Home / Romansa / Antara Aku dan Dia / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Antara Aku dan Dia : Chapter 71 - Chapter 80

96 Chapters

71. Rencana

Aksa mendekati istrinya, dia langsung menarik kepala Leta agar bersandar di dada bidangnya, tubuh Leta gemetar karena menangis. Aksa mengusap lembut kepala Leta."Sayang, maafkan aku. Aku tak bermaksud berciuman dengannya. Aku janji wanita itu akan segera pergi dari kehidupan kita." kata Aksa."Pergi? Aku tak akan pergi dari sini, Aksa. Aku ingin ada di sisimu selamanya," kata Zeline yang tiba-tiba menyahut ucapan Aksa.Aksa menoleh, menatap Zeline dengan tajam. "Dasar wanita gila, pergi kau dari sini. Jangan usik kehidupanku dengan Aletha. Aku tak pernah mengharapkan kehadiranmu!" ucapnya.Zeline menggeram, dia mengepalkan tangannya dengan kuat. Baru saja dia ingin menyerang Leta lagi, pintu kamar terbuka dan muncul sosok Farrel. "Tuan, ada apa? Aku mendengar suara ribut dari lantai bawah," tanya Farrel mendekat ke arah Aksa."Farrel, seret wanita itu pergi dari sini. Aku muak melihatnya!" perintah Aksa.Farrel tak bertan
Read more

72. Surat Perceraian

Hari ini Aksa tidak pergi ke kantor. Dia ingin luka di kakinya sembuh dulu sebelum beraktifitas kembali. Semua pekerjaan dilimpahkan pada Vino, dan dia tinggal mengeceknya di rumah.Pintu ruangan kerja Aksa diketuk, Farrel masuk ke dalam sambil membawa sebuah amplop coklat di tangannya."Siang Tuan, saya sudah menyelesaikan semuanya. Tinggal menunggu tanda tangan Anda dan nona Zeline agar pengadilan segera mengurusnya." kata Farrel.Aksa mengangguk dan segera meminta Farrel memberikan berkas tersebut. Aksa membacanya sekilas sebelum membubuhkan tanda tangannya di sana."Lalu bagaimana dengan tanda tangan nona Zeline, Tuan?" tanya Farrel.Aksa diam sejenak, sebelum tangannya beralih mengambil sesuatu di lacinya. Dia menimbang-nimbang benda yang sedang dipegangnya itu."Mungkin ini bisa membantu, ayo." Aksa menyembunyikan benda itu di balik bajunya. Setelahnya dia berdiri, dan keluar dari ruangan tersebut diikuti oleh Farrel.Saat
Read more

73. Kesialan Zeline

Zeline benar-benar pergi dari rumah hari ini. Dia menatap masam pada Aksa yang mengantarkannya sendiri sampai di depan gerbang. Lelaki itu bahkan tak merasa simpati pada wanita yang sekarang sudah berstatus mantan istrinya.Setelah pintu gerbang itu tertutup, Zeline berjalan gontai sedikit menjauh. Kepalanya menoleh ke sana-sini mencari taksi. Setelah hampir 15 menit, akhirnya ada sebuah taksi yang lewat dan Zeline segera memberhentikannya. Dia menyuruh sopir taksi ke alamat yang ditunjukkannya.Zeline memasuki sebuah apartemen, dia menempati apartemen milik Tommy. Setelah melemparkan kopernya, dia menyenderkan tubuhnya di sofa. Terlihat memejamkan matanya sambil menghembuskan nafas kasar. Tangannya bergerak memijat kepalanya yang terasa pening."Aku akan mati bosan jika hanya berdiam diri di sini," keluhnya pada diri sendiri.Akhirnya Zeline beranjak, dia ingin menjenguk ibunya. Siapa tahu ada solusi yang diberikan oleh wanita tua itu.Tak m
Read more

