All Chapters of IPRIT: Chapter 71 - Chapter 80

119 Chapters

AJIAN MENUTUP TIRAI

Lelah berlari cukup jauh kedua perempuan itu berhenti sejenak. Keringat mengucur bukan saja karena mereka berlari, tetapi perasaan ketakutan dalam hati mereka. "Kita akan pergi ke mana?" "Wahai, aku ada tempat tersembunyi, kita akan sampai dua malam perjalanan, sebelum fajar menyingsing, kita harus punya tempat persembunyian dulu sekitar sini, agar kau tidak musnah terbakar sinar matahari, ayo, kita harus sampai ke tempat adik seperguruanku," jawabnya.Dari pembicaraan kedua penculik Mayang, sudah dipastikan mereka adalah Cempaka dan Anjani. Ya ... Anjani merasa Mayang sangatlah cocok untuk menjadi muridnya. Tadinya ia berharap Cempaka yang akan menjadi muridnya, sekarang tidak mungkin dengan keadaan Cempaka yang setengah hantu karena memakai jasad orang yang sudah mati.Tepat sebelum fajar menyingsing seorang gadis yang berpakaian serupa laki-laki menyambut kehadiran mereka. Sebuah pondok terpencil di puncak gunung. Di bawah sebatang pohon be
Read more

PESONA SI BAJU MERAH

Seharian Wisaka dan Faruq serta Jaka dan Onet, mengubek-ubek hutan mencari Mayang. Namun, Mayang beserta kedua penculiknya bagai raib di telan bumi. Tidak ada satu jejak pun yang bisa menjadi petunjuk.Dalam kelelahannya, Wisaka putus asa. Akan tetapi setidaknya Wisaka tahu dengan siapa Mayang kini tinggal. Walaupun tidak mengenal baik wanita bercadar, tetapi terhadap Cempaka pemuda itu percaya, ia tidak mungkin menyakiti Mayang."Faruq, ayo kita kembali ke goa tempat Eyang Astamaya," ajak Wisaka."Baiklah, Kakang," jawab Faruq."Lalu, kau, Kuntilanak Merah, apakah kau mau ikut dengan kami?" tanya Wisaka."Aku tetap di sini, sepertinya ini hunian yang nyaman untukku, hihihihi ... hihihi," jawab Kuntilanak Merah alias Rima sambil tertawa cekikikan. Tawanya keras dan melengking, membawa aura hitam yang membuat bulu kuduk berdiri. Rupanya kini ia sudah mulai menjadi hantu yang sebenarnya."Ada syaratnya jika kau mau di sini," kata Wisaka. " Apa
Read more

CANTAKA

Pemuda itu menjerit saat semua darah di tubuhnya berlomba mengalir ke lehernya. Perempuan itu menyeringai buas saat tetes terakhir ia jilat dengan lidahnya yang merah berlumuran darah."Segar sekali tubuhku, hihihihi ... hihihi ... hihihi ... manis." Rima tertawa cekikikan. Sejak ia menjadi korban kebejatan Iblis Tengkorak, banyak keinginan aneh yang tiba-tiba menguasai dirinya. Saat malam tiba, darahnya akan berdenyut tidak biasa, seperti ada pengaruh yang meracuni darahnya dengan hasrat seorang istri yang mendambakan kehangatan suami. Semua akan mencapai puncaknya di malam bulan purnama. Tubuhnya dibakar gelora asmara, ia harus mendapat pasangan kalau tidak mau tubuhnya melemah tak berdaya.Dirinya juga merasakan kehausan yang sangat. Wangi darah segar dari tubuh pemuda itu begitu menggodanya, menetes air liur dari giginya yang mendadak bertaring. Rasanya seperti minum sirup di terik matahari ... rasa haus mendadak hilang."Aaah, apa yang terjadi
Read more

