“Kamu pasti capek, Adrian. Biar saya bantu saja, ya.”Carissa berusaha mengambil satu kertas plastik berisi bahan makanan. Sebenarnya, aku tak ingin membiarkan dirinya membantu.Sebab, isinya penuh dan cukup berat.“Nggak usah. Gue bisa sendiri. Lo siapkan aja peralatan dapurnya sana.”“Sudah. Jangan ngeyel. Sini, saya bantu.”Seperti yang terlihat, wanita ini memang keras kepala dan membuatku menyerah. Kuberikan saja padanya satu untuk dibawa masuk.Akan tetapi, saat membuka pintu, Carissa tiba-tiba sempoyongan. Tangannya bertumpu pada daun pintu.Aku segera berlari menggapai tubuhnya.“Carissa?!” Suaraku bernada panik. “Lo nggak apa-apa?”Digerak-gerakkannya kepala seperti orang yang tengah pusing.“Udah gue bilang. Gue aja yang bawa semuanya. Ya, ampun. Lo ngeyel banget, deh.”Kini, Carissa kembali berdiri. Namun, masih jelas kulihat
Last Updated : 2021-09-14 Read more