Home / Fiksi Remaja / Musuh Besar Si Gendut / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Musuh Besar Si Gendut: Chapter 81 - Chapter 90

108 Chapters

81. Virus Cinta

Drama pertikaian Richard dan Bueno akhirnya berhasil dilerai oleh Louis. Saat Bueno lepas, Richard sempat mau berlari mengejarnya, aku berteriak kepada pria local yang sekarang sudah babak belur itu agar lari, lari yang cepat. Saat itu Richard menatap ke arahku dengan marah.“Kau harus sadar…membunuh seseorang atau melukainya sampai seperti itu bukan sebuah tindakan yang terpuji, kau bisa masuk polisi! Kenapa kau tak tenangkan dulu amarahmu!” Belaku kesal, aku memeluk Lindsay yang masih menangis.Apa Richard tak tahu kalau Lindsay sudah berciuman bahkan tidur dengan banyak pria, kenapa reaksinya seekstrim itu? Kenapa tak hanya sebuah teguran, atau bahkan sebuah pukulan di wajah, dan that’s it. Kurasa menghajarnya habis-habisan terlalu berlebihan.“Rose… bawa Lindsay ke kamar…” Ucap Louis kepadaku, aku mengangguk dan merangkul Lindsay, membawanya ke kamar. Aku bisa melihat Louis susah payah membawa Richard ke kam
Read more

82. Ide Sesat Lindsay

Kami bisa tidur di malam hari, Lindsay akhirnya menginap di kamarku. Ia sepertinya sama sekali tak mau ditinggal sendiri. Louis walau dengan bersungut-sungut akhirnya mau kembali ke kamarnya.Lindsay tidur bersamaku, ia beberapa kali terlihat cemas dengan ponselnya. Aku bertanya apa yang terjadi sampai ia secemas ini? Ia terlihat lebih labil dari biasanya.Saat ini sudah menjelang pagi, Lindsay sudah duduk bersandar di head board dengan ponsel di tangannya, ia beberapa kali menggigiti kukunya…seperti orang yang gelisah. Sejak tadi malam kuperhatikan ia seperti itu.“Ada apa Linds? Kau terlihat tak tenang. Bukankah urusan ciuman itu sudah clear?” Kalau memang ia mencemaskan tentang Bueno atau Richard, bukankah Louis sudah membuat semuanya clear tadi malam?“Aku bukan memikirkan hal itu… ada hal lain yang membuatku semakin cemas…ini lebih gawat daripada orang local yang langsung menciumku itu!”“Jang
Read more

83. Gagal Menikah!

Pintu itu dibuka oleh seorang petugas yang sepertinya sudah lelah. Ia terlihat putus asa.Bukan petugas itu yang membuat aku dan Louis kaget. Tapi apa yang terjadi di tempat itu.Ada sebuah baku hantam hebat. Dua pria melawan satu orang pria yang semuanya kukenal. Lindsay terlihat menangis di pojok.“Hei! Hentikan!” teriak Louis yang berlari menuju pusat kerusuhan.Dave yang setengah pincang dengan Lucas yang seratus persen sehat. Sedang menghajar Richard sampai babak belur. Ya Tuhan …ini persis apa yang kulihat kemarin..tapi berbalik actor. Kini Richard yang babak belur.Louis menarik tangan Richard ke arahnya.“Hei…selesaikan ini dengan cara beradab! Jangan seperti bar-bar yang main keroyok! Siapa kalian?” Ucap Louis kesal.Aku melihat Lucas masih marah, dan ia sekarang sedang mengicar Louis. Aku mau berteriak untuknya…agar menghindar. Atau haruskah kami berlari. Louis cepat, ia menangkis
Read more

84. Kantor Polisi

“Aku takkan pernah bisa mencintainya…setelah semu ahal yang terjadi. Aku tak pernah seyakin ini.” Ucapku mantap.“Jangan terlalu yakin…kita tak tahu masa depan, aku hanya mau kau jangan terlalu benci keadanya…”“Ya…aku akan coba.”Ia berbalik, “kita baru kenal beberapa hari…tapi apakah aku salah… kalau aku merasa memilikimu…Rose? Apakah aku sama brengseknya dengan pria itu. Saat aku bertemu dengannya… aku bisa lihat di matanya… kalau ia sangat mencintaimu. Bahkan mungkin lebih dari perasaanku kepadamu…aku jadi berpikir…”Aku dengan cepat meraih tangannya, “then…don’t! jangan berpikir. Ia …. Ia berbeda denganmu, kau menghormatiku… kau memeprlakukanku lebih baik, jauh lebih baik dari dirinya. Aku ….kalau aku boleh lancang mengatakannya. Kau menghargaiku…membuatku seperti seorang wanita ya
Read more

85. Terlalu Puitis

Kami berada di resort. Louis dengan sabar membantu Dave, Dave yang seperti biasa sangat menyebalkan…dengan omongannya yang pedas dan menusuk hati, tapi Louis tetap membantunya. Membuatku semakin kagum kepadanya.Aku dan Lindsay berjalan di belakang mereka. Richard membantu Louis, saat ia kesulitan membawa Dave. Untung saja di resort itu ada lift, karena tak mungkinkan… Louis menggendong Dave.“Kakakmu masih saja menyebalkan…walau dalam kondisi seperti ini!” Bisikku kepada Lindsay.Aku malas menyebut namanya, terasa pahit di lidahku.“Ya… sepertinya bahkan saat kiamat… ia akan tetap menjadi dirinya yang menyebalkan.” Bisik Lindsay.Louis membawa Dave ke kamarnya, sebelumnya ia meminta Richard untuk membereskan semua barang-barangnya, ia hanya memiliki beberapa baju di luar..sisanya masih rapih di koper mininya. Richard sudah membawa semua barang Louis dan sekarang Louis membawa Dave ke atas
Read more

