"Cepat bersiap-siap, kita akan berkunjung ke rumah bibiku," ungkap mas Fariz tiba-tiba memasuki kamarku tanpa mengetuk pintu. Aku yang saat ini sedang melipat pakaian lalu menaruhnya ke dalam lemari pun menoleh, "Sekarang, mas?" Aku berjalan menghampirinya di ambang pintu. "Tahun depan, ya sekaranglah! Bodoh sekali kamu." Aku sontak menunduk malu, ya mas Fariz benar aku bodoh, seharusnya aku tidak tanya begitu. "Iya, mas maaf." Mas Fariz berdecak kesal, "Sudah tinggalkan pekerjaan itu, awas saja kamu membuatku sampai terlambat," ancamnya. Aku mengangguk patuh. "Dan yah, nggak perlu berdandan sok cantik, lagipula aku nggak tertarik memamerkan dirimu pada keluargaku nanti," lanjut mas Fariz membuat hatiku mencelos. Aku juga tidak berharap seperti itu
Read more