Share

Sabrina

Penulis: Asterona
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sabrina memasuki rumahnya dengan hati berbunga-bunga. Bagaimana tidak? Itu karena dia baru saja diantar pulang oleh pria tampan bernama Raqa. Sungguh, baru kali ini Sabrina melihat laki-laki setampan aktor luar negeri. Secara nyata. Tanpa rekayasa. Bahkan, ia sempat berpikir bahwa ia sedang bermimpi.

Bukan hanya melihat, ia bahkan berhasil mengambil foto Raqa beberapa kali saat pria itu lengah. Sabrina berani melakukannya karena sepertinya dia memang sudah terjebak dalam opini 'Cinta pada pandangan pertama'. 

"Kok senyam-senyum sendiri anak ibu? Ngapain hayo," ucap seorang wanita berdaster berjalan mendekati Sabrina yang duduk di sofa. Dia bernama Kirana, ibu kandung Sabrina.

Sabrina terkejut kemudian cepat-cepat menyembunyikan gawainya itu sebelum ketahuan sang mama. 

"Enghh nggak ada kok, cuman senang aja karena hari ini kerja aku cukup baik,” jawabnya berbohong. Padahal tadi s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pacar Pembantu   Mulai Mengganggu

    “Sabrina, darimana kau mendapatkan nomerku?” tanya Raqa dengan nada kesal di seberang sana.Sabrina menggigit bibir bawahnya gemas lalu menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Perlu keberanian lebih untuknya memulai semua ini. Ia sudah menebak bahwa merespon Raqa mungkin jauh dari kata sopan. Dan yah, lihat saja hasilnya. Nada kesal yang ia dapatkan.“Emhh, maaf sebelumnya, pak. Saya menelpon bapak di waktu yang kurang tepat,” ujar Sabrina menyambung percakapan. Sebuah awal yang tidak buruk juga, pikirnya. Sabrina lalu menjatuhkan pantatnya ke Kasur. Sungguh, ia sangat gugup mendengar suara Raqa.“Ya sudah cepat katakan apa keperluanmu?”“Ti-tidak ada, Pak. Saya hanya mencoba apakah ini benar nomor bapak atau bukan?” Bodoh, Sabrina tidak berniat mengeluarkan jawaban laknat itu. Ia pun lekas menutup mulut dan menepuk jidatnya kesal. Sial, apa yang gue katakan?“Kurang kerjaa

  • Pacar Pembantu   Semestinya

    Raqa menyilangkan tangannya di bawah dada dan menatap geram ke arah Sabrina. Kedua alisnya hampir menyatu menunjukan seberapa kesalnya pria itu. Sabrina, lagi-lagi memancing amarahnya di pagi hari begini. Apa belum puas perempuan itu mengganggunya kemarin? "Ma-maaf, Pak. Saya buru-buru, jadi saya nggak liat bapak ada di depan," jawab Sabrina gugup. Bangun dari jatuhnya lalu menepuk-nepuk pantatnya yang terasa ngilu. Raqa tidak menolong karena ia pikir itu hanya jatuh biasa. Toh, semua orang di kantor ini juga sudah tau bagaimana sikap Raqa yang sangat dingin dan membatasi diri ketika berinteraksi dengan pekerja perempuan. Itu ia lakukan untuk menjaga perasaan Nabilla. "Maaf terus, nanti diulangi lagi," titah Raqa masih bersedekap. Sabrina menggaruk lehernya dengan canggung. "Duh, gimana ya, Pak. Saya benar-benar nggak sengaja. Emang pakaian bapak ada yang kusut atau tangan bapak ada yg sakit? Sini saya obatin."

  • Pacar Pembantu   Kemarahan Fariz

    "Fariz hanya ingin menikahi Sonya ibu, bukan kembarannya itu!" Aku hanya bisa terdiam kaku di balik pintu kamar dengan mata berkaca-kaca setelah mendengar bentakan itu keluar dari mulut mas Fariz, laki-laki yang baru beberapa jam menjadi suamiku itu. Memang mas Fariz berhak mengatakannya karena kami menikah atas dasar kebohongan, aku memaklumi itu sebab ini adalah konsekuensi yang harus aku terima, namun aku bisa apa? Ini semua aku lakukan demi kembaranku, Sonya. Yang ternyata menyembunyikan rahasia begitu besar dari calon tunangannya, Fariz Alandio Mahendra. Kulihat amarah yang begitu besar dari mas Fariz, p

