Share

Chapter 2

Author: Eva _uchiha
last update Last Updated: 2021-06-11 18:47:30

Laura masih tidak percaya bahwa dia akan bertemu lagi dengan mantannya yang bernama Kenzo. padahal dia sudah susah payah melupakannya, tapi takdir berkata lain.

Laura tidak tau harus senang atau sedih, karena dia sebenarnya masih ada sedikit rasa pada Kenzo, tapi di sisi lain dia juga masih sakit hati. 

"Ehh, bu kirana, silahkan duduk." sambut mama Kenzo. 

"Iyah, makasih," ucap ibu Laura sambil tersenyum. Mereka pun duduk saling berhadapan, Laura dan Kenzo berada di tengah-tengah kedua orang tuanya. 

"Kita makan dulu saja, soal acara pernikahan nanti kita bicarakan setelah makan," ujar papa Kenzo. 

Saat makan, Kenzo terus memperhatikan Laura, membuat Laura sedikit risih. Setelah selsai makan mereka mulai membicarakan acara pernikahan Laura dan Kenzo. 

"Saya masih nggak nyangka lho, kalo bu Kirana ternyata ibunya Laura." ujar mama Kenzo. 

"Iyah, saya juga tidak menyangka kalo sebentar lagi kita bakal besanan," kata ibu Laura dambil tersenyum. 

"Oke, kita langsung ke intinya aja. Jadi akad dan pesta pernikahan Kenzo dan Laura akan diadakan dua hari lagi," jelas papa Kenzo. 

"What? Bukannya masih dua minggu lagi yah?" tanya Laura tak percaya. 

"Apa kamu tidak lihat tanggal di dalam undangannya? Dan acara ini tidak bisa diundur atau dibatalkan karena undangannya sudah terlanjur disebarkan, dan kalau dibatalkan itu akan membuat malu nama baik saya sebagai CEO," ucap Kenzo panjang lebar. 

"Cih! Dasar egois, hanya memikirkan dirinya sendiri. Kalo bukan untuk menjaga nama baik keluarga Varellie, nggak mau gue nikah sama dia." batin Laura. 

"Semuanya sudah dipersiapkan, tinggal mencari gaun pengantin yang tepat untuk Laura," ujar papa Kenzo. 

"Emang Diana dan Kenzo waktu itu belum memilih baju pengantin, kah?" tanya Laura.

"Jangan sebut nama dia di depan saya lagi!" bentak Kenzo membuat Laura tersentak. 

"Kenzo! Papa sudah bilang, jangan membentak perempuan!" tegur papa Kenzo. 

"Iyah, maaf," lirih Kenzo mengalihkan pandangannya kebawah 

"Jadi, apa Laura bisa dan mau?" tanya mama Kenzo. 

"Aduh gimana, yah? Gue kan dua hari lagi juga mau ketemu sama klien penting," batin Laura. 

"Gimana, sayang? Kamu bisa, kan?" tanya ibu Laura. 

"Tapi bu, aku ada meeting sama klien dan meetingnya dua hari lagi," jawab Laura. 

"Kan itu bisa diserahkan ke bawahan kamu," saran ayah Laura. 

"Yaudah ... Nanti aku coba tanya dulu deh," jawab Laura. 

"Laura, saya dengar kamu punya restauran dan butik sendiri, yah?" tanya mama Kenzo. 

"Ehh? Tante, tau?" tanya Laura. 

"Iyah dong, restauran dan butik kamu kan terkenal, kamu tuh hebat yah," puji mama Kenzo.

"Nggak terlalu terkenal juga sih, menurut Laura." Laura menyengir salah tingkah. 

"Berhubung ini sudah malam, kita sudahi pertemuanya. Terimakasih sudah datang kesini, dan untuk Laura terimakasih banyak karena mau membantu kami." ucap papa Kenzo. 

"Iyah, terimakasih kembali. Kami juga mewakili Diana dan keluarganya untuk meminta maaf, semoga kalian mau memaafkannya," ucap ayah Laura. 

"Kalian tidak perlu meminta maaf, karena kalian tidak salah," ujar Kenzo. 

