Home / Romansa / TAKDIR MANTAN / Chapter 1 - Chapter 8

All Chapters of TAKDIR MANTAN: Chapter 1 - Chapter 8

8 Chapters

Chapter 1

  Uhuk Uhuk Seorang gadis yang sedang bersantai sambil minum teh di depan rumahnya seketika tersedak saat mendengar perkataan ibunya.    "Kalo minum pelan-pelan Laura!" peringat ibu Laura. "Maksud ibu tadi, apa?" tanya Laura menatap ibunya.  Ibu Laura tersenyum pada Laura. "Diana sepupu kamu, kamu harus mau bantuin dia, ini juga demi nama baik keluarga besar kita."   "Tapi kenapa harus, Laura? Itu kan salah dia, jadi dia yang harus menyelesaikan masalahnya sendiri. Ngapain bawa-bawa Laura!" ujar Laura.    "Ayolah nak, kali ini aja kamu bantuin dia. Ibu tau kamu masih sakit hati sama dia, ibu nggak pernah lho ngajarin kamu buat jadi orang pendendam," pinta ibu Laura.    "Tapi masalahnya, ini menyangkut masa depan Laura juga," ujar Laura.    "Ya udah kamu pikirkan dulu aja, ibu harap kamu mau ya. Demi nama baik k
last updateLast Updated : 2021-06-07
Read more

Chapter 2

Laura masih tidak percaya bahwa dia akan bertemu lagi dengan mantannya yang bernama Kenzo. padahal dia sudah susah payah melupakannya, tapi takdir berkata lain.Laura tidak tau harus senang atau sedih, karena dia sebenarnya masih ada sedikit rasa pada Kenzo, tapi di sisi lain dia juga masih sakit hati.   "Ehh, bu kirana, silahkan duduk." sambut mama Kenzo.  "Iyah, makasih," ucap ibu Laura sambil tersenyum. Mereka pun duduk saling berhadapan, Laura dan Kenzo berada di tengah-tengah kedua orang tuanya.  "Kita makan dulu saja, soal acara pernikahan nanti kita bicarakan setelah makan," ujar papa Kenzo.  Saat makan, Kenzo terus memperhatikan Laura, membuat Laura sedikit risih. Setelah selsai makan mereka mulai membicarakan acara pernikahan Laura dan Kenzo.  "Saya masih nggak nyangka lho, kalo bu Kirana ternyata ibunya Laura." ujar mama Kenz
last updateLast Updated : 2021-06-11
Read more

Chapter 3

Saat ini Laura sedang mengutak atik leptopnya sambil bersantai di ruang televisi. Dan dia baru menyadari sesuatu.  "Ohh iyah, gue kan desainer baju, kenapa harus beli baju pengantin ke orang, lain?" pikir Laura.  "Dasar Laura! Pelupa banget sih jadi orang!" gumam Laura.  Laura menyalakan handphonenya kemudian memberi tahukan Kenzo lewat chat whatsapp kalau dia akan membuat baju pengantin sendiri, tapi Laura geram karena Kenzo hanya membalas 'iya'.  Laura bangun dari duduknya dan pergi ke kamar untuk mengambil peralatan menggambarnya yang dia simpan khusus untuk di rumah. Namun dia tak sengaja menyenggol tumpukan kertas bekas gambarnya yang dia simpan dekat peralatan gambarnya.  "Haduh, pake kesenggol segala lagi!" keluh Laura.  Laura membereskan tumpukan kertas tersebut agar kembali rapih tapi matanya tak sengaja melihat satu gam
last updateLast Updated : 2021-06-17
Read more

Chapter 4

Setelah melihat-lihat ke gedung yang akan dijadikan tempat pernikahan, Kenzo mengantar Laura pulang ke rumahnya.  "Mau mampir, dulu?" tanya Laura pada Kenzo.  "Nggak deh, salam buat orang tua lo yah!" jawab Kenzo yang diiyakan oleh Laura.  Laura masuk ke dalam rumah 2 lantai tersebut. Tempat tinggal Laura ini adalah kompleks dan suasananya sangat tentram.  "Ehh, kamu abis fitting baju pengantin? Di mana? " tanya ibu Laura yang sedang duduk di ruang televisi.  Laira mendekati ibunya lalu duduk di samping ibunya. "Aku bikin di butik kau sendiri bu, tadi udah minta tolong sama Riri," jawab Laura.  "Emang kalo bikin sekarang waktunya cukup?" tanya ibu Laura lagi.  "InsyaAllah, pasti cukup kok," Laura mengambil kue cokelat buatan ibunya yang di berada di atas piring.  Ibu Laura mengh
last updateLast Updated : 2021-06-19
Read more

Chapter 5

"Widih ... tuan putri cakep amat?" puji Rere yang baru saja memasuki kamar Laura.  "Masuk kamar orang bilang dulu kek!" tegur Laura yang kesal karena Rere dan Riri masuk kamarnya tanpa izin. "Kak Rara jangan marah-marah mulu nanti cantiknya ilang lho," ujar Riri sambil duduk di sofa kamar Laura.  "Tuh dengerin kata adek Riri!" timpal Rere.  "Iyah-iyah, terus kalian mau apa kesini kan gue bilang tunggu di sana aja?" tanya Laura menatap Rere dan Riri.  "Selow dong, kita mau ngajak makan-makan. Tadi gue bawa makanan dari restoran lo," jawab Rere.  "Ya udah ayok! Kalian keluar sana, gue mau ganti baju dulu!" titah Laura.  Malam ini mereka bertiga makan bersama sambil mengobrol dan bercanda di balkon lantai atas.  "Dek, kak Raisa pengen ayam bakarnya. Boleh kakak minta lagi?" tanya Dirga
last updateLast Updated : 2021-06-23
Read more

Chapter 6

Akad dilakukan di satu ruang dan secara tertutup dan hanya di saksikan oleh Keluarga inti saja agar tidak ada yang mendengar bahwa yang disebut namanya bukanlah Diana melainkan Laura.  Setelah selsai akad Laura dan Kenzo berjalan bergandengan menuju ke pelaminan. Para tamu undangan sangat terpukau menyaksikan Laura yang sangat cantik dengan gaunnya dan Kenzo yang tampan dengan jas berwarna putih. Sayangnya mereka mengira bahwa itu adalah Diana, bukan Laura.  "Harusnya gaun ini gue pake saat pernikahan kita Ren, tapi takdir tidak mengizinkan kita untuk bersama," batin Laura.  Kini saatnya foto keluarga, Laura agak bingung karena di keluarga Kenzo ada seorang laki-laki lagi. Padahal Kenzo adalah anak tunggal, tapi mungkin saja itu adalah sepupunya.  Setelah selsai foto dengan keluarga, Kini mereka foto dengan para kerabat atau sahabatnya.  "Wahh ... selamat
last updateLast Updated : 2021-06-23
Read more

Chapter 7

"Dan apa dok?" tanya ibu Laura.  "Ahh ... tidak, dia hanya sedikit stres dan kurang istirahat saja. Lebih baik Laura dirawat di sini dulu sampai sembuh total." Dokter tersebut memberi saran dan disetujui oleh orang tua Laura.  "Berikan ruangan VIP yah dok," pinta ibu Laura.  "Baik, kalo begitu Laura akan dipindahkan ke ruang inap, saya permisi dulu," ucap dokter tersebut kemudian pergi. Rere sedari tadi memperhatikan dokter tersebut, mungkin karena wajahnya yang tampan dan terlihat masih muda, siapa tau bisa dia dekati.  Tiga orang suster memindahkan Laura ke ruangan VIP dan orang tua Laura merasa lega karena Laura hanya kecapean. Tak lama kemudian datang orang tua Kenzo dan langsung menanyakan keadaan Laura.  "Laura kenapa?" tanya mama Kenzo.  "Dia hanya kecapean, dari dulu memang suka pingsan jika kecapean," jawab ibu Laura
last updateLast Updated : 2021-07-01
Read more

Chapter 8

Laura membuka matanya, suasana dikamar ini sangat sepi, rupanya dia tertidur cukup lama.  Laura tidak melihat Rere atau siapapun, dia hanya melihat Kenzo yang tidur di sofa. Karena tidak bisa tidur lagi, Laura mendudukkan badannya dan turun dari brankarnya.  Dia mencopot infusnya kemudian berjalan keluar, dia menutup pintu pelan agar tidak menimbulkan suara.  "Sepi amat nih rumah sakit," ucapnya sambil berjalan menelusuri lorong rumah sakit tersebut.  Laura sudah lumayan jauh dari kamarnya dan tiba di sebuah taman, dia duduk di kursi taman tersebut.  "Lagi apa, mbak?" tanya seorang suster yang mengagetkan Laura. "Ehh, suster ngagetin aja. Saya cuma lagi duduk aja kok," jawab Laura.  "Sebaiknya mbak kembali ke kamar, angin malam nggak baik buat orang sakit," ujar suster tersebut sambil tersenyum ramah. 
last updateLast Updated : 2021-07-07
Read more
DMCA.com Protection Status