  • Pacar Pembantu   Kado

    Keesokan harinya mas Fariz belum juga pulang, padahal ketika aku menatap jam dinding kamar, waktu menunjukkan pukul sembilan pagi. Aku tidak tahu dimana mas Fariz berada, aku sangat khawatir. Bahkan sejak malam tadi aku menelponnya berulang kali tidak ada jawaban sama sekali. Ya memang seharusnya aku sadar bahwa mas Fariz tidak mungkin mau mendengar suaraku.Tapi setidaknya mas Fariz harus memikirkan kondisi ibunya yang juga ibu mertuaku, Ibu Mira yang sejak malam tadi gelisah akan kondisi mas Fariz. Walau beliau juga menentang keputusan mas Fariz dan memilih berada di pihakku, ibu Mira tetap mencemaskan mas Fariz karena bagaimana pun, mas Fariz adalah anak beliau satu-satunya.Di rumah mas Fariz yang besar ini pun hanya ada aku, Ibu Mira dan juga Bi Endang sebagai asisten rumah tangga. Bi Endang sangat baik, dia mengerti kerapuhanku dan menyuruhku untuk istirahat saja daripada melakukan pekerjaan r

  • Pacar Pembantu   Berkunjung ke Rumah Bibi

    "Cepat bersiap-siap, kita akan berkunjung ke rumah bibiku," ungkap mas Fariz tiba-tiba memasuki kamarku tanpa mengetuk pintu. Aku yang saat ini sedang melipat pakaian lalu menaruhnya ke dalam lemari pun menoleh,"Sekarang, mas?" Aku berjalan menghampirinya di ambang pintu."Tahun depan, ya sekaranglah! Bodoh sekali kamu."Aku sontak menunduk malu, ya mas Fariz benar aku bodoh, seharusnya aku tidak tanya begitu. "Iya, mas maaf."Mas Fariz berdecak kesal, "Sudah tinggalkan pekerjaan itu, awas saja kamu membuatku sampai terlambat," ancamnya. Aku mengangguk patuh."Dan yah, nggak perlu berdandan sok cantik, lagipula aku nggak tertarik memamerkan dirimu pada keluargaku nanti," lanjut mas Fariz membuat hatiku mencelos.Aku juga tidak berharap seperti itu

  • Pacar Pembantu   Sikap Dingin Mas Fariz

    Sehabis berkunjung ke rumah bibi kami pun kembali pulang. Setelah Mas Fariz memasukkan mobilnya ke garasi, barulah aku turun dan selanjutnya kulihat mas Fariz menggendong ibu dan menurunkan wanita paruhbaya itu ke kursi roda.Sejenak aku terenyuh dengan perlakuan mas Fariz kepada ibu, bagaimana tidak? Dia adalah laki-laki yang sangat berbakti meskipun ibulah yang memaksanya menerima pernikahan ini. Tak ada sedikit pun kulihat kebencian di mata mas Fariz terhadap ibu, justru kebencian yang paling besar mas Fariz tunjukan kepadaku.Aku pun bersyukur, setidaknya bukan mertuaku yang mendapat balasan atas kesalahanku.Usai mendudukan ibu mas Fariz langsung menjalakan kursi rodanya memasuki rumah, sementara aku ditinggal di garasi. Aku pun mempercepat langkah di belakang mereka menahan rasa kasihan pada diriku sendiri karena lagi-lagi kehadiranku dianggap tidak a

  • Pacar Pembantu   Istri Terpaksa

    Aku melenguh di sela-sela tidurku, rasanya sangat gelisah dan sulit untuk menutup mata, mungkin ini adalah efek dingin ruangan karena mas Fariz juga menyalakan ac. Entah dengan suhu berapa derajat, yang pasti aku sangat merasa kedinginan apalagi kaki dan tanganku yang rasanya sudah mulai kaku.Aku pun memindahkan posisi tidurku dari sebelah kanan hingga sebelah kiri berulang kali, ini kulakukan agar kulit tanganku menyentuh karpet, setidaknya dengan begitu dingin yang kurasakan berkurang. Ingin saja aku mematikan pendingin ruangan, tapi aku tidak berani melakukannya atau mas Fariz akan kesal lalu memarahiku.Sayangnya aku tidak menyadari kalau pergerakan ku yang berulang kali ini menimbulkan suara hingga mas Fariz terganggu, kudapati dia menoleh ke belakang menatap kesal ke arahku bersamaan dengan wajah mengantuknya. Mas Fariz menyalakan lampu."Tidur aja nggak p