RENCANA CANTAKA

"Aku hanya inginkan dia," jawab Cantaka sambil senyum-senyum. Ia punya rencana dalam hatinya. Rencana tentang sesuatu yang besar. "Hihihihi." Bocah itu tertawa sendiri."Buat apa kamu seorang wanita? Apakah buat Bapakmu?" tanya Suganda curiga. Ia menatap wajah cengengesan itu, menelisik matanya yang bulat jernih.Wajah tanpa dosa itu menatap ke arah Suganda. Sepertinya keinginan bocah itu tidak bisa ditawar lagi. Cantaka ingin secepatnya membawa perempuan yang masih tak sadarkan diri itu. Entah apa yang Suganda lakukan hingga gadis itu lama tak sadar-sadar."Aku perlu saja, Paman," jawabnya."Tidak ... itu perempuan perawan buat persembahan kepada Iblis Tengkorak, untuk menjalankan ritual setiap malam bulan purnama dan itu nanti malam, sudah ... minggirlah! Aku sudah terlambat!" hardik Suganda. Rupanya ia lupa kemampuan kanuragan Cantaka."Tidak, Paman, aku tetap inginkan Bibi itu," kata Cantaka ngeyel. Rupanya ia sudah terlanjur suka dengan peremp
Read more

TUMBAL PERAWAN

"Namaku ... namaku Supiyah, Kang," kata gadis itu. Ia menundukkan kepalanya, pipinya masih menyemburatkan warna merah muda. Faruq kian gemas melihatnya, ingin rasanya ia mencubit pipi ranum itu. Sementara Cantaka bersila setengah membungkuk, garuk-garuk kepala melihat tingkah Faruq.  "Mengapa kau sampai diculik oleh anak buah Iblis Tengkorak?" tanya Wisaka. "Aku sedang mencuci di sungai sendirian, tiba-tiba ada kerikil yang terlempar ke arah leherku, selanjutnya aku tidak ingat apa-apa lagi," jawab Supiyah. Galuh dan Onet hanya duduk sambil memandangi mereka. Wisaka mengangguk-angguk tanda mengerti. "Sekarang kamu istirahat, besok biar Kang Faruq mengantarmu pulang," ujar Wisaka. "iyy-- iyya," tukas Faruq. Nampak sekali ia gugup, entah apa yang ada di pikirannya? Faruq memandang Supiyah malu-malu. Gadis itu juga melirik dengan sudut matanya. Hati mereka jedak-jeduk dihantam palu asmara. "Nyai, ayo kita duduk di dep
Read more

TUMBAL PERAWAN 2

 Pandangan Iblis Tengkorak berubah, kemarahannya yang meledak-ledak berubah seketika. Seperti saat cuaca panas tiba-tiba mendung menyejukkan alam. Nampak mulut Iblis Tengkorak komat-kamit merapalkan ajian mantra pemikat. Tentu itu adalah hal yang paling dibenci oleh Iprit betina itu. Terus terang dirinya tidak mampu menolaknya. Iblis betina itu akan dengan mudah terbuai cumbu rayu Iprit laki-laki, Iblis Tengkorak. 'Sialan, mantranya sudah bekerja, apa yang harus kulakukan, kalau aku menolak dengan kasar, pasti  tak segan dia melumpuhkanku,' batin Cempaka palsu. Tangannya tetap tersembunyi memegang sesuatu. Cempaka diam saja saat Iblis Tengkorak menatapnya dengan lekat. Dirinya yang cantik tentu saja sangat memikat hati pria mana pun. Apalagi Cempaka adalah kembang desa yang sedang mekar-mekarnya. "Kau masih berhutang kepadaku, Cempaka," kata Iblis Tengkorak. Ia menghampiri Cempaka k
Read more

SATU PERMINTAAN

"Apa yang salah dengan ritualku selama ini, apa karena kegagalan di malam puncak ini, semua berakhir begini?!" Iblis Tengkorak berteriak-teriak. Entah siapa yang ia tuju, dirinya sangat murka dengan malam ini. "Sudahlah A'mir, yang harus dipikirkan bagaimana kita berubah lagi menjadi manusia!" kata Iprit betina marah. Dirinya juga sama hatinya begitu dongkol. Cempaka yang cantik kini berubah menjadi binatang menjijikkan dengan mata semerah biji saga. Apa kesalahan sesungguhnya?Mereka berdua yang telah berubah menjadi bentuk Iprit sesungguhnya terdiam untuk beberapa saat. Mencobamencari kesalahan dalam melakukan ritual masing-masing. Sejak kegagalan-kegagalan di desa, mereka mulai merasa kehidupan untuk mencapai keabadian tidak lagi terasa mudah."Apa karena kau sedang datang bulan, maka persembahan malam ini jadi ternoda?" tanya Iprit laki-laki."Entahlah," jawab Iprit betina datar. Sesungguhnya hatinya kebat-kebit takut ketahuan telah berb
Read more

