Home / Thriller / Anathema: Back to the Past / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Anathema: Back to the Past : Chapter 51 - Chapter 60

122 Chapters

Part 50 - Adventure in Naaglok(3)

Semut siluman itu menggeliat dan melesat ke arah Sumelika untuk mematuk keningnya, Sumelika menghindar dengan cepat sebelum semut itu mematuk dirinya. Sumelika gelagapan, dia takut akan dipatuk oleh semut tersebut. "Sssstttt! Percuma saja kau menghindar dariku, aku akan terus melesat bagaikan trisulamu itu dari sisi ke sisi yang lain, huahahaha!" Sumelika menelan ludahnya sendiri, dirinya semakin takut dengan sosok yang sangat berbahaya ini. Dia mencoba untuk melarikan diri, tak melawannya, akan tetapi semut siluman tersebut malah terus mengejar Sumelika kemanapun ia berlari. Sumelika berusaha untuk tenang, dia berusaha fokus untuk mengarahkan trisulanya pada sasarannya yaitu kepala semut siluman. Dengan mengucapkan bismillah, akhirnya trisula yang dipegang oleh Sumelika melesat di kepala semut siluman itu yang menjadikan semut siluman menjadi butiran abu.  Sumelika lega, lalu mengucapkan hamdalah lagi, bukti ungkapan rasa syukur k
Read more

Part 51 - Adventure in Naaglok(4)

"Maksudnya apa, Syah? Rin?" tanya Sumelika sebari menengok ke wajah Aisyah dan Rindu. Rindu menarik napasnya dengan berat, lalu menghembuskannya pelan-pelan, dia mempersiapkan diri untuk memulai menceritakan kedok Bu Iis yang sebenarnya kepada Sumelika. Sumelika awalnya tak percaya, akan tetapi dia mulai mengingat sesuatu yang membuatnya yakin akan penuturan Rindu dan Aisyah. Sumelika mengingat bahwa beberapa siluman penjaga pos terus saja menyebut-nyebut nama Bu Iis sebagai penambah ucapan makiannya kepada Sumelika, hingga besar kemungkinan bahwa selama ini Bu Iis hanya berpura-pura baik saja di depan Sumelika untuk mendapatkan keistimewaan-keistimewaan beserta rahasianya juga. Kelicikan dari Bu bu membuat hati Sumelika yang bersih nan lembut menjadi luluh, ucapan manis Bu Iis ternyata penuh kepalsuan. Dia berbaik hati kepada Sumelika hanya karena ingin mengincar apa yang dimiliki Sumelika, Sumelika benar-benar tak nyangka. Bu Iis ternyata diam-diam menjad
Read more

Part 52 - Adventure in Naaglok(5)

"Iya, jadi indah banget, berasa di surga." Ujar Sumelika sebari melihat sekeliling kawasan pos 6. "Ini aneh, kok yang tadinya hutan setan kok malah jadi kaya begini?" Aisyah, yang merasa keheranan juga. "Kita lanjutin perjalanan aja, kita harus cepat pergi dari sini, takutnya ini cuman jebakan, tapi ingat kita harus berpegangan tangan satu sama lain supaya kita enggak pisah." Rindu.Mereka berdua mengiyakan perkataan Rindu, mereka saling berpegangan tangan satu sama lain dan melanjutkan perjalanan. Dari area awal sampai area tengah aman-aman saja, tetapi setelah sampai di area perbatasan, tiba-tiba saja tanah pos 6 terguncang hebat, tanah-tanah perbatasan pos 6 dengan pos 7 beserta pos 5 seperti tergeser dan akan terangkat ke atas. "Astaghfirullahaladzimm, ada apa ini?" Aisyah, panik. "Kita harus cepet lari ke pos 7, ayoo!" suruh Sumelika.Saat mereka bertiga akan berlari ke pos 7, tanah seluruh pos 6 terangkat ke ata
Read more

Part 53 - Adventure in Naaglok(6)

Alangkah terkejutnya Desti ketika melihat banyak sekali perhiasan gelang merah milik Irene yang tercecer dari ujung ke ujung. "Ayo kita ikutin aja patahan-patahan gelang ini, siapa tau ini petunjuk!" ajak Suster Anna. "A-ayo, Kak!" Desti yang sangat takut.Mereka bertiga mulai menyusuri gelang-gelang tersebut dan patahan gelang itu berhenti sampai di perbatasan bukit gunung Desa Tengkorak dengan pos 1. "Patahan-patahan gelangnya berhenti di sini!" Anna. "Kok bisa patah kaya gini ya? Apa mungkin Kak Irene sama Kak Arsela lari sampe-sampe gelangnya patah?" tebak Desti."Des, tadi kan aku udah bilang, gelang-gelang Irene itu enggak bisa dipatahin gini aja. Kalo misalkan dia lari enggak mungkin dong gelangnya sampe patah-patah, palingan jatuh 1 atau 2 itu pun kemungkinannya kecil." Jelas Anna kepada Desti. "K-Kak ..." Tania yang tiba-tiba sangat gugup."Iya, ada apa, Tania?""Gini, semalam aku d
Read more

Part 54 - Adventure in Naaglok(7)

"Tapi bagaimana mereka sampai kepikiran kesana? Bagaimana ceritanya, Nak?""Jadi begini, Nek ...""Ayo silahkan duduk dulu, Sus, supaya enak menjelaskannya." Sumedh. Suster Amalia mengangguk, dan duduk di sofa empuk yang ada di sana. Suster Amalia menjelaskan semuanya dimulai dari kedatangan Irene sampai tentang pengelihatan mata batin Arsela yang begitu sangat menyakinkan baginya. "Gawat! Dulu memang bukit Tengkorak itu kerajaannya ratu genderuwo, tapi itu dulu, sekarang ratu genderuwo itu sudah mati, karena di awal 1900an kata kakek buyut saya yang namanya kakek Romi, ada seorang remaja perempuan yang datang dan menumpas ratu genderuwo dengan senjata trisula." Jelas Nenek Sumitra kepada Suster Amalia. "Dulu? Tapi kenapa Arsela--""Kemungkinannya pengelihatan Arsela yang salah. Tidak mungkin ratu genderuwo itu hidup kembali." Ujar Nenek Sumitra, yakin. Di masa lampau, Suster Anna berjalan untuk ke puncak gunun
Read more

Part 55 - Adventure in Naaglok(8)

"Kok kita bisa sampe ke sini sihh?" bingung Tania penuh ketegangan."Kayanya gara-gara tadi kita enggak sengaja baca mantra-mantra yang ada di peta, terus kita otomatis masuk ke sini.""Duh, gimana cara baliknya nih, Des? Hiks-hiks-hiks, gue takut." Tania, bergidik ketakutan. "Wait, bukannya ini alam naaglok ya?" Desti memperhatikan langit-langit yang berwarna ungu. "Kok l-lo bisa tau, Des?""Liat tuh, langitnya ungu. Sumelika sempet ngomong kata Bu Iis, alam naaglok itu langit-langitnya ungu." Timpal Desti, yang masih memperhatikan langit ungu. "Jadi kita masih ada harapan buat ketemu sama Sumelika, Aisyah dan Rindu lagi kan, Des?" Tania, memastikan. "Kalau itu gue kurang tau, Tan, alam naaglok kan luas, jadi harapan kita buat ketemu sama mereka kecil banget.""Sekarang mendingan kita masuk ke istana genderuwo ini, siapa tau kita ketemu sama Kak Irene sama Kak Arsela di sini." Ajak Desti."Edun a
Read more

Part 56 - Adventure in Naaglok(9)

Aisyah kembali melihat kondisi kedua sahabatnya, dia melihat mereka berdua masih saja melamun, tak ada perubahan, apalagi terlihat telapak tangan Sumelika mengeluarkan darah tanpa henti gara-gara beberapa menit yang lalu Sumelika memegang ranting berduri. Khawatir, Aisyah pun langsung membawa dedaunan lalu mengikat telapak tangan Sumelika yang terus mengeluarkan darah, lama kelamaan darah Sumelika berhenti. Rindu terus melamun, apalagi Sumelika yang sekarang lamunannya semakin parah. Aisyah tak tahu harus berbuat apa, dia sendiri kebingungan melihat ini semua. "Apa aku harus menuruti perkataannya itu? Kasihan Sumelika sama Rindu."Di tengah kebingungannya, dalam sekejap dia mengingat perkataan Ibunya yaitu Bu Salma, sedikit kilas balik sewaktu kecil Aisyah kebingungan dengan pekerjaan rumah pelajaran matematika, Aisyah sampai-sampai menangis karena sangking pusingnya dengan musuh belajarnya ini, Bu Salma baru selesai mengajar di pesantrennya lalu mendekati Aisyah
Read more

