Minggu sore, jika sesuai jadwal saat berpamitan waktu itu, Mas Arman seharusnya sudah pulang. Tapi ini sudah lewat dari jam 9 malam, dan Mas Arman belum juga muncul di hadapanku. Berkali-kali kucoba menghubungi ponselnya namun tak diangkat. Ah, mungkin masih di jalan, pikirku. Karena Mas Arman selalu kuwanti-wanti agar tidak menjawab telpon saat sedang naik motor. Sepuluh, dua puluh, tiga puluh, 90 menit berlalu tapi belum juga ada tanda-tanda suamiku itu akan pulang. Aku biasanya akan tahu saat motornya sudah mulai memasuki kompleks perumahan kami. Entah kenapa, tapi memang selalu begitu. Suara kendaraannya yang pasaran itu, bagi aku istrinya, tetap bisa membedakan apakah itu suara motor Mas Arman atau bukan. Mungkin karena sudah sangat terbiasa dengan cara berkendaranya yang sama selama bertahun-tahun. Sepertinya aku tertidur di kursi ruang tengah untuk beberapa s
Last Updated : 2021-06-08 Read more