Share

TUMBAL PERAWAN

"Namaku ... namaku Supiyah, Kang," kata gadis itu. Ia menundukkan kepalanya, pipinya masih menyemburatkan warna merah muda.

Faruq kian gemas melihatnya, ingin rasanya ia mencubit pipi ranum itu. Sementara Cantaka bersila setengah membungkuk, garuk-garuk kepala melihat tingkah Faruq. 

"Mengapa kau sampai diculik oleh anak buah Iblis Tengkorak?" tanya Wisaka.

"Aku sedang mencuci di sungai sendirian, tiba-tiba ada kerikil yang terlempar ke arah leherku, selanjutnya aku tidak ingat apa-apa lagi," jawab Supiyah.

Galuh dan Onet hanya duduk sambil memandangi mereka. Wisaka mengangguk-angguk tanda mengerti.

"Sekarang kamu istirahat, besok biar Kang Faruq mengantarmu pulang," ujar Wisaka.

"iyy-- iyya," tukas Faruq. Nampak sekali ia gugup, entah apa yang ada di pikirannya?

Faruq memandang Supiyah malu-malu. Gadis itu juga melirik dengan sudut matanya. Hati mereka jedak-jeduk dihantam palu asmara.

"Nyai, ayo kita duduk di dep

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status