"Ya sudah kalo begitu, kami duluan." pamit ayah Laura. Laura dan kedua orang tuanya pun keluar dari restauran tersebut dan pulang. 

Sesampainya di rumah Laura langsung masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. 

"Anak yang ada di kandungan Diana, emang anak siapa, sih?" tanya Laura pada dirinya sendiri. 

"Padahal Kenzo itu orangnya sayang banget sama kekasihnya, bisa-bisanya dia dua in Kenzo." lanjut Laura. 

Laura mangambil handphonenya yang masih berada di dalam tas selempangnya, lalu menyalakan handphone dan menyalakan data selulernya kemudian membuka aplikasi w******p.

Laura menelpon kontak w******p yang dia beri nama 'Rere kekasihnya Alam semesta'

"Ada apa, Ra?" tanya Rere yang suaranya muncul dari telpon itu. 

"Yang meeting sama klien yang katanya penting itu, bisa nggak di undur? Soalnya tanggal lima gue sibuk," ujar Laura. 

"Lahh? Kan ketemu sama klien itu tanggal lima belas, lo lupa?" tanya Rere. 

"Emang iyah? Gue salah baca kayaknya, yaudah kalo gitu, makasih," ucap Laura lalu menutup telponnya. 

Sekedar info, Rere adalah orang yang membantu Laura dan juga dia adalah sahabat Laura dari jaman SMA. 

Selsai menelpon Rere, Laura membuka room chatnya dengan Rendy. Dia terkejut karena Rendy memblokir nomor whatsappnya. 

"Kenapa sih Ren? Padahal lo udah janji bakal bareng gue sampe tua nanti. Kenapa perasaan gue selalu dipermainkan gini, sih?" ujar Laura bermenolog. 

Karena lelah, Laura memilih untuk membersihkan diri dan mengganti bajunya lalu tidur karena besok masih ada hari yang harus dia jalani.

***

"Laura, lo tuh jelek! Gak pantes jadi pacar Kenzo!"

"Tau lo! Cewek cupu kayak lo itu nggak cocok jadi pasangan Kenzo!"

"Kenzo itu cuma kasian sama lo! Dia nggak cinta sama lo, sadar diri dong lo!" 

"Nggak usah sok cantik di depan Kenzo! Lo nggak secantik Diana!"

"Pasti lo pake pelet yah?! Makanya Kenzo mau sama lo!"

"Nggak!" teriak Laura lalu terbangun dari tidurnya dan sadar bahwa tadi hanya mimpi. 

"Otak gue kebanyakan nostalgia kayaknya, " gumam Laura kemudian turun dari tempat tidurnya. 

"Sholat subuh dulu deh," ucap Laura kemudian pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. 

Setelah selsai sholat, Laura berniat membuat nasi goreng spesial untuk sarapan. 

"Ehh kamu udah, bangun?" tanya ibu Laura yang baru saja memasuki dapur. 

"Belum bu, ini masih tidur!" canda Laura.

"Bisa aja kamu becandanya. Oh iyah, hari ini kamu nggak usah kerja yah!" ucap ibu Laura. 

"Kenapa?" tanya Laura sambil mengaduk-aduk nasi goreng yang masih diwajan. 

"Kamu sama Kenzo hari ini fitting baju pengantin ya," jawab ibu Laura yang di angguki oleh Laura. 

Setelah selsai menyajikan nasi goreng di meja makan, Laura berniat untuk mandi terlebih dahulu sebelum sarapan. 

"Ibu sama ayah sarapan duluan aja, Laura mau mandi dulu," ucap Laura yang diiyakan oleh ibunya. 

Ibu Laura tersenyum bahagia melihat anak perempuannha yang sudah besar dan sebentar lagi akan menikah, walaupun dia agak ragu dengan pernikahan Laura dan Kenzo tapi dia berusaha untuk meyakinkan hatinya. 

***

Related chapters

  • TAKDIR MANTAN   Chapter 3

    Saat ini Laura sedang mengutak atik leptopnya sambil bersantai di ruang televisi. Dan dia baru menyadari sesuatu."Ohh iyah, gue kan desainer baju, kenapa harus beli baju pengantin ke orang, lain?" pikir Laura."Dasar Laura! Pelupa banget sih jadi orang!" gumam Laura.Laura menyalakan handphonenya kemudian memberi tahukan Kenzo lewat chat whatsapp kalau dia akan membuat baju pengantin sendiri, tapi Laura geram karena Kenzo hanya membalas 'iya'.Laura bangun dari duduknya dan pergi ke kamar untuk mengambil peralatan menggambarnya yang dia simpan khusus untuk di rumah. Namun dia tak sengaja menyenggol tumpukan kertas bekas gambarnya yang dia simpan dekat peralatan gambarnya."Haduh, pake kesenggol segala lagi!" keluh Laura.Laura membereskan tumpukan kertas tersebut agar kembali rapih tapi matanya tak sengaja melihat satu gam

    Last Updated : 2021-06-17
  • TAKDIR MANTAN   Chapter 4

    Setelah melihat-lihat ke gedung yang akan dijadikan tempat pernikahan, Kenzo mengantar Laura pulang ke rumahnya."Mau mampir, dulu?" tanya Laura pada Kenzo."Nggak deh, salam buat orang tua lo yah!" jawab Kenzo yang diiyakan oleh Laura.Laura masuk ke dalam rumah 2 lantai tersebut. Tempat tinggal Laura ini adalah kompleks dan suasananya sangat tentram."Ehh, kamu abis fitting baju pengantin? Di mana? " tanya ibu Laura yang sedang duduk di ruang televisi.Laira mendekati ibunya lalu duduk di samping ibunya. "Aku bikin di butik kau sendiri bu, tadi udah minta tolong sama Riri," jawab Laura."Emang kalo bikin sekarang waktunya cukup?" tanya ibu Laura lagi."InsyaAllah, pasti cukup kok," Laura mengambil kue cokelat buatan ibunya yang di berada di atas piring.Ibu Laura mengh

    Last Updated : 2021-06-19
  • TAKDIR MANTAN   Chapter 5

    "Widih ... tuan putri cakep amat?" puji Rere yang baru saja memasuki kamar Laura."Masuk kamar orang bilang dulu kek!" tegur Laura yang kesal karena Rere dan Riri masuk kamarnya tanpa izin."Kak Rara jangan marah-marah mulu nanti cantiknya ilang lho," ujar Riri sambil duduk di sofa kamar Laura."Tuh dengerin kata adek Riri!" timpal Rere."Iyah-iyah, terus kalian mau apa kesini kan gue bilang tunggu di sana aja?" tanya Laura menatap Rere dan Riri."Selow dong, kita mau ngajak makan-makan. Tadi gue bawa makanan dari restoran lo," jawab Rere."Ya udah ayok! Kalian keluar sana, gue mau ganti baju dulu!" titah Laura.Malam ini mereka bertiga makan bersama sambil mengobrol dan bercanda di balkon lantai atas."Dek, kak Raisa pengen ayam bakarnya. Boleh kakak minta lagi?" tanya Dirga

    Last Updated : 2021-06-23
  • TAKDIR MANTAN   Chapter 6

    Akad dilakukan di satu ruang dan secara tertutup dan hanya di saksikan oleh Keluarga inti saja agar tidak ada yang mendengar bahwa yang disebut namanya bukanlah Diana melainkan Laura.Setelah selsai akad Laura dan Kenzo berjalan bergandengan menuju ke pelaminan. Para tamu undangan sangat terpukau menyaksikan Laura yang sangat cantik dengan gaunnya dan Kenzo yang tampan dengan jas berwarna putih. Sayangnya mereka mengira bahwa itu adalah Diana, bukan Laura."Harusnya gaun ini gue pake saat pernikahan kita Ren, tapi takdir tidak mengizinkan kita untuk bersama," batin Laura.Kini saatnya foto keluarga, Laura agak bingung karena di keluarga Kenzo ada seorang laki-laki lagi. Padahal Kenzo adalah anak tunggal, tapi mungkin saja itu adalah sepupunya.Setelah selsai foto dengan keluarga, Kini mereka foto dengan para kerabat atau sahabatnya."Wahh ... selamat

