Home / Romansa / Pacar Pembantu / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Pacar Pembantu: Chapter 51 - Chapter 60

89 Chapters

Terkuak

Mungkin, terlihat baik-baik saja. Mungkin, terlihat seperti acuh saja.Nyatanya, aku terluka.Oleh sikapmu yang berubah tanpa aku tahu penyebabnya.  -Raqa Abimanyu Dinata-••• "Akhirnya lu sadar juga ya, Raq. Nabilla itu bukan apa-apa dibandingkan gue," ucap Tamara, yang memeluk manja lengan Raqa. Sudah dua puluh menit, mereka duduk di sofa gudang dengan Raqa yang terus melamun tanpa memperhatikan Tamara. Tatapannya kosong, bahkan untuk sekedar menepis tangan Tamara yang mulai nakal meraba-raba bibirnya, Raqa tidak bertenaga. Awalnya, Raqa hanya ingi
Read more

Yang Sebenarnya

Siang ini, cuaca sedang cerah-cerahnya, tidak sebanding dengan hati seorang gadis yang menekuk lutut di taman belakang sekolah sekarang. Kejadian lima belas menit yang lalu masih berbekas di hati Nabilla. Bagaimana tidak? Kata putus dari Raqa seolah menyerap seluruh tenaganya. Membuat Nabilla tidak mood untuk melakukan apa saja. Raqa bukan lagi cowoknya. Bukan lagi mataharinya. Bukan lagi penghilang sepinya. Bukan lagi pemicu tawanya. Air matanya kembali jatuh, Nabilla menyekanya saat mendengar suara seseorang dari arah belakang. "Mau sampai kapan di situ?" tanya Ragil. Cowok itu mendekat, duduk bersila di sampingnya dan menyodorkan sekotak susu. "Sampai Nabilla capek," jawab Nabilla. Ia men
Read more

Semakin Jauh

Semakin aku melangkah lebih jauh, maka hati ini semakin rapuh.••• "Mama?" Panggil Raqa. Wanita tua itu mengernyitkan dahinya. "Kamu... siapa?"  Raqa memejamkan mata sejenak. Ini seperti sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Melihat Kalina masih hidup tanpa kekurangan satu pun anggota tubuhnya.  Sebesar apa pun dirinya, Raqa masihlah seorang anak yang sangat memerlukan kasih sayang orang tua. Walau, sekarang Kalina tidak mengenali siapa dirinya. Itu sama sekali tidak penting bagi Raqa. Diusapnya air mata, sebelum masuk ke kamar itu dan berlutu
Read more

Perih

Kita saling mengisi masing-masing ruang di hati. Saling menjaga saat aku sadar kamu begitu berharga. Namun, juga saling merindu saat aku tahu kehadiranmu hanya sebentar saja.••• Rencana membeli gas saja ternyata hanya khayalan semata. Sampai di supermarket, Damar pasrah ketika Nabilla membeli banyak camilan dengan memasang wajah puppy eyesnya yang imut.  "Ya ya ya Damar, nanti uangnya Nabilla ganti kok. Nabilla janji nggak bakalan beli banyak. Boleh ya?" "Bukan masalahnya uangnya Nabilla, tapi sate di rumah yang nganggur lama. Kasihan satenya nggak masak-masak." Nabilla mengerucutkan bibir. "Ngga
Read more

Bertahan

Satu hal yang berusaha kuhindari selama ini, yaitu membuatmu terluka tanpa keinginanku sendiri. -Nabilla Shiletta-•••   "Pergi kamu! Pergi! Pergi pembawa sial!" Kalina mengusir Raqa, tepat setelah persidangan suaminya selesai hari itu juga. Pengadilan memvonis bahwa Arga dihukum satu tahun penjara. Tentu saja, hal itu sangat membuatnya terluka. Raqa hanya terisak, sambil bertekuk lutut dan mengucapkan berkali-kali kata maaf. Ia tak tahu apa salahnya, Kalina terus saja menyalahkannya tanpa alasan yang jelas. Usai bangun dari koma, dia memang tidak dianggap karena Kali
Read more

Awal Mula

Apa pun alasannya, Tuhan selalu punya cara membuat makhluknya tertawa setelah menangis. Tidak terlalu cepat. Tidak terlalu lambat. Tapi di waktu yang tepat. •••Ternyata perubahan bagi manusia memiliki berbagai macam arti. Entah, perubahan itu nantinya membawa bahagia atau kecewa, tergantung bagaimana bijak manusia memilahnya. Dan Raqa, berada pada opsi pertama.Berubah demi seseorang yang ia sayangi, orang yang kini ia cintai, dan orang yang akan membuat harinya lebih berwarna dari sebelumnya. Ini bukan soal penyesalan, bukan pula soal cinta semata. Namun, ini soal bagaimana kita sebagai manusia menyikapi hal buruk yang telah terjadi.Sederhananya seperti ini, kesalahan tidak selamanya membawa malapetaka, tapi itu merupakan salah satu car
Read more

Untuk Matahariku

Rencana Tuhan lebih baik dari rencana kita. Setidaknya, seperti itulah kalimat yang cocok ditujukan kepada seorang Raqa Abimanyu Dinata. Setelah berminggu-minggu menunggu, orang yang ia sayang kini telah kembali menatap dunia.Bagaimana perasaannya, sulit digambarkan dengan kata-kata. Yang pasti, rasa senang ini tidak bisa dibandingkan, sekalipun dengan mendapatkan segunung berlian.Entah pada lembar dokumen ke berapa yang ia cek, Raqa mendapati gawainya bergetar di saku celana. Benda pipih itu menampilkan nama 'Gadisku' sebagai panggilan masuk. Raqa mengulum senyum, ia selalu menanti panggilan itu, sebab Nabilla belum diijinkan bersekolah."Assalamualaikum, Raqa."Sapaan dari seberang sana, sekali lagi menerbitkan senyum Raqa. Ia menaruh pulpennya, lalu menyandarkan punggung pada sandaran kursi."Waalaikum salam. Ini udah yang kelima kali kamu nelpon aku, ada apa, Nabilla?"
Read more

Tak Berjarak

Jatuh cinta dan masa lalu hanya masalah waktu.•••   Matahari mulai menyapa langit biru, memberikan setiap orang harapan baru. Harapan untuk lebih baik ke depannya. Untuk menggapai semua cita-cita yang ada.Sebesar apa pun harapan itu, semua orang berhak memperjuangkannya meski banyak halangan dan rintangan yang mengganggu. Dan kita sebagai manusia, mesti tahu batasan untuk tidak mencibir harapan seseorang.Keadaannya tidak berbeda, untuk seorang gadis yang tengah menatap foto berbingkai di atas nakas. Foto seorang pria paruhbaya yang sedang menggendong gadis kecil berjaket pink sambil tertawa."Papa." Nabilla mengusap foto itu, membuat rasa
Read more

Meminta Restu

Seorang cowok berjas hitam, tampak fokus menatap monitor di hadapannya. Layar itu menampilkan grafik hasil pendapatan perusahaan, yang setiap bulannya meningkat begitu saja.   Wajar, dalam beberapa tahun ini, cowok itu berhasil menjalankan perusahaan dengan baik. Tidak ada kendala sedikitpun, semuanya berjalan dengan rukun. Cowok itu juga berhasil membangun kerja sama dengan beberapa perusahaan. Hingga membuat namanya melambung tinggi di dunia perbisnisan.   Suara pintu diketuk, mengalihkan perhatian cowok itu. Ia mendapati seorang wanita berkemeja. Tidak lain adalah Tika--sekretarisnya.   "Permisi, Pak. Ada berkas yang harus bapak tanda tangani," ucap Tika sopan.   Raqa men
Read more

Dua Garis Biru?

Perlahan demi perlahan, ruangan berdominasi warna putih itu dikunjungi banyak orang. Di setiap dindingnya, terdapat banyak lukisan tertata rapi yang menarik setiap pasang mata. Tentu saja lukisan itu adalah buatan seorang gadis bernama Nabilla Shiletta.   Setelah bertahun-tahun menempuh pendidikan seni, akhirnya ia mampu mendirikan sebuah galeri, dimana lukisan-lukisan yang ia buat dapat dinikmati semua orang. Nabilla bahkan tidak sungkan memamerkan lukisannya secara cuma-cuma.   Seperti saat ini, Nabilla membiarkan anak-anak panti menyentuh lukisannya. Menggumamkan kata 'bagus' lalu menghampirinya.   "Kenapa sayang?" Nabilla mengusap pipi seorang bocah laki-laki. Yang ia ketahui bernama Nanta. Bocah itu menyodorkan sebuah permen lolipop padan
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status