sambil membawa dompet besar menggunakan kedua tangan.Kuanggukkan kepala, sebab mulut masih terkatup bungkam.Sekarang, dia malah tertawa melihat ekspresiku.“Kamu kenapa, sih, Adrian?”“Eh? Ngg
Read more

Terbongkarnya Tujuan Elaine

Aku dan Carissa berjalan-jalan di sekitar taman setelah selesai makan bersama di restoran. Wanita ini menggandeng tanganku dengan mesra, lalu membaringkan kepala di bahuku. Tentu saja, sambil berjalan seperti itu.“Saya baru kali ini merasa sangat nyaman bersama seseorang, Adrian. Selain kamu, tidak ada lagi yang membuat saya begitu nyaman.”Memang benar bahwa Carissa memiliki raut wajah yang begitu dewasa. Hanya saja, kadang dia terlihat sangat manja dan childish.Bukan apa-apa, sih.Aku pun begitu senang ketika dia memasrahkan seluruh hidupnya untukku. Kurasa, diriku begitu berharga baginya dan itu kerap kali membuat suasana hatiku sangat baik.Kuhentikan langkah di bawah pohon yang cukup besar dan tinggi.“Lo ternyata bisa kelihatan kekanak-kanakan juga, ya.”Carissa mengangkat kepala dan menatapku.“Memangnya salah kalau saya bertindak kekanak-kanakan?”“Nggak salah, kok. Gue
Read more

Kembali ke Agensi

Hari ini, aku berada di agensi. Setelah cukup lama tak berkunjung, ternyata tak ada perubahan sama sekali.Aku menatap ke setiap ruangan yang terbuka. Ada sesi syuting dan pemotretan yang dilakukan oleh para artis.Semenjak kepergianku, kurasa agensi ini baik-baik saja. Nyatanya, Carissa mengatakan hal yang berbeda tentang semuanya.Oleh sebab itulah aku berniat menemui Elaine. Yah, itung-itung untuk menyapa dan melihat aktivitas yang dia lakukan setelah aku benar-benar tidak pernah berkunjung ke tempat ini.Kuketuk pintu ruangan Elaine. Seperti biasa, dia selalu cepat menanggapi.“Masuk!”Kuputar kenop dan mendorong pintu. Elaine cukup terkejut melihat diriku yang menunjukkan batang hidup kembali ke ruangannya atau bahkan agensi ini.Tak lama, dia tersenyum kecut dan mulai membakar rokoknya.“Ternyata kamu.”Segera aku masuk dan memberikan wanita ini sebuah senyuman lebar. Lebih tepatnya hanya te
Read more

Laras dan Gairah

Tak habis pikir diriku dengan jalan pikiran Elaine. Dia mengetahui hubunganku dengan adiknya sendiri, tetapi mengizinkan seorang artis di agensi untuk melakukan percobaan hubungan seksual.Gila!Yah, benar-benar gila. Oleh sebab itulah aku segera kabur dari agensi. Mana mungkin aku mau meladeni perempuan asing yang bisa saja membuat hati Carissa terluka.“Adrian? Saya pikir kamu belum pulang.”Carissa menghampiri diriku yang tengah duduk di sofa.“Oh, iya. Gue baru aja nyampe rumah, kok.”“Oh, begitu.”Wanita ini duduk di sebelahku, lalu menumpu dagu dengan tangan.“Lalu, bagaimana? Kamu bertemu Elaine di agensi?Sebenarnya, aku tidak ingin membahas soal Elaine dan agensi. Kedua hal itu membuatku sudah benar-benar muak di tingkat paling tinggi.Memang benar, sih, yang Elaine katakan. Jika aku sampai tidak menurut pada prosedur yang telah tercantum pada kontrak, lalu memutu
Read more

Gairah Kelam

Laras semakin menempel pada tubuhku, matanya menatap lurus seolah-olah ada sesuatu yang ia tengah lihat.“Lo keras kepala banget!”Dia tak memedulikan perkataanku. Justru, tangannya semakin mencengkeram senjata kelelakianku.Sebab penasaran, aku menoleh ke belakang. Carissa berdiri, tepat di tengah-tengah tangga. Menatap diriku yang tengah diperlakukan semena-mena oleh Laras.Tak sempat aku terbelalak. Kontan saja kusingkirkan Laras dan berjalan menemui Carissa.Sayang. Dia berjalan naik dengan langkah buru-buru.“Carissa, tunggu!”Wanita ini tak memedulikan diriku. Lantas, kuraih saja tangannya ketika tiba di ujung tangga.“Tunggu, Carissa!”Dia berbalik badan, tetapi pandangan tertunduk. Yah, aku tahu bahwa dia sangat sedih melihat diriku tengah melakukan hal panas dengan Laras.Hanya saja, aku tidak sedang dalam posisi melawan saat itu. Seharusnya, Carissa bisa melihat bahwa
Read more

Cara Meninggalkan Dunia Imajinasi

Sebelum benar-benar mencapai puncak kenikmatan, kuhentikan gerakan tangan. Laras menatapku nanar. Sementara itu, aku menyeringai.“Gue nggak akan melakukannya lebih jauh.”“Kenapa, Adrian?!” Dia terkejut.Terdengar napasnya telah menderu hebat karena mendapatkan serangan bertubi-tubi dari kedua tanganku.“Karena gue nggak akan memberikan tubuh gue secara gratis sama lo!”Kulempar gaun yang berserakan di lantai ke tubuh Laras.“Pasang pakaian lo! Lo terlihat sangat memalukan!”Sudah tentu Laras tak menyerah. Dia menarikku lagi saat berjalan untuk menaiki tangga.“Lo nggak bakalan bisa lolos dari gue!”Segera kutepis tangannya secara kasar.Jika menjadi lelaki yang kejam adalah kunci untuk membuat wanita ini membenci diriku, maka itulah yang akan kulakukan.Benar saja, kudorong dirinya hingga terjungkal ke belakang. Untung saja dia tak kehilangan kes
Read more

Kebohongannya dan Kebodohanku

“Jadi, mulai hari ini, kamu kembali akan menandatangani kontrak untuk syuting, Adrian.Saya rasa, kamu sudah cukup bisa dikatakan sehat secara mental. Meskipun saya melihat dirimu sesekali masih melongo tidak jelas.Tapi, sebelum itu, kamu akan check up dulu.”Elaine menyodorkan sebuah perangkat Tablet yang layarnya telah menampakkan sebuah dokumen kontrak untuk aku tandatangani.Sesekali, diriku melirik ke arah Carissa yang tengah duduk di sofa. Begitu pun dengan Elaine yang juga memberikan tatapan sinis pada kekasihku itu.Tak lama, Carissa mengangguk pelan dan melemparkan senyuman padaku. Itu tanda bahwa dirinya tidak keberatan sama sekali.“Okay.”Maka, aku pun mengambil touch pen di sebelah Tablet, lalu menandatangani kontrak tersebut.Elaine tersenyum puas sambil menatapku dengan lamat.“Akhirnya, ya, Adrian yang sangat legendaris telah kembali lagi ke agensi ini.”Sambil
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
21
DMCA.com Protection Status