Part 57 - Adventure in Naaglok(10)

"Sampai kapanpun kita tidak akan menuruti perkataan-perkataanmu, karena yang pasti siluman sepertimu tidak bisa dipercaya dan semuanya licik!" teriak Aisyah kepada Anapurnama. "Bukti kelicikan kalian adalah kami bertiga bisa sampai kesini gara-gara salah seorang dari golonganmu!" Rindu. Baru kali ini Sumelika bergemetar, dia tak ikut beradu argumen dengan kawan-kawannya sekarang. Sumelika sekarang takut, takut dia tak bisa mengubah kutukan di masa lampau."Pasti Iis Rosmianti kan? Hehehe!! Dia memang selalu menjebak banyak orang dan membawanya kemari seperti kalian, tapi orang-orang yang dibawanya selalu gagal dan malah menjadi korban salah satu dari penunggu naaglok. Kadang menjadi korbanku, kadang menjadi korban naga hijau, sampai terkadang ada seseorang yang langsung menjadi korban di pos pertama, hehehe!!" "Berarti bukan cuman kita dong yang disuruh kesini?" Aisyah ke Rindu dan Sumelika. "Kamu selama ini kan satu kampung
Read more

Part 58 - Adventure in Naglok(11)

Di depan gerbang kerajaan genderuwo. Desti dan Tania begitu heran dengan apa yang ada di hadapannya sekarang, bagaimana bisa manusia seperti mereka berdua bisa ditembus oleh seorang makhluk ghaib seperti ini? Dan makhluk ghaib itu seperti tak melihat sama sekali kehadiran Desti ataupun Tania. "Kayanya kita ini tak kasat mata di alam ghaib, dan kasat mata di alam manusia. Sama seperti halnya mereka, mereka kasat mata di alam ghaib, dan tak kasat mata di alam manusia." Desti. "Kayanya mulu, dari kemarin kayanya-kayanya-kayanya, jangan nebak-nebak doang, Des, gue takut banget ini, woy!" Tania, yang terus takut hingga kaki dan tangannya bergemetar sekaligus dingin. "Udah ah, kita cabut aja, takutt!" "Ck, ayo ikut gue aja, kita masuk ke kerajaannya sekarang, kita pasti bakalan lebih leluasa liat-liat kerajaannya kan kita enggak bakalan keliatan sama prajurit-prajurit yang ada di sana, hihi." "Ada benernya juga lo, Des, yaud
Read more

Part 59 - Adventure in Naaglok(12)

"Malika, karena ritual akan ditunda sampai lusa, kau carilah korban sebanyak-banyaknya lagi karena semakin banyak korban yang kamu dapatkan maka semakin banyak keuntungan yang akan kita dapatkan, haha." Ujar Mohini, kepada Malika yang masih dalam wujud menjadi manusia serigala hitam. "Korban dari rumah sakit lagi?""Ya, kalau bisa kau culik juga anak-anak, remaja, yang ada di sekolah-sekolah, mereka semua sangat berguna." "Baiklah jikalau begitu, aku pergi dulu."Malika pergi, dia melewati Desti dan Tania, seperti tadi mereka berdua tak terlihat oleh siapapun di sana. "Des, kok aneh ya. Kita manusia juga, enggak keliatan sama mereka-mereka ini, tapi manusia-manusia yang mereka culik kok bisa kelihatan ya, aneh bingits." Tania, mengungkapkan keheranannya."Tunggu dulu, nanti kita bangunin salah satu tahanan di sana, kita tanya nih, mereka semua bisa ngeliat kita berdua enggak.""Kalo enggak liat juga g-gimana?"
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status