Home / Romansa / Antara Aku dan Dia / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Antara Aku dan Dia : Chapter 81 - Chapter 90

96 Chapters

81. Hamil?

Aksa masih tertegun dengan ucapan Leta. Saat dia tersadar, istrinya itu sudah masuk meninggalkan dirinya. Aksa segera berlari dan mengejar istrinya.Ketika dia masuk ke dalam kamar Kyra, ternyata istrinya itu tak ada di sana. Dia langsung berbalik dan menuju kamarnya di lantai atas.Di sana dia melihat Leta sedang mengambil beberapa baju, dia membereskan baju-baju itu di ranjang. Aksa panik, dia segera mendekati istrinya yang masih menangis."Sayang, kau kenapa? Kenapa kau membereskan baju-bajumu?" tanya Aksa yang sekarang ada di samping Leta."Tolong, biarkan aku sendiri. Aku tidak ingin melihatmu untuk sementara." ucap Leta.Aksa menjadi frustrasi karena diabaikan oleh istrinya. Dia menarik bahu Aletha untuk menghadap ke arahnya."Katakanlah, jika kau tak berbicara aku tak tahu apa salahku, Leta," ucap Aksa memohon."Hiks... Kenapa kau malah bertanya padaku? Kenapa kau tak menyadari sendiri apa kesalahanmu, Aksa." Tangis Leta
Read more

82. Hamil (2)

Aksa yang melihat istrinya terjatuh menjadi panik. Dia segera mendekat ke arah istrinya, mengarahkan kepala Leta di pangkuannya sambil menepuk-nepuk pelan pipinya."Leta, bangun sayang."Kemarahan Aksa meluap, dia menatap tajam Zeline yang ada di depannya. "Kalian, bawa wanita ini keluar dari rumah. Jangan biarkan dia masuk selangkah pun atau kalian akan ku pecat nanti."Sontak para penjaga langsung berusaha menyeret tubuh Zeline. Wanita itu tak berhenti berontak dan memaki nama Aksa. Dia juga menggigit tangan para penjaga agar dirinya bisa kabur masuk ke dalam. Tapi ternyata usahanya itu sia-sia. Tubuhnya dilemparkan begitu saja dan gerbang langsung dikunci kembali."Hiks... Leta, nak, apa yang terjadi?" tanya Bibi Prima yang tiba-tiba sudah ada di samping tubuh keponakannya."Akan aku jelaskan nanti Bi, sekarang telfon dokter untuk datang ke rumah." Aksa lalu menggendong tubuh Leta masuk ke dalam. Bi Prima menyusulnya kemudian setelah menelfon do
Read more

83. Bertemu Lagi

Hari ini hari yang cerah bagi Aksa. Apalagi dia sudah bisa melihat senyuman Leta ketika dia bangun dari tidurnya. Aksa memulai harinya dengan penuh kebahagiaan, bahkan dirinya membantu Kyra untuk bersiap-siap pagi ini."Mama," teriak Kyra begitu dia masuk ke dalam kamar, di belakangnya ada Aksa yang mengikutinya dengan senyuman."Jangan berlari-lari seperti itu sayang, kau bisa terjatuh nanti." Leta memberi pengertian pada putrinya, dia berbicara dan menatap mata putrinya."Baik Mama." Kyra terlihat mengangguk dan menaati perintah Leta."Kelihatannya putri Mama sedang senang. Ada apa?" tanya Leta yang sejak tadi melihat Kyra selalu tersenyum."Itu karena papa akan mengajak kita jalan-jalan," jawab Kyra antusias."Benarkah, apakah Papa tidak bekerja hari ini?" tanya Leta menatap ke arah Aksa."Tidak, aku akan berlibur kali ini. Tidak ada jadwal penting di perusahaan, aku ingin menghabiskan waktu dengan kalian berdua." jawab Aksa.
Read more

84. Satu Bukti

Lelaki itu melihat mobil yang mulai berjalan keluar gerbang. Setelah melihat mobil itu benar-benar keluar, dia berjalan menghampiri 2 wanita dan seorang lelaki yang masih berdiri di depan pintu."Selamat pagi."Farrel langsung menatap lelaki itu penuh curiga, dia merasa tidak pernah mengenal lelaki tersebut. "Siapa ya?" tanyanya dengan sorot mata yang tajam."Oh, perkenalkan nama saya Sam. Saya tidak sengaja menemukan dompet ini dan berniat untuk mengembalikannya." Sam mengeluarkan dompet Aksa dan menyerahkannya pada Farrel.Tatapan Farrel tak berubah, tapi tangannya terulur mengambil dompet dari tangan Sam. Dia memeriksanya sebentar sebelum dia yakin jika memang itu dompet milik tuannya."Terimakasih." Kali ini tak ada tatapan curiga, senyum tipis terbit di wajah Farrel.Leta mengabaikan kedatangan Sam, dia masih menangis di pelukan bibi Prima. Membuat Farrel menjadi iba padanya."Bawalah Leta ke dalam Bu, aku akan menyusul Aks
Read more

85. Sekutu

Sam terlihat kaget ketika tiba-tiba ada seseorang menghampirinya memberitahukan sesuatu padanya. Dia terlihat berpikir sejenak sebelum menyetujui permintaan orang tersebut.Hari ini dia kembali lagi bekerja, Sam bukanlah orang yang tinggal di kota ini. Tapi dia mempunyai cabang perusahaan di sini, membuat dia sering berkunjung.Dia memang orang yang suka menjelajahi wanita. Setiap dia datang ke sini dia selalu menyewa wanita untuk menemani hari-harinya. Dia siap membayar mereka hanya untuk mencicipi tubuhnya saja.Tapi kejadian terakhir kali dia datang di kota ini sedikit berbeda, dia bertemu perempuan sial yang mabuk. Entah mengapa Sam tertarik pada pertemuan pertama. Mengakibatkan wanita itu akhirnya berakhir di ranjangnya.Tapi selama dia kembali ke kota asalnya, dia sedikit terusik dengan wanita itu. Di menyuruh anak buahnya untuk mencari wanita itu karena Sam sedikit terobsesi dengannya.Entah keberuntungan atau kesialan, saat Sam sudah bertem
Read more

86. Bebas

Semalaman Sam tak bisa tidur, dia memikirkan tentang Zeline. Dia memikirkan bagaimana dengan anaknya nanti jika wanita itu benar-benar menikah dengan lelaki lain. Sam tak ingin itu terjadi, meskipun dia brengsek, tapi dia selalu bertanggung jawab soal anak. Terbukti dia memiliki 2 anak di rumah dan itu hasil dari percintaannya dengan para wanitanyaKali ini, Sam benar-benar tertarik dengan Zeline. Dia ingin wanita itu mendampinginya seumur hidup dalam status pernikahan. Meskipun Sam tahