Alangkah terkejutnya Desti ketika melihat banyak sekali perhiasan gelang merah milik Irene yang tercecer dari ujung ke ujung.
"Ayo kita ikutin aja patahan-patahan gelang ini, siapa tau ini petunjuk!" ajak Suster Anna.
"A-ayo, Kak!" Desti yang sangat takut.
Mereka bertiga mulai menyusuri gelang-gelang tersebut dan patahan gelang itu berhenti sampai di perbatasan bukit gunung Desa Tengkorak dengan pos 1.
"Patahan-patahan gelangnya berhenti di sini!" Anna.
"Kok bisa patah kaya gini ya? Apa mungkin Kak Irene sama Kak Arsela lari sampe-sampe gelangnya patah?" tebak Desti.
"Des, tadi kan aku udah bilang, gelang-gelang Irene itu enggak bisa dipatahin gini aja. Kalo misalkan dia lari enggak mungkin dong gelangnya sampe patah-patah, palingan jatuh 1 atau 2 itu pun kemungkinannya kecil." Jelas Anna kepada Desti.
"K-Kak ..." Tania yang tiba-tiba sangat gugup.
"Iya, ada apa, Tania?"
"Gini, semalam aku d
"Tapi bagaimana mereka sampai kepikiran kesana? Bagaimana ceritanya, Nak?""Jadi begini, Nek ...""Ayo silahkan duduk dulu, Sus, supaya enak menjelaskannya." Sumedh.Suster Amalia mengangguk, dan duduk di sofa empuk yang ada di sana. Suster Amalia menjelaskan semuanya dimulai dari kedatangan Irene sampai tentang pengelihatan mata batin Arsela yang begitu sangat menyakinkan baginya."Gawat! Dulu memang bukit Tengkorak itu kerajaannya ratu genderuwo, tapi itu dulu, sekarang ratu genderuwo itu sudah mati, karena di awal 1900an kata kakek buyut saya yang namanya kakek Romi, ada seorang remaja perempuan yang datang dan menumpas ratu genderuwo dengan senjata trisula." Jelas Nenek Sumitra kepada Suster Amalia."Dulu? Tapi kenapa Arsela--""Kemungkinannya pengelihatan Arsela yang salah. Tidak mungkin ratu genderuwo itu hidup kembali." Ujar Nenek Sumitra, yakin.Di masa lampau, Suster Anna berjalan untuk ke puncak gunun
"Kok kita bisa sampe ke sini sihh?" bingung Tania penuh ketegangan."Kayanya gara-gara tadi kita enggak sengaja baca mantra-mantra yang ada di peta, terus kita otomatis masuk ke sini.""Duh, gimana cara baliknya nih, Des? Hiks-hiks-hiks, gue takut." Tania, bergidik ketakutan."Wait, bukannya ini alam naaglok ya?" Desti memperhatikan langit-langit yang berwarna ungu."Kok l-lo bisa tau, Des?""Liat tuh, langitnya ungu. Sumelika sempet ngomong kata Bu Iis, alam naaglok itu langit-langitnya ungu." Timpal Desti, yang masih memperhatikan langit ungu."Jadi kita masih ada harapan buat ketemu sama Sumelika, Aisyah dan Rindu lagi kan, Des?" Tania, memastikan."Kalau itu gue kurang tau, Tan, alam naaglok kan luas, jadi harapan kita buat ketemu sama mereka kecil banget.""Sekarang mendingan kita masuk ke istana genderuwo ini, siapa tau kita ketemu sama Kak Irene sama Kak Arsela di sini." Ajak Desti."Edun a
Aisyah kembali melihat kondisi kedua sahabatnya, dia melihat mereka berdua masih saja melamun, tak ada perubahan, apalagi terlihat telapak tangan Sumelika mengeluarkan darah tanpa henti gara-gara beberapa menit yang lalu Sumelika memegang ranting berduri. Khawatir, Aisyah pun langsung membawa dedaunan lalu mengikat telapak tangan Sumelika yang terus mengeluarkan darah, lama kelamaan darah Sumelika berhenti. Rindu terus melamun, apalagi Sumelika yang sekarang lamunannya semakin parah. Aisyah tak tahu harus berbuat apa, dia sendiri kebingungan melihat ini semua."Apa aku harus menuruti perkataannya itu? Kasihan Sumelika sama Rindu."Di tengah kebingungannya, dalam sekejap dia mengingat perkataan Ibunya yaitu Bu Salma, sedikit kilas balik sewaktu kecil Aisyah kebingungan dengan pekerjaan rumah pelajaran matematika, Aisyah sampai-sampai menangis karena sangking pusingnya dengan musuh belajarnya ini, Bu Salma baru selesai mengajar di pesantrennya lalu mendekati Aisyah
"Sampai kapanpun kita tidak akan menuruti perkataan-perkataanmu, karena yang pasti siluman sepertimu tidak bisa dipercaya dan semuanya licik!" teriak Aisyah kepada Anapurnama."Bukti kelicikan kalian adalah kami bertiga bisa sampai kesini gara-gara salah seorang dari golonganmu!" Rindu.Baru kali ini Sumelika bergemetar, dia tak ikut beradu argumen dengan kawan-kawannya sekarang. Sumelika sekarang takut, takut dia tak bisa mengubah kutukan di masa lampau."Pasti Iis Rosmianti kan? Hehehe!! Dia memang selalu menjebak banyak orang dan membawanya kemari seperti kalian, tapi orang-orang yang dibawanya selalu gagal dan malah menjadi korban salah satu dari penunggu naaglok. Kadang menjadi korbanku, kadang menjadi korban naga hijau, sampai terkadang ada seseorang yang langsung menjadi korban di pos pertama, hehehe!!""Berarti bukan cuman kita dong yang disuruh kesini?" Aisyah ke Rindu dan Sumelika."Kamu selama ini kan satu kampung
Di depan gerbang kerajaan genderuwo. Desti dan Tania begitu heran dengan apa yang ada di hadapannya sekarang, bagaimana bisa manusia seperti mereka berdua bisa ditembus oleh seorang makhluk ghaib seperti ini? Dan makhluk ghaib itu seperti tak melihat sama sekali kehadiran Desti ataupun Tania."Kayanya kita ini tak kasat mata di alam ghaib, dan kasat mata di alam manusia. Sama seperti halnya mereka, mereka kasat mata di alam ghaib, dan tak kasat mata di alam manusia." Desti."Kayanya mulu, dari kemarin kayanya-kayanya-kayanya, jangan nebak-nebak doang, Des, gue takut banget ini, woy!" Tania, yang terus takut hingga kaki dan tangannya bergemetar sekaligus dingin."Udah ah, kita cabut aja, takutt!""Ck, ayo ikut gue aja, kita masuk ke kerajaannya sekarang, kita pasti bakalan lebih leluasa liat-liat kerajaannya kan kita enggak bakalan keliatan sama prajurit-prajurit yang ada di sana, hihi.""Ada benernya juga lo, Des, yaud
"Malika, karena ritual akan ditunda sampai lusa, kau carilah korban sebanyak-banyaknya lagi karena semakin banyak korban yang kamu dapatkan maka semakin banyak keuntungan yang akan kita dapatkan, haha." Ujar Mohini, kepada Malika yang masih dalam wujud menjadi manusia serigala hitam."Korban dari rumah sakit lagi?""Ya, kalau bisa kau culik juga anak-anak, remaja, yang ada di sekolah-sekolah, mereka semua sangat berguna.""Baiklah jikalau begitu, aku pergi dulu."Malika pergi, dia melewati Desti dan Tania, seperti tadi mereka berdua tak terlihat oleh siapapun di sana."Des, kok aneh ya. Kita manusia juga, enggak keliatan sama mereka-mereka ini, tapi manusia-manusia yang mereka culik kok bisa kelihatan ya, aneh bingits." Tania, mengungkapkan keheranannya."Tunggu dulu, nanti kita bangunin salah satu tahanan di sana, kita tanya nih, mereka semua bisa ngeliat kita berdua enggak.""Kalo enggak liat juga g-gimana?"
"Astoge, silumannya banyak, Kak?" Tania hanya bisa menganga mendengar kisah singkat Arsela yang sudah sangat berpengalaman dalam menghadapi hal-hal berbau supernatural. "Banyak banget malahan, Tan. Dimulai dari siluman ular raksasa, siluman rumah sakit, manusia berkepala 2, raja pocong, siluman duyung, dan lain-lain." Papar Arsela."Kejadiannya kapan, Kak?" tanya Desti, dia sangat tertarik dengan cerita Arsela."Tahun 2010 sampai 2011, Des. Itu tahun petualangan Kakak, beda lagi sama Kak Irene." Timpal Arsela."Sekarang kita harus kuatkan iman ya, iman kalian jangan sampai terkecoh." Pesan Arsela, kepada Desti dan juga Tania."Apa kalian siap?"Tania dan Desti saling bertatapan dengan ekspresi penuh ketakutan, Desti mengangguk kepada Tania, dia mengisyaratkan untuk siap dalam misi yang baru ini. Tania pun menunduk dengan berat hati."S-siap, Kak." Jawab Desti, terbata-bata.Tepat di jam 10 malam,
"Lho? Kok Kakek nyuruh saya mengambil itu, Kek? Bukannya tujuan Kakek kesini sama kaya kita ya? Yaitu mau keluar dari alam naaglok." Sumelika membuat Kakek misterius itu terpojok.Dia seketika terdiam seribu bahasa karena celetukan Sumelika kepadanya."Sebenarnya siapa Kakek?" tanya Sumelika, lagi."Ah, udah, Mel. Jangan begitu." Aisyah berusaha membuat Sumelika tidak emosi kepada Kakek itu."Jangan ganggu gue sekarang, Syah. Gue bener-bener curiga banget sama Kakek ini,""Maafkan saya, Nak, maafkan saya! Saya sebenarnya hanya pura-pura terjebak di sini, saya datang kemari duluan sebelum kalian semua kemari agar saya bisa bersiap-siap terlebih dahulu. Tujuan saya memang mengambil kunci emas, karena saya membutuhkan kunci itu untuk bisa membuka sebuah peti mati yang berisi jenazah anak saya, Nak, yang berada di goa serigala, dulu dia disekap karena bermain-main di sana oleh ratu serigala, hiks-hiks-hiks. Kalau saya jujur dari awal sama k
Keesokan harinya, Sumelika melihat hari ini yang begitu cerah, nampaknya ia akan pulang ke masa depan hari ini juga. Setelah sholat tahajud, Sumelika membereskan barang-barangnya dan dimasukan ke dalam tas ransel. Sudah begitu banyak yang kenangan yang terukir di masa lampau, banyak pembelajaran yang ia dapatkan dari kedatangannya kemari. Sumelika belajar bahwasanya kita harus berhati-hati dalam segala perbuatan, karena siapa tahu perbuatan biadab yang sekarang kita lakukan akan menjadi sebuah kutukan yang menimpa generasi yang akan datang. Sumelika juga belajar, bahwa kita harus senantiasa bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang. Dengan tak ada teknologi, membuatnya susah melakukan apapun tapi dengan mudahnya orang di zaman dulu bisa hidup tanpa adanya teknologi.Sumelika sangat berat pergi dari Desa Tengkorak, dia harus rela berpisah dengan bu Iis, Romi sampai Rindu. Ketiga orang itu benar-benar membantu dirinya di masa lampau sampai semua misinya berhasil, wal
Kebahagiaan merundungi Sumelika dan semua kawan-kawannya, tak sangka akhirnya misi yang selama ini mereka perjuangkan untuk menghentikan kutukan di masa lalu ternyata berhasil. Saudara-saudara Tono menyesal karena telah mengikuti apapun yang dikatakan oleh Tono, padahal sudah jelas Tono sesat dan perbuatannya sangat merugikan."Maafkan kami ya, Sumelika, Hamalia ... kami dari kecil sudah dididik oleh kak Tono sampai-sampai kami tak tahu yang mana yang benar dan mana yang salah, bahkan kami sangat gila dengan harta dan kekayaan duniawi yang fana." Johan selaku perwakilan dari saudara-saudara Tono meminta maaf ke hadapan Sumelika dan yang lainnya."Iya, tidak apa-apa, Pak. Yang penting kutukan dari ratu serigala sudah berhasil dihentikan, mulai hari ini tak ada lagi kutukan yang akan menimpa keturunan berikut-berikutnya. Dan pastinya pun semuanya normal, mudah-mudahan seperti ini terus. Oh iya, Pak, saya berpesan supaya berhati-hati dalam berperilaku karena j
Saat Tono akan melepaskan peluru dari senapan, tiba-tiba ..."Tonoooo!!!" terdengar suara teriakan seorang perempuan dengan nada yang sangat tinggi, suara perempuan itu terdegar serak sekaligus berganda-ganda, suaranya ini berbeda dari siluman yang biasa ditemui di misi petualangan Sumelika kemarin, suaranya memiliki 10 kali lipat yang membuat seseorang yang mendengarnya bergidik ketakutan.Datanglah sesosok perempuan cantik bergaun hitam yang menggunakan mahkota serigala, dia datang bersama dengan 2 manusia serigala berwarna ungu yang membawa tameng dan pedang. Dia adalah Ratu Iravati, ratunya para serigala."Kurang ngajar!"Sreet!Ratu Iravati mencakar wajah Tono sampai wajah Tono berdarah, ia membalas Tono atas perilaku tak pantas yang dilakukan oleh Tono kepada para serigala-serigala di hutan kawasan Desa Tengkorak, ditambah lagi Tono sudah mencuri harta karun milik kerajaan serigala, Ratu Iravati sangat marah dan sangat murka kepada Tono
Tono membuka pintu goa emas serigala, seketika dari dalam keluarlah cahaya yang terpancar dari emas, permata dan berlian. Cahayanya begitu terang sampai-sampai menerangi hutan Desa Tengkorak, Tono tersenyum licik, ia sebentar lagi akan mendapatkan tujuannya yang selama ini ia incar. Tono memandangi semua harta karun yang ada di sana, dalam hatinya ia ingin membawa semua harta karun itu ke gudang emasnya. "Hahaha! Akhirnya, saya bisa mendapatkan tujuan saya yang sudah saya pendam selama bertahun-tahun! Hahaha! Sekarang tak ada lagi yang mampu menghalangi jalan saya lagi, tak ada yang mampu menghalangi jalan saya untuk menjadi orang yang paling kaya raya! Hahaha!"Mendengar Tono yang mengatakan hal-hal yang tak pantas, serigala-serigala penjaga goa emas serigala berdatangan dari dalam goa itu, mereka semua menyerang Tono dan juga semua saudara-saudaranya. Tono punya segala cara untuk menghalau badai yang menerpa dirinya sewaktu-waktu, sewaktu di alam naaglok Tono
DOOORRRR!Suara tembakan terlepas dari senapan. Suaranya terdengar dan bergema di telinga, mereka semua kaget tapi mereka berusaha untuk tenang dan tidak panik. Mereka tetap bersembunyi tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Ternyata oh ternyata sumber suara itu berasal dari senapan besar milik Tono dan para saudara-saudaranya yang sudah tiba di goa emas serigala, mereka semua datang dengan menggunakan baju besi dan membawa banyak sekali senjata dimulai dari sniper, senapan besar, pedang, samurai, pisau dan benda-benda tajam yang lainnya. Mereka melakukan ini demi bisa mendapatkan harta karun manusia serigala yang tersimpan di goa emas serigala."Itu Kak Tono!" ucap Hamalia memberitahukan soal kedatangan Tono kepada Sumelika dan yang lainnya.Mereka semua bersiap untuk membuat Tono dan semua saudara-saudaranya terkepung.Sesuai dengan aba-aba dari Sumelika mereka semua pun pergi mengepung Tono dari segala arah sampai-sampai Tono lagi semua
Keesokan harinya, pagi baru yang sangat ceria menyambut Desa Tengkorak. Pagi itu entah mengapa Sumalika sangat senang dan bersemangat tapi di hati terdalamnya ia merasakan ketakutan seperti ada sesuatu yang besar akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat. Tak hanya perasaan takut, Sumelika pun merasakan cemas dan gelisah. Ia sepertinya akan berpisah jauh dari orang-orang yang ia kenal di masa lampau, seperti dengan Rindu, Romi, bu Iis, Hamalia, Bani sampai abang-abang tukang nasi goreng yang biasanya menjadi andalannya untuk menambah nafsu makan di masa lampau.Setelah sarapan, mendadak Sumelika dikejutkan dengan kedatangan Hamalia dan Bani, mereka berdua baru saja pulang dari rumah setelah kemarin. Saat mereka sampai, mereka berdua langsung mencari-cari keberadaan Sumelika. Sumelika yang mengetahuinya langsung menemui Hamalia dan Bani."Sumelika! Gawat, Mell!" ucap Hamalia, dengan nada penuh ketakutan dan kepanikan yang luar biasa."Ada apa i
Keesokan harinya, Bu Iis, Sumelika dan kawan-kawannya yang lain menyiapkan sarapan di dapur kembali, kali ini Sumelika dan kawan-kawan dibantu oleh Bu Iis dalam menyiapkan sarapan. Bu Iis sekarang memasak nasi sego tiwul kelapa untuk menu sarapan pagi hari ini, Bu Iis sangat pandai sekali dalam membuat masakan dan sarapan, hidangannya selalu saja mengugah selera.Dalam beberapa menit, Bu Iis sudah bisa menyiapkan makanan besar untuk dijadikan santapan sarapan orang-orang banyak yang singgah di rumahnya. Semua orang di sana benar-benar menikmati masakan Bu Iis, bahkan ada yang menambah nasi dan lauk-pauknya.Di tengah sarapan pagi yang hangat, ceria dan dipenuhi dengan semangat, mendadak menjadi hening dan dingin ketika mereka semua melihat Kevin yang keluar dari kamarnya dengan raut wajah yang begitu lesu dan datar. Di wajahnya nampak tak ada lagi tanda semangat hidup, dia begitu lelah. Semua orang sangat takut kepada Kevin, takut Kevin membabi buta lagi seperti
Malam tiba, Kevin mulai sadarkan diri. Di tengah malam yang sunyi itu, Kevin bangkit dan menuju ke kamar Gayatri, mencari Gayatri yang nyatanya sudah tak ada lagi di kamar itu. Ia memanggil-manggil nama Gayatri, berharap Gayatri muncul kembali di hadapannya."Gayatri! Gayatri!" dalam keadaan masih merasa sakit karena lukanya belum 100% pulih, ia paksakan mencari Gayatri karena ia sangat mencintainya setulus hati."Gayatrii!" sudah beberapa menit ia memanggil nama Gayatri, dia tak kunjung datang, ia memutuskan untuk berteriak sekencang-kencangnya memanggil nama Gayatri supaya Gayatri bisa mendengar suaranya.Suara teriakan Kevin yang begitu keras, membangunkan Sumelika dan kawan-kawannya. Sumelika, Fanny dan Aisyah terbangun, mereka bertiga begegas ke kamar Gayatri untuk memeriksa keadaan Kevin."Astaghfirullahaladzim!" alangkah kagetnya mereka bertiga ketika melihat Kevin mengacak-acak kamae Gayatri untuk mencari Gayatri.Kevin me
Sumelika dan kawan-kawannya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada Ratu Peri Alice dan semua peri yang sudah memberikannya alat teleportasi waktu. Sumelika mungkin akan pulang saat itu juga ke Desa Tengkorak untuk menyelesaikan misi terakhirnya yang merupakan inti dari perjalanannya ke masa lampau."Ini terlalu cepat, apa kalian tidak mau lihat-lihat alam peri dulu untuk melepas ketegangan sejenak? Aku harap kalian bisa menerima undanganku ini," tawa Ratu Peri Alice."Maaf, Ratu. Kami harus cepat-cepat ke Desa Tengkorak untuk menyelesaikan misi kami yang terakhir mungkin kami akan datang kemari lagi setelah kami menyelesaikan misi terakhir kami untuk menghentikan kutukan manusia serigala kepada leluhur kami yang masih hidup sekarang." Sumelika menolak tawaran Ratu Peri Alice dengan sopan."Baiklah kalau begitu, semoga misi kalian semua selesai dan kalian bisa memenangkannya. Kalau ada apa-apa hubungi aku lewat Peri Chahat yang ada di Curug Bubble Ice