    Last Updated : 2021-06-23
  • TAKDIR MANTAN   Chapter 7

    "Dan apa dok?" tanya ibu Laura."Ahh ... tidak, dia hanya sedikit stres dan kurang istirahat saja. Lebih baik Laura dirawat di sini dulu sampai sembuh total." Dokter tersebut memberi saran dan disetujui oleh orang tua Laura."Berikan ruangan VIP yah dok," pinta ibu Laura."Baik, kalo begitu Laura akan dipindahkan ke ruang inap, saya permisi dulu," ucap dokter tersebut kemudian pergi. Rere sedari tadi memperhatikan dokter tersebut, mungkin karena wajahnya yang tampan dan terlihat masih muda, siapa tau bisa dia dekati.Tiga orang suster memindahkan Laura ke ruangan VIP dan orang tua Laura merasa lega karena Laura hanya kecapean. Tak lama kemudian datang orang tua Kenzo dan langsung menanyakan keadaan Laura."Laura kenapa?" tanya mama Kenzo."Dia hanya kecapean, dari dulu memang suka pingsan jika kecapean," jawab ibu Laura

    Last Updated : 2021-07-01
  • TAKDIR MANTAN   Chapter 8

    Laura membuka matanya, suasana dikamar ini sangat sepi, rupanya dia tertidur cukup lama.Laura tidak melihat Rere atau siapapun, dia hanya melihat Kenzo yang tidur di sofa. Karena tidak bisa tidur lagi, Laura mendudukkan badannya dan turun dari brankarnya.Dia mencopot infusnya kemudian berjalan keluar, dia menutup pintu pelan agar tidak menimbulkan suara."Sepi amat nih rumah sakit," ucapnya sambil berjalan menelusuri lorong rumah sakit tersebut.Laura sudah lumayan jauh dari kamarnya dan tiba di sebuah taman, dia duduk di kursi taman tersebut."Lagi apa, mbak?" tanya seorang suster yang mengagetkan Laura."Ehh, suster ngagetin aja. Saya cuma lagi duduk aja kok," jawab Laura."Sebaiknya mbak kembali ke kamar, angin malam nggak baik buat orang sakit," ujar suster tersebut sambil tersenyum ramah.

    Last Updated : 2021-07-07
  • TAKDIR MANTAN   Chapter 1

    Uhuk Uhuk Seorang gadis yang sedang bersantai sambil minum teh di depan rumahnya seketika tersedak saat mendengar perkataan ibunya. "Kalo minum pelan-pelan Laura!" peringat ibu Laura. "Maksud ibu tadi, apa?" tanya Laura menatap ibunya. Ibu Laura tersenyum pada Laura. "Diana sepupu kamu, kamu harus mau bantuin dia, ini juga demi nama baik keluarga besar kita." "Tapi kenapa harus, Laura? Itu kan salah dia, jadi dia yang harus menyelesaikan masalahnya sendiri. Ngapain bawa-bawa Laura!" ujar Laura. "Ayolah nak, kali ini aja kamu bantuin dia. Ibu tau kamu masih sakit hati sama dia, ibu nggak pernah lho ngajarin kamu buat jadi orang pendendam," pinta ibu Laura. "Tapi masalahnya, ini menyangkut masa depan Laura juga," ujar Laura. "Ya udah kamu pikirkan dulu aja, ibu harap kamu mau ya. Demi nama baik k

    Last Updated : 2021-06-07

Latest chapter

  • TAKDIR MANTAN   Chapter 8

    Laura membuka matanya, suasana dikamar ini sangat sepi, rupanya dia tertidur cukup lama.Laura tidak melihat Rere atau siapapun, dia hanya melihat Kenzo yang tidur di sofa. Karena tidak bisa tidur lagi, Laura mendudukkan badannya dan turun dari brankarnya.Dia mencopot infusnya kemudian berjalan keluar, dia menutup pintu pelan agar tidak menimbulkan suara."Sepi amat nih rumah sakit," ucapnya sambil berjalan menelusuri lorong rumah sakit tersebut.Laura sudah lumayan jauh dari kamarnya dan tiba di sebuah taman, dia duduk di kursi taman tersebut."Lagi apa, mbak?" tanya seorang suster yang mengagetkan Laura."Ehh, suster ngagetin aja. Saya cuma lagi duduk aja kok," jawab Laura."Sebaiknya mbak kembali ke kamar, angin malam nggak baik buat orang sakit," ujar suster tersebut sambil tersenyum ramah.

  • TAKDIR MANTAN   Chapter 7

    "Dan apa dok?" tanya ibu Laura."Ahh ... tidak, dia hanya sedikit stres dan kurang istirahat saja. Lebih baik Laura dirawat di sini dulu sampai sembuh total." Dokter tersebut memberi saran dan disetujui oleh orang tua Laura."Berikan ruangan VIP yah dok," pinta ibu Laura."Baik, kalo begitu Laura akan dipindahkan ke ruang inap, saya permisi dulu," ucap dokter tersebut kemudian pergi. Rere sedari tadi memperhatikan dokter tersebut, mungkin karena wajahnya yang tampan dan terlihat masih muda, siapa tau bisa dia dekati.Tiga orang suster memindahkan Laura ke ruangan VIP dan orang tua Laura merasa lega karena Laura hanya kecapean. Tak lama kemudian datang orang tua Kenzo dan langsung menanyakan keadaan Laura."Laura kenapa?" tanya mama Kenzo."Dia hanya kecapean, dari dulu memang suka pingsan jika kecapean," jawab ibu Laura

  • TAKDIR MANTAN   Chapter 6

    Akad dilakukan di satu ruang dan secara tertutup dan hanya di saksikan oleh Keluarga inti saja agar tidak ada yang mendengar bahwa yang disebut namanya bukanlah Diana melainkan Laura.Setelah selsai akad Laura dan Kenzo berjalan bergandengan menuju ke pelaminan. Para tamu undangan sangat terpukau menyaksikan Laura yang sangat cantik dengan gaunnya dan Kenzo yang tampan dengan jas berwarna putih. Sayangnya mereka mengira bahwa itu adalah Diana, bukan Laura."Harusnya gaun ini gue pake saat pernikahan kita Ren, tapi takdir tidak mengizinkan kita untuk bersama," batin Laura.Kini saatnya foto keluarga, Laura agak bingung karena di keluarga Kenzo ada seorang laki-laki lagi. Padahal Kenzo adalah anak tunggal, tapi mungkin saja itu adalah sepupunya.Setelah selsai foto dengan keluarga, Kini mereka foto dengan para kerabat atau sahabatnya."Wahh ... selamat

  • TAKDIR MANTAN   Chapter 5

    "Widih ... tuan putri cakep amat?" puji Rere yang baru saja memasuki kamar Laura."Masuk kamar orang bilang dulu kek!" tegur Laura yang kesal karena Rere dan Riri masuk kamarnya tanpa izin."Kak Rara jangan marah-marah mulu nanti cantiknya ilang lho," ujar Riri sambil duduk di sofa kamar Laura."Tuh dengerin kata adek Riri!" timpal Rere."Iyah-iyah, terus kalian mau apa kesini kan gue bilang tunggu di sana aja?" tanya Laura menatap Rere dan Riri."Selow dong, kita mau ngajak makan-makan. Tadi gue bawa makanan dari restoran lo," jawab Rere."Ya udah ayok! Kalian keluar sana, gue mau ganti baju dulu!" titah Laura.Malam ini mereka bertiga makan bersama sambil mengobrol dan bercanda di balkon lantai atas."Dek, kak Raisa pengen ayam bakarnya. Boleh kakak minta lagi?" tanya Dirga

  • TAKDIR MANTAN   Chapter 4

    Setelah melihat-lihat ke gedung yang akan dijadikan tempat pernikahan, Kenzo mengantar Laura pulang ke rumahnya."Mau mampir, dulu?" tanya Laura pada Kenzo."Nggak deh, salam buat orang tua lo yah!" jawab Kenzo yang diiyakan oleh Laura.Laura masuk ke dalam rumah 2 lantai tersebut. Tempat tinggal Laura ini adalah kompleks dan suasananya sangat tentram."Ehh, kamu abis fitting baju pengantin? Di mana? " tanya ibu Laura yang sedang duduk di ruang televisi.Laira mendekati ibunya lalu duduk di samping ibunya. "Aku bikin di butik kau sendiri bu, tadi udah minta tolong sama Riri," jawab Laura."Emang kalo bikin sekarang waktunya cukup?" tanya ibu Laura lagi."InsyaAllah, pasti cukup kok," Laura mengambil kue cokelat buatan ibunya yang di berada di atas piring.Ibu Laura mengh

  • TAKDIR MANTAN   Chapter 3

    Saat ini Laura sedang mengutak atik leptopnya sambil bersantai di ruang televisi. Dan dia baru menyadari sesuatu."Ohh iyah, gue kan desainer baju, kenapa harus beli baju pengantin ke orang, lain?" pikir Laura."Dasar Laura! Pelupa banget sih jadi orang!" gumam Laura.Laura menyalakan handphonenya kemudian memberi tahukan Kenzo lewat chat whatsapp kalau dia akan membuat baju pengantin sendiri, tapi Laura geram karena Kenzo hanya membalas 'iya'.Laura bangun dari duduknya dan pergi ke kamar untuk mengambil peralatan menggambarnya yang dia simpan khusus untuk di rumah. Namun dia tak sengaja menyenggol tumpukan kertas bekas gambarnya yang dia simpan dekat peralatan gambarnya."Haduh, pake kesenggol segala lagi!" keluh Laura.Laura membereskan tumpukan kertas tersebut agar kembali rapih tapi matanya tak sengaja melihat satu gam

  • TAKDIR MANTAN   Chapter 2

    Laura masih tidak percaya bahwa dia akan bertemu lagi dengan mantannya yang bernama Kenzo. padahal dia sudah susah payah melupakannya, tapi takdir berkata lain.Laura tidak tau harus senang atau sedih, karena dia sebenarnya masih ada sedikit rasa pada Kenzo, tapi di sisi lain dia juga masih sakit hati."Ehh, bu kirana, silahkan duduk." sambut mama Kenzo."Iyah, makasih," ucap ibu Laura sambil tersenyum. Mereka pun duduk saling berhadapan, Laura dan Kenzo berada di tengah-tengah kedua orang tuanya."Kita makan dulu saja, soal acara pernikahan nanti kita bicarakan setelah makan," ujar papa Kenzo.Saat makan, Kenzo terus memperhatikan Laura, membuat Laura sedikit risih. Setelah selsai makan mereka mulai membicarakan acara pernikahan Laura dan Kenzo."Saya masih nggak nyangka lho, kalo bu Kirana ternyata ibunya Laura." ujar mama Kenz

  • TAKDIR MANTAN   Chapter 1

    Uhuk Uhuk Seorang gadis yang sedang bersantai sambil minum teh di depan rumahnya seketika tersedak saat mendengar perkataan ibunya. "Kalo minum pelan-pelan Laura!" peringat ibu Laura. "Maksud ibu tadi, apa?" tanya Laura menatap ibunya. Ibu Laura tersenyum pada Laura. "Diana sepupu kamu, kamu harus mau bantuin dia, ini juga demi nama baik keluarga besar kita." "Tapi kenapa harus, Laura? Itu kan salah dia, jadi dia yang harus menyelesaikan masalahnya sendiri. Ngapain bawa-bawa Laura!" ujar Laura. "Ayolah nak, kali ini aja kamu bantuin dia. Ibu tau kamu masih sakit hati sama dia, ibu nggak pernah lho ngajarin kamu buat jadi orang pendendam," pinta ibu Laura. "Tapi masalahnya, ini menyangkut masa depan Laura juga," ujar Laura. "Ya udah kamu pikirkan dulu aja, ibu harap kamu mau ya. Demi nama baik k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status