86. Rambut Yang Basah

“Ya. Aku juga berharap. Kau sudah tak memiliki perasaan apapun  dengannya. Karena aku pasti akan sakit hati.” Kali ini Richard melanjutkan kalimatku.Aku mengangguk kepadanya.“Aku benci kepadanya…kepada kakakku…ia memperlakukanku…dan Rose semaunya…seperti kami bonekanya, yang berhak ia atur. I hate that. Kalau aku boleh berucap jahat… aku ingin mereka terluka..sakit atas apa yang telah mereka lakukan kepadaku. Apakah ini disebut dendam?”Richard mengangguk.“Well…sepertinya aku ketularan jadi orang jahat di sini…” Ucapku akhirnya.Aku lega dengan obrolan kami, setidaknya hatiku sekarang lebih lega…karena telah menjelaskannya kepada Lucas.“Boleh aku menginap di sini?” Tanyanya dengan raut wajah yang lebih rileks.Aku mengangkat bahuku, aku tak masalah.“Asal…no sex involved.”“Agree
Read more

87. Louis Yang Nakal Menggila

Louis menggigiti kupingku dan menjilat leherku…sementara ia terus melangkah ke arah kasur, beberapa kali bibirnya menghisap dan menjilat leherku. Tangannya bergerilya menyentuh dan merasakan tubuh basahku.Aku hanya diam, aku sadar betul apa yang akan terjadi. Apakah seperti ini akhir dari masa lajangnya. Akankah pria ini akan langsung menidurinya.. begitu saja? Aku menutup matanya saat Louis meletakkanku di atas ranjang. Aku terbaring polos di atas kasur.Apakah aku siap untuk ini?Apakah ia membawa pengaman?Apakah ia benar-benar mencintaiku?Apakah aku mencintainya?Apakah ia akan marah, kalau aku memintanya untuk berhenti?Tapi aku menginginkannya! I want him…seutuhnya! Body and soul! I want to be his!Louis berhenti sesaat untuk menikmati pemandangan di depannya. Ia menyentuh setiap senti tubuh telanjangku dan mencium beberapa bagian anatomi terintim milikku. Aku menutup mata, beberapa kali aku harus menutup
Read more

88. He Will Be The Death of Me

Ia sepertinya tak peduli dengan komentarku barusan. Ia hanya menaikkan bahunya dan berjalan ke ara pintu, guna mengambil sarapan kami yang sangat aneh. Aku tak mendengar apapun dari pintu, untuk waktu yang cukup lama, karena aku curiga, akhirnya aku mengambil kaus milik Louis, dan celana bahannya. Untung saja celana ini memiliki bahan yang bisa membuatnya membesar. Karena ukuran Louis sedikit lebih kecil untukku. Aku memakainya dan berjalan keluar. Apa yang kulihat di luar kamar, membuatku menyesal..telah ingin tahu dan menghampiri Louis. Di ruang tamu unit ini… ada Lindsay….Richard dan Dave duduk di sofa empuk dengan Louis yang bersandar di pintu dengan wajah sangat kesal. “Apa ada acara berganti pakaian..antara kalian berdua?” Goda Lindsay..ia menyeringai dan menaik-turunkan alisnya. “Huh… kalian mau apa?!” Tanyaku kesal. Aku duduk di kursi kecil di depan mereka. Aku bisa melihat Richard dan Lindsay sama bad moodnya denganku. Pasti ini berhu
Read more

89. Scream Aloud!

Louis berjalan maju, dan aku berjalan mundur. Persis seperti sebuah adegan film.Kenapa ia sangat menggoda, aku kembali teringat kejadian tadi malam, dan wajahku memerah.“Aku tahu kau sedang membayangkan sesuatu.”Hmm…“I wanna make you scream loud…”“Louis…” ucapanku sudah seperti sebuah desahan tertahan.“Rose…”Agh… kenapa ini sangat menegangkan. Aku ingjn berteriak kepadanya….lakukan apapun maumu…do anything…pleasure me! Tapi otak sehatku masih menahanku mengatakannya…aku masih terlalu malu melakukan itu semua.Saat kakiku menabrak kasur, aku terduduk dengan mata membelalak. Apakah ini benar-benar akan terjadi? Sepagi ini? Kejadian tadi malam?Ia menyeringai.“Bagaimana kalau yang lain menanyakan kita? Sebentar lagi… mmh….”Ucapanku tak sempat kuselesaikan, karena Lou
Read more

90. I Miss You Down There

Aku berpikir. Apakah Dave akan memaksaku ikut dengannya? Ya sepertinya seperti itu. Saat aku mengatakan kepadanya bahwa aku akan ikut dengan Rose dan Ricahard, ia hanya diam. Aku khawatir… ya cemas. Bukan karena aku tak mau ke Vegas. Yang aku takutkan adalah Lucas. Aku tahu ia berbahaya, ia seorang agent…seorang bodyguard…fo God sake! Ia bisa saja menyekapku di kamar dan tak terdeteksi. Ya…pria sepertinya pasti sanggup melakukan hal semacam itu, dan aku takut. Itulah kenapa aku bilang kepada Rose..bahwa aku ingin ikut dengan mereka.Aku berdiri, berencana memasukkan beberapa pakaianku ke dalam koper. Memasukkan baju kotor ke dalam kantong kecil yang berbeda. Aku harus mencari laundry di Italia nanti.Aku memasukkan beberapa toiletries dari kamar mandi, sbeuah toiletries gratis yang diberikan dari resort ini. Lalu ada bel berbunyi. Aku meletakkan semuanya di dekat kasur. Lalu berjalan membuka pintu. Sebuah keputusan yang akan kusesali selaman
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status