Home / CEO / Istri Kedua CEO / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Istri Kedua CEO: Chapter 211 - Chapter 220

227 Chapters

(S2) Keputusan Sulit

"Pergi dari sini, aku tidak ingin melihat wajahmu lagi!""Ca-Caramell ...." Alvaro ingin mendekat, tapi Cara malah beringsut menghindarinya."Pergi!" Cara menjerit sekeras-kerasnya. Dia merasa sangat terpukul karena kehilangan calon buah hatinya. Kehilangan calon buah hati yang belum sempat dia lihat dan beri pelukan hangat. Separuh jiwanya telah pergi, menyisakan luka yang tidak mungkin bisa diobati lagi."Caramell, tenanglah." Alvaro memberanikan diri menarik tubuh Cara dalam dekapan. Dia terus membisikkan kalimat agar Cara ikhlas menerima kepergian calon buah hati mereka. Namun, Cara malah memberontak dan menyuruhnya untuk pergi."Jangan sentuh aku! Aku bilang pergi!" Cara menjerit sekeras-kerasnya. Air mata turun deras membasahi pipinya. Dia belum bisa menerima kenyataan kalau calon buah hatinya telah pergi meninggalkannya untuk selamanya."Caramell, tenanglah ...." Alvaro terus berusaha menenangkan Cara. Hatinya tidak kalah hancur melihat Cara
Read more

(S2) Apa Masih Ada Harapan?

Daniel membaca berkas yang ada di tangannya dengan teliti sebelum membubuhkan tanda tangan. Setelah selesai dia menyerahkan berkas tersebut ke sekertarisnya yang sudah menunggu."Apa ada berkas yang harus aku tanda tangani lagi?""Tidak ada, Mister.""Baiklah kalau begitu, lanjutkan kembali pekerjaanmu."Wanita yang memakai blous putih yang dipadu dengan pencil skrit berwarna maroon itu membungkukkan badan sekilas sebelum pergi meninggalkan ruangan Daniel untuk melanjutkan kembali pekerjaannya.Daniel menghela napas panjang melihat tumpukan berkas yang ada di atas meja kerjanya. Padahal dia sudah memeriksa berkas tersebut hampir sebagian, tapi tumpukan tersebut seolah-olah tidak berkurang.Daniel memang tidak suka bekerja di kantor. Dia lebih senang berkutat dengan alat-alat medis di rumah sakit dan bertemu dengan pasien setiap hari.Namun, dia ha
Read more

(S2) Gadis Keras Kepala

"Jafier, lihat ini!"Jafier sontak berhenti melangkah karena Alexandra memanggilnya. Padahal dia ingin berangkat ke kantor karena satu jam lagi harus menghadiri rapat penting."Jafier, lihatlah ini! Apa benar Caramell dan Alvaro batal menikah?" Alexandra menunjukkan layar ponselnya pada Jafier.Kedua mata Jafier sontak membulat saat membaca sebuah head line news yang dimuat di salah satu media surat kabar online. Sumber berita tersebut mengatakan jika pernikahan Cara dan Alvaro yang akan digelar lusa batal karena Alvaro diam-diam memiliki wanita idaman lain. Saham perusahaan Dinata pun seketika anjlok akibat berita miring tersebut."Kakak yakin sekali Alvaro tidak mungkin mempunyai wanita idaman lain. Berita ini pasti hoax kan, Fier?"Jafier hanya dia mendengar pertanyaan Alexandra barusan. Jujur, berita tentang batalnya pernikahan Alvaro dan Cara membuatnya sangat terkejut. Jafier tidak pernah menyangka Cara dan Alvaro batal menikah karena hubunga
Read more

(S2) She's Gone

"Caramell, coba pikirkan lagi keputusanmu."Cara mengembuskan napas panjang mendengar ucapan Daniel barusan. Sebuah koper berukuran lumayan besar terlihat di sampingnya. Cara sudah berpikir dengan matang sebelum mengambil keputusan. Dia akan meninggalkan rumah Alvaro."Caramell, aku mohon. Pikirkan baik-baik keputusanmu.""Aku sudah memikirkan ini dengan baik, Niel." Cara menggigit bibir bagian bawahnya kuat-kuat menahan air mata yang mendesak ingin keluar.Sebenarnya berat baginya untuk meninggalkan rumah yang pernah dia tinggali bersama Alvaro. Namun, keputusannya sudah bulat. Dia akan pergi supaya Alvaro bisa menikah dengan Adisty untuk memenuhi amanah terakhir Sadewa.Daniel menggeram kesal karena Cara tidak mau mengubah keputusannya. Gadis itu sangat keras kepala, dan anehnya dia malah menyukai gadis itu."Caramell aku mohon. Apa kamu tega meninggalkan Mello?""Iya," jawab Cara tanpa ragu.Daniel mengusap wajahnya dengan k
Read more

(S2) Kita

Alvaro tidak ingin mengulangi lagi kebodohannya untuk yang kedua kalinya dengan membiarkan Cara pergi begitu saja tanpa mencari tahu di mana keberadaan gadis itu.Dia langsung menyuruh orang kepercayaannya untuk mencari Cara. Namun, sampai sekarang orang kepercayaannya belum juga memberikan kabar baik pada dirinya. Mereka tidak tahu Cara berada di mana. Gadis itu seolah-olah lenyap ditelan bumi setelah memutuskan pergi dari rumahnya. Alvaro menarik napas dalam-dalam untuk menghalau sesak yang menyelip di dalam dadanya. Entah kenapa udara yang dia hirup tidak lagi terasa segar setelah Cara pergi meninggalkannya.Setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik dia tidak pernah berhenti memikirkan gadis itu.Di mana Cara sekarang?Apa gadis itu baik-baik saja?Alvaro mengempaskan punggungnya di kursi putar. Dia merasa sangat lelah karena memikirkan hubungannya dan Cara serta mencari solusi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di perusah
Read more

(S2) Akhir Kisah Kita

Cara menatap undangan pernikahan yang ada di tangannya dengan nanar. Di udangan tersebut tertulis jelas nama calon mempelai pengantin. Alvaro dan Adisty.Awalnya Adisty menolak menikah dengan Alvaro karena masih sakit hati akibat ucapan Alvaro beberapa hari yang lalu. Namun, Cara terus memaksa gadis itu agar mau menikah dengan Alvaro demi mewujudkan permintaan terakhir sang ayah.Adisty pun akhirnya luluh. Lagi pula dia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri kalau masih menyimpan perasaan pada Alvaro.Seharusnya Cara merasa bahagia karena Alvaro dan Adisty akhirnya menikah. Namun, entah kenapa hatinya terasa amat sangat sesak sekarang.Apa dia masih belum rela Alvaro menikah dengan Adisty?Kristal bening itu jatuh begitu saja membasahi pipi Cara. Di sudut hatinya yang terdalam gadis itu sebenarnya tidak rela Alvaro menikah dengan Adisty.Seharusnya namanya dan Alvaro ya
Read more

(S2) Ujian Cinta

Alvaro tidak pernah berhenti tersenyum. Dia benar-benar bahagia karena Cara mau kembali lagi hidup bersamanya. Padahal dia tadi sempat takut tidak bisa mengejar Cara yang ingin pergi ke Singapura dan menetap di sana. Untung saja dia masih bisa mengejar Cara tepat dua menit sebelum pesawat gadis itu berangkat. Jika tidak, dia sekarang pasti sudah nangis di pojokan karena kehilanhan Cara untuk kesekian kalinya."Terima kasih, terima kasih," gumam Alvaro sambil mengecup jemari Cara dengan lembut."Alva, yang fokus nyetirnya." Cara cepat-cepat menarik tangannya dari genggaman Alvaro. Dia takut mobil yang ditumpanginya menabrak truk besar yang ada di hadapan mereka karena Alvaro sejak tadi menyetir sambil mengecup jemari tangannya. Sementara Mello tertidur lelap di kursi belakang.Alvaro malah terkekeh. "Tenang saja, Sayang. Aku nggak mungkin nabrak truk yang ada di depan karena aku sangat lihai menyetir. Kalau perlu aku akan menyalip truk itu."Alvaro pun men
Read more

(S2) Mengambil Hati Mama

"Maaf ....""Maaf?" Mama menatap Cara dengan alis terangkat sebelah. "Untuk apa kamu meminta maaf, Caramell?"Cara mengusap air mata yang jatuh berderai-derai membasahi pipinya. Dia sangat menyesal sudah meninggalkan Alvaro dan Mello. Dia bahkan membuat buah hatinya itu sakit keras hingga harus dilarikan ke rumah sakit."Untuk semuanya, Caramell sangat menyesal sudah meninggalkan Alvaro dan Mello. Tolong maafin Caramell, Ma."Mama kembali menyeringai. "Percuma saja kamu minta maaf karena mama sudah telanjur kecewa sama kamu.""Mama!" Wajah Alvaro mengeras. Amarahnya sudah di ubun-ubun karena Mama sejak tadi terus berkata kasar pada Cara. "Caramell saat itu sedang terpukul karena baru saja keguguran dan divonis dokter sulit hamil lagi makanya sampai tega pergi meninggalkan Alvaro dan Mello. Alvaro yakin sekali Caramell sudah menyesali kesalahannya, Ma."Mama memperbaiki bul
Read more

(S2) Pagi yang Panas

"Jangan bilang seperti itu lagi. Mengerti?" tanya Alvaro setelah melepas pagutan bibir mereka."Aku benar-benar takut, Alva ...." Kristal bening itu kembali jatuh membasahi pipi Cara.Dia ingin menikah dengan Alvaro dan membesarkan Mello bersama-sama sampai maut memisahkan. Namun, Mama tidak merestui hubungan mereka.Apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia memutuskan hubungannya dengan Alvaro?"Sshh, tenanglah. Mama pasti akan merestui hubungan kita.""Sungguh?" Cara menatap kedua mata Alvaro dengan lekat, berusaha mencari kesungguhan di sana."Ya, aku yakin sekali. Sekarang kita tidur lagi, ya?"Alvaro mengecup kening Cara dengan penuh sayang lalu meminta gadis itu untuk berbaring di sampingnya dan menggunakan lengan kirinya sebagai bantal. Sementara tangannya yang lain memeluk pinggang gadis itu dengan erat.Cara membenamkan wajahnya di
Read more

(S2) Mendapat Restu

Cara meminta Mello untuk duduk di depan kaca, lantas mengambil sebuah sisir untuk menata rambut gadis kecilnya itu sebelum berangkat ke sekolah. Dia mengikat rambut hitam Mello model ekor kuda sebelum dikepang."Bunda, kenapa orang dewasa suka saling menempelkan bibir?"Cara tersentak mendengar pertanyaan Mello barusan hingga refleks berhenti mengepang rambut anak itu."Ke-kenapa Mello tanya begitu?" Cara malah balik bertanya alih-alih menjawab pertanyaan Mello."Mello tadi liat Bunda dan Ayah saling menempelkan bibir di kamar. Waktu di pesawat juga," ujar anak itu terdengar polos.Mulut Cara sontak menganga lebar. Dia benar-benar tidak menyangka Mello memperhatikannya dan Alvaro saat berciuman. Dia pikir Mello tidak peduli dan menganggapnya hanya sekadar angin lalu."Kenapa, Bunda?" tanya Mello pesaran."Em, itu karena ...." Cara tanpa sadar membasahi bib
Read more
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status