“Apa?!” Satu rentetan kata yang berasal dari Tian di ujung sana membuat Naya menghempaskan tubuhnya lemas di kursi kerjanya. Ia tahu kakak laki-lakinya itu suka bercanda, tapi di dengar dari sudut manapun, kali ini Tian benar-benar serius. Gadis itu sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa, padahal akhir-akhir ini orang tua nya tidak membicarakan sesuatu yang serius seperti 'menikah' atau 'pertunangan'. Tapi, mengapa sekarang ada kabar mengejutkan seperti ini, bukan dari orangtuanya melainkan malah dari Tian. Tanpa menghubungi Naya? Apa Tian benar-benar bercanda? “Dengar, kak. Kalau kau bercanda kali ini juga, maka aku akan berhenti mengerjakan proyek yang kau tawarkan padaku sekarang,” ujar Naya berharap kalau kakaknya sedang bercanda sekarang. Namun yang didengar gadis itu malah helaan napas kasar nan frustasi sebagai jawaban. Naya semakin meremas benda pipih yang masih setia menempel di telinganya. “Heh, untuk apa aku bercanda dengan bahan candaan seperti i
Read more