  • Pacar Pembantu   Fakta Sonya

    "Kakak," gumamku terkejut saat seorang perempuan mirip seperti Sonya melintas di hadapanku. Perempuan itu mengenakan kerudung hitam menutupi setengah wajahnya seperti takut dikenali orang-orang.Aku pun mengikuti perempuan itu hingga menyalip ramainya pengunjung di pasar, sampai aku berhasil mengikis jarak dan menarik tangan perempuan tersebut, dia berbalik menatapku terkejut."Kak Sonya?"Ya Tuhan ternyata aku benar, dia adalah Sonya kembaranku yang selama beberapa hari ini aku cari-cari."Kakak kemana aja selama ini?" tanyaku mengenggam tangannya erat agar dia tidak bisa lari."Kakak kemana aja beberapa hari ini? Kakak kenapa menghilang setelah kejadian itu? Kenapa kak?" tanyaku menahan air mata mengalir. Bagaimana tidak? Aku sangat merindukan kembaranku ini karena sekar

Bab terbaru

  • Pacar Pembantu   Kemarahan Papa

    Makan malam. Terasa sedikit berbeda dari malam-malam sebelumnya, karena malam ini Samuel ikut bergabung di meja makan. Bersama. Mereka bertiga, Soraya, Kaisar, dan Samuel. Meskipun begitu, Kaisar tidak merasakan senang sama sekali. Sebab, walaupun semua anggota keluarga lengkap. Keadaan tetap hening. Seolah yang makan adalah patung berwujud manusia yang tidak mengenal satu sama lain. "Berantem lagi?" tanya Kaisar santai tapi sarkastik. Lantas membuat kunyahan Samuel dan Soraya berhenti. Kaisar menyadari itu. Ia tersenyum sinis, spontan mendapat cubitan pelan di paha dari Soraya. "Makan dulu, Sar. Jangan banyak omong," tegur Samuel. Tenang namun sirat akan kecaman. Kaisar terkekeh. "Terus kalau makannya udah selesai boleh ngomong?" tanyanya. Kaisar menatap dua orang itu bergantian. "Biasa juga enggak, 'kan?" Soraya menyentuh bahu Kaisar. "Kamu ngomong apa sih, Nak? Kita bedua baik-baik aja. Nggak berantem." "Oh ya?" Kaisar

  • Pacar Pembantu   Balapan Lagi

    Dua prinsip yang harus dipegang saat ini;Pertama, tidak boleh terbawa perasaan ketika bersama cowok.Kedua, tidak boleh jatuh cinta sebelum berhasil membanggakan ayah dan bunda.Keyla membaca tulisan di belakang diary-nya itu, ia menulisnya tepat ketika berumur 12 tahun. Dimana saat itu ia mulai mengenal sebuah kata yang bernama 'Cinta'. Catat! Hanya mengenal, bukan merasakan.Keyla tidak tahu persis bagaimana perasaan itu. Namun, kata Thania perasaan cinta adalah sesuatu yang tidak bisa digambarkan dan diutarakan dengan kata-kata. Pokoknya rumit, tapi asyik.Bahkan, setiap orang yang telah jatuh cinta bisa dibuat buta. Semakin ke sini Keyla semakin tidak mengerti.Keyla menutup buku diary berwarna biru itu dengan cepat, ini semua gara-gara Kaisar dia jadi kepikiran hal konyol bernama 'Cinta' itu.Akan tetapi Keyla tidak bisa mengelak jika ia baper oleh perlakuan Kaisar. Terutama ketika cowok itu mengacak rambutnya.

  • Pacar Pembantu   Baper?

    Keyla beruntung karena alibinya tadi. Cewek itu menghembuskan napas lega setelah melihat Kaisar mengangguk, mempercayai ucapannya. Meskipun sebelumnya Keyla sempat gugup karena Kaisar hampir saja mengganggapnya berbohong."Serius kelilipian?" tanya Kaisar ulang.Oh ternyata Keyla salah, Kaisar masih belum sepenuhnya percaya."Iya bawel!" jawab Keyla bosan. Cewek itu hendak berjalan lebih dulu namun lengannya tiba-tiba ditahan oleh Kaisar.Keyla berbalik dan menatap cowok itu penuh pertanyaan. Kedua alisnya hampir menyatu. Bibirnya sedikit terbuka ingin mengucapkan sesuatu namun urung karena Kaisar menatapnya begitu dalam.Sampai akhirnya Kaisar melangkah maju mendekati Keyla. Matanya tak lepas sedikit pun menyorot mata cewek itu. Membuat Keyla terasa kaku untuk mengalihkan sedikitpun tatapannya dari Kaisar.Cowok itu merunduk hingga kepala mereka sejajar. Sekarang, bukannya tubuh Keyla saja yang kaku, tapi jantungnya

  • Pacar Pembantu   Keyla Yang Malang

    "Astaga lupa! Hape gue ketinggalan di laci," ungkap Kaisar yang reflek menghentikan langkah saat teringat sesuatu.Keyla menghela napas. Mereka hampir saja mendekati parkiran dan Kaisar berucap seperti itu. Rasanya seperti gagal menang perlombaan lotre. Padahal, Keyla berencana akan pulang ke rumah tepat waku. Karena banyak pekerjaan rumah yang harus ia selesaikan sebelum pukul delapan malam. Setelah itu, barulah Keyla mengerjakan tugas sekolah."Gue ambil dulu yaa. Lo tunggu di sini, jangan kemana-mana," pinta Kaisar. Tanpa mendapat persetujuan Keyla cowok itu bergegas pergi.Keyla pun menarik napas sekali. Ia menepikan diri di bawah pohon besar dekat parkiran."Keyla!" panggil seseorang dari arah kiri. Keyla menoleh. Ternyata Putra."Sendirian nih? Lo nungguin siapa?" tanya Putra setibanya di hadapan Keyla."Kaisar.""Wohoo. Udah gercep ya itu anak," godanya.Keyla yang paham maksud Putra menyela. "Cum

  • Pacar Pembantu   Sikap Dinginmu

    Sejak kejadian di taman belakang tadi Kaisar malah tambah kepo. Ia mencerca Keyla dengan beberapa pertanyaan yang absurd dan unfaedah. Ada sih beberapa pertanyaan yang cowok itu lontarkan mengenai kakaknya. Tapi tetap saja Keyla merasa terganggu. Akibatnya, Keyla kini menyumpal satu telinganya dengan headset. Suasana kelas juga sedikit berisik karena guru yang mengajar ijin ke toilet."Key, temenin gue belajar yuk!" pinta Kaisar tiba-tiba membuat Keyla dengan malas menatap teman sebangkunya itu."Belajar apaan?" tanyanya.Kaisar cekikikan lalu nyengir lebar. "Belajar untuk menjadi yang terbaik buat kamu.""Hahaha. Receh!" sahut Putra yang duduk di belakang. Lalu tatapannya berubah datar.Kaisar melirik sinis Putra. "Sirik lo upil gajah!"Sedangkan Keyla hanya geleng-geleng melihat tingkah aneh kedua cowok itu. Lalu dia memejamkan mata sejenak, menikmati lagu beatiful milik Crush yang mengalun lewat headset di telinganya. Keyla sa

  • Pacar Pembantu   Kakak Lo, Kakak Ipar Gue

    "Lo ngapain makan diem-diem sendiri di sini?" Keyla menolehkan kepalanya sejenak lalu berkata, "Suka aja," jawabnya singkat. Kaisar terkekeh pelan. Keyla itu ya, jawabannya singkat mulu. Emang ngomong itu pakai kuota apa? "Ohh sukaa," ujar Kaisar kemudian. Ia menarik napas dalam-dalam lalu menatap Keyla. Lebih tepatnya ke bekal hijau yang berisikan nasi goreng dan telur gulung di pangkuan gadis itu. Kaisar menjilat sudut bibirnya, cukup menggungah selera. Kebetulan sekali ia belum makan. "Beuhh. Kayaknya enak. Mau dongg." Keyla menoleh lagi, tanpa kata-kata ia langsung menggeser bekal itu ke tengah. Keyla mendiamkannya sesaat. Kaisar bahkan sampai berkedip. Ia kira Keyla akan bersuara, setidaknya 'makan tuh' tapi ternyata gadis itu hanya diam. "Thanks," ucap Kaisar. Lantas menyantap bekal itu dengan lahap. Seperti orang tidak makan dua hari. Keyla hanya geleng-geleng melihat tingkah cowok itu. "Ke

  • Pacar Pembantu   Antara Zana dan Panji

    Kaisar melangkah cepat menyusuri koridor kelas IPA yang berada di lantai dua. Matanya tak lepas mengamati sekitar. Tujuannya sama, yaitu mencari Keyla. Kaisar tak habis pikir mengapa gadis itu terlalu misterius dan sulit sekali ditemukan.Kaisar sudah mencek kelasnya namun Keyla tidak ada di sana. Jika gadis itu hanya memberi uang pada kakaknya yang bernama... siapa tadi? Zana? Seharusnya, Keyla telah kembali ke kelas mereka.Kaisar menyesal tidak meminta nomor gadis itu sebelumnya.Ketika menatap ke samping kanan, tiba-tiba saja seseorang menabraknya. Kaisar lantas menoleh ke arah orang itu saat terdengar ringisan. Ternyata ponsel milik orang itu terjatuh."Lo jalan pakai mata nggak sih?!" kesal cewek itu sambil mengambil ponsel berlogo apelnya yang tergeletak. Kaisar menyadari saat ponsel itu terbalik.Kaisar berdecak. "Enak aja si eneng, situ kali yang nabrak gue. Nggak suci lagi nih baju pangeran," ucap Kaisar dengan tingkat k

  • Pacar Pembantu   Kemah

    "Gue yakin kemah tahun ini bakalan rame," ungkap Dewa saat mereka berempat, Kaisar, Angkasa, Putra dan dirinya berjalan beriringan menuju kantin. Melepas penat setelah hampir dua jam berkutat dengan papan tulis dan buku-buku pelajaran. Setibanya di kantin yang dalam sekejap saja ditimbuni banyak umat manusia itu, ketiganya langsung menduduk kursi kosong yang tersisa di pojok."Lo-lo semua mau pesen apa?" Tanya Dewa yang berinisiatif memesankan makanan untuk ketiga temannya."Gue nasi goreng sama es teh lah, kayak biasa," sahut Putra bersemangat, lalu cowok itu melempar senyum centil pada adik kelas yang lewat.Kaisar yang nampak berpikir akhirnya membuka suara. "Gue bakso, sambelnya banyakin. Ah, jangan lupakan marimas kesukaan gue.""Nggak usah pake desah," celetuk Angkasa, manusia paling kalem di antara mereka berempat."Lo apa, Sa?" Kini, dewa bertanya pada Angkasa."Mineral aja."Dewa berdecak. "Itu doang.

  • Pacar Pembantu   Haruskah Aku Ikut?

    "Hari pertama sekolah di SMA Bakti Buana, apa kesan kamu, Key? Udah banyak dapat temen?" Pertanyaan Bram barusan kontan membuat Keyla hampir tersedak. Seperti jebakan abstrak yang langsung mengikat. Bagi Keyla, pertanyaan itu benar-benar memutar otak. Sepasang matanya bertemu dengan sepasang mata milik Dara. Keyla lantas menunduk. Dara menatapnya sambil memicing, jelas itu adalah telepati yang memaksa Keyla harus menjawab seperti ini. "Banyak, Pa." Meskipun ia tidak mau. "Temen Keyla baik semua." "Bagus deh." "Halah. Paling bohong, mana ada yang mau temenan sama es batu?" Zana menyeletuk sarkas. Biasa, gadis itu lebih suka menampilkan ketidaksukaannya secara terang-terangan daripada Dara. "Zana!" tegur Bram, nada bicaranya naik satu oktaf menatap Zana. "Jangan ngomong seperti itu! Seharusnya kamu sebagai kakak menyemangati Keyla. Meskipun bukan kandung, dia tetap adik kamu." "Nggak mau!" Kali ini Zana memandang Keyla

DMCA.com Protection Status