74. Berlibur ke Tokyo

Aksa memutuskan untuk berlibur hari ini. Urusannya dengan orang-orang rumit itu sudah selesai semuanya. Sekarang tinggal urusannya dengan Leta yang belum tuntas."Kyra gak mau, Kyra ingin ikut papa sama Mama," rengek Kyra menangis.Saat ini, Leta masih memberi pengertian dengan anak tirinya itu. Sebenarnya dia lebih suka jika Kyra ikut, itu akan membuat dirinya mempunyai teman. Tapi entahlah, Aksa hanya ingin pergi berdua dengannya, dan hal ini membuat Kyra menangis sejak pagi.Leta hanya bisa mengelus kepala putri kecilnya itu, dia sudah tak mampu berucap. Berbagai rayuan sudah dia keluarkan, tapi nyatanya hasilnya masih sama.Aksa yang melihat dari pintu ikut frustrasi, dia menghembuskan nafas kasar sebelum mendekati kedua wanita kesayangannya."Kyra sayang," panggil Aksa."Papa, Kyra ikut, Kyra pengen berlibur juga Papa." Tiba-tiba Kyra terbangun dan langsung memeluk tubuh Aksa."Memang siapa yang mau berlibur?" tanya Aksa, dia sed
Read more

75. Tokyo in Love

WARNING, area dewasa!!! Harap bijak memilah sebuah cerita. "Apa?" tanya Leta gugup ditatap seperti itu oleh Aksa.Aksa tersenyum dan menggeleng, dia mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya. Bibir mereka menyatu, tapi Aska tak kunjung melumatnya. Dia hanya sedang menggoda istrinya.Leta yang daritadi memejamkan matanya kini membuka matanya perlahan. Jantungnya berdegup kencang ketika melihat wajah tampan suaminya dari dekat."Leta." Entah mengapa Leta sedikit merinding ketika mendengar suara Aksa yang terdengar sangat parau. Mata lelaki itu berkabut, menginginkan hal lebih dari Leta.Aksa beralih ke leher jenjang milik Leta. Lelaki itu menggesek-gesekan hidungnya di sana. Sesekali memberikannya kecupan-kecupan lembut, membuat Leta sedikit frustrasi.Tangan Aksa bergerak mengunci kedua tangan Leta di atas kepalanya. Membuat wanita itu tak bisa berkutik. Aksa tersenyum ketika melihat istrinya memejamkan matanya, wajahnya
Read more

76. Berjalan-jalan

Leta terlihat menguap sambil meregangkan otot tubuhnya. Melihat tangan yang melingkar di perutnya membuat dia menoleh ke samping, mendapati suaminya yang masih tertidur sangat pulas. Leta tersenyum dan segera berbalik. Dia kagumi lagi pesona yang dimiliki suaminya, sambil mengelus pelan pipi yang ditumbuhi jambang tipis tersebut.Merasa tidurnya terganggu membuat wajah Aksa menjadi mengerut. Leta yang melihat itu tak tahan untuk tidak menggodanya. Dia semakin menempelkan tangannya pada pipi Aksa, yang malah membuat dirinya menjadi geli.Saat Leta terkekeh, tangannya tiba-tiba dicengkeram oleh Aksa. Lelaki itu membuka matanya perlahan dan menatap sebal pada istrinya."Kau senang?" ucapnya melirik istrinya.Leta hanya meringis, dia malah memepetkan tubuhnya ke Aksa dan menyembunyikan wajahnya di ketiak Aksa."Kau menggodaku Leta?" tanya Aksa yang tiba-tiba langsung menindih tubuh Leta."Tidak, memang siapa yang menggodamu?" tanya Aletha dengan
Read more

77. Pulang

Aletha terdiam masih, memikirkan apa maksud ucapan dari Ryana. Hal itu membuat dia tak menyadari jika Aksa sedaritadi menatap ke arahnya."Sayang.""Hemm." Leta tersentak dengan panggilan Aksa, dia segera menoleh, menatap suaminya yang juga menatapnya dengan heran."Ada apa? Kenapa daritadi kau melamun? Kau baik-baik saja?" tanya Aksa cemas. "Emm... Aku tak apa. Aku hanya memikirkan temanku tadi." kata Leta."Lupakan saja, jangan pikirkan orang lain yang tidak penting." Aksa menghela nafas. "Sebenarnya bukan hanya sekali dua kali aku melihat pak Xiao Qi membawa wanita muda seperti itu." kata Aksa."Jadi, kau sudah lama mengenal pak Xiao Qi?" tanya Leta."Ya, dia sering kali berkunjung ke Indonesia. Di sana juga dia selalu membawa wanita di setiap pertemuan, dan itu selalu bergonta-ganti. Sudahlah, kenapa malah membahas orang lain? Kemarilah, aku ingin memelukmu." kata Aksa. Leta tersenyum, dia langsung mendeka
Read more

78. Amplop Coklat

"Tuan, pak Adit memundurkan makan siang menjadi makan malam. Dia meminta maaf karena ada sesuatu yang tak bisa ditunda," ucap Vino memberi laporan dadakan di kantor.Aksa terlihat berpikir, sejak dia menikah dengan Leta dia selalu menolak ajakan bisnis di atas jam 5 sore. Bukannya apa, tapi dia ingin menghabiskan waktunya bersama istri dan anaknya."Pak Adit juga bilang, nanti akan memikirkan proyek baru kita di kota sebelah. Dia ingin menunjukkan sesuatu pada Anda." kata Vino lagi.Kesempatan itu tak akan datang dua kali. Aksa memang menginginkan proyek kerja samanya dengan perusahaan milik pak Adit agar segera terealisasikan. Setelah merenung beberapa saat akhirnya Aksa sudah memutuskan."Baiklah, aku akan menerimanya."Setelah mendapat jawaban dari Aksa, Vino segera keluar dari ruangan bos-nya dan menyiapkan beberapa pekerjaan yang belum selesai.Sedangkan Aksa langsung mengambil handphonenya untuk mengabarkan hal ini pada istrinya.
Read more

79. Kebohongan Aksa

Pintu terbuka ketika Leta masih terisak meratapi kesedihannya. Dia menoleh dan mendapati Kyra menatapnya dengan bingung. Melihat hal itu, Leta segera menghapus sisa air matanya dengan gerakan kasar."Mama... Mama kenapa?" tanya Kyra ikut sedih, dia berjalan ragu mendekati Leta.Leta memaksakan senyumannya, tangannya terbuka lebar menyambut kedatangan putri kecilnya. "Tak apa, Mama hanya terjatuh tadi." ucapnya."Lalu kenapa Mama menangis?" tanya Kyra yang sekarang duduk di pangkuan Leta."Karena itu menyakitkan," ucap Leta meringis, tapi air matanya kembali membasahi pipi.Kyra yang melihat itu langsung membantu menghapus air mata ibunya. "Bilang saja sama Kyra, nanti Kyra akan mengobati Mama agar tak sakit lagi," ucap Kyra polos.Leta terharu dengan perkataan Kyra. Meskipun Kyra bukanlah anak kandungnya, tapi Leta benar-benar menyayangi Kyra setulus hatinya. Dia memeluk tubuh mungil Kyra, mencoba menahan isak tangisnya yang belum reda juga.
Read more

80. Perubahan Sikap Aletha

Ketika Aksa keluar dari kamar mandi, dia tak mendapati istrinya. Aksa masih tenang, karena Leta sudah menyiapkan baju ganti untuknya. Dia lalu segera turun, mungkin saja istrinya itu sedang bermain bersama putrinya.Aksa berjalan mendekati putrinya yang sedang bermain bersama Rossa di taman. Kepalanya menoleh ke sana-sini untuk mencari keberadaan istrinya."Papa," teriak Kyra ketika melihat Aksa.Aksa tersenyum lalu berjongkok di hadapan putrinya untuk menyamai tingginya. "Kyra sayang, di mana mama?" tanyanya."Kyra tidak tahu Papa,"jawab Kyra sambil menggeleng.Aksa tertegun, dia kira tadi istrinya itu bermain dengan putrinya. Karena di dapur hanya ada bibi Prima sendirian. Lalu di mana Leta sekarang?"Kyra main dulu sama kak Rossa ya, Papa mau cari mama. Nanti kita jalan-jalan." ucap Aksa.Kyra mengangguk, dia langsung berbalik dan menghampiri Rossa yang sudah menunggunya bersama beberapa boneka di sana.Sedangkan Aksa
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status