MENJADI PENGANTIN

Bab 78Muka Faruq pucat pasi, badannya gemetar. Ia takut warga telah salah paham kepadanya. Dikira penculik yang membawa lari Supiyah."Jangan coba-coba kau melarikan diri!" teriak warga.Faruq kebingungan, ia melihat kiri-kanan sudah penuh oleh warga yang datang membawa amarah. Bahkan di antaranya ada yang membawa senjata tajam."Aku bukan penculiknya!" teriak Faruq. Sungguh kalau bisa ia ingin menjadi semut saat itu juga. Berlari menjauh menerobos mereka. "Alah ... tidak usah menyangkal lagi, ayo kita hajar dia!" Warga sudah tidak sabar untuk segera mengeksekusi Faruq yang mereka kira sebagai penculik Supiyah.Tiba-tiba Supiyah memegang tangan Faruq. Ia berdiri di hadapan Faruq menjadi tameng pemuda tersebut."Siapa berani menyentuhnya, hadapi dulu aku!" kata Supiyah keras.Tentu saja warga terperangah melihat kenekatan gadis manis itu. Mereka mundur, tidak berani mendekat. Supiyah adalah anak dari kepala desa kampung i
Read more

TERJEBAK DENGAN PENGANTIN YANG SALAH

Supiyah memancing Faruq dengan serangan-serangan liar yang membuat Faruq terlena. Pemuda ting-ting itu tentu saja kewalahan. Untuk pertama kali dalam sejarah hidupnya ia bergumul dengan seorang gadis yang begitu lihai dalam percintaan."Kang," desah gadis ayu itu."Ya, ada apa?" jawab Faruq. Sesungguhnya ia mengerti, perempuan itu ingin kehangatan yang lebih seru lagi."Aku inginkan dirimu," bisik Supiyah. Nah, betul dugaan Faruq, calon istrinya sudah tidak sabar ingin mencumbu dan mencicipi tubuhnya. Namun, Faruq harus tetap menjaga kewarasannya. Dirinya tidak boleh tergoda untuk melakukan hubungan badan sebelum ijab kabul."Mengapa diam saja, Kang?" Perempuan itu heran, Faruq tidak seperti yang ia inginkan. "Begini tidak cukup, Nyai?" Faruq balik bertanya."Aku inginkan lebih lagi, Kang," jawab Supiyah."Baiklah, ayo," ujar Faruq. Tangan pemuda itu mulai bergerilya. Menjamah semua tempat di tubuh wanita itu. Menja
Read more

WUJUD ASLI

Merasa terjebak, Faruq berubah parasnya. Makanya dari tadi ia merasa heran mengapa wanita itu tidak mempan oleh hipnotis yang ia rapal."Kau ... bukan seorang gadis!" tuduh Faruq."Aku gadis atau janda, bukan urusanmu!" teriak Supiyah."Berani-beraninya kau membentak calon suamimu!" "Kau ... kau calon suamiku?" tanya gadis itu. "Kang Faruq tidak pernah berlaku kurang ajar," imbuhnya sambil menunjuk.'Kurang ajar!" Faruq bersiap melayangkan tamparan ke muka Supiyah."Tolong!" Supiyah menjerit sekuat tenaga sebelum tamparan keras itu mampir di pipinya.Faruq terperangah, ia tidak menyangka kalau perempuan itu akan menjerit. Faruq bersiap mengambil langkah seribu, dua jarinya dimasukkan ke dalam mulutnya."Witwiiiw!" Suitan keras melengking membelah kesunyian. Ia seperti mengirimkan kode kepada seseorang, kemudian Faruq melesat dan hilang di kegelapan malam.Di lain tempat, Faruq masih berusaha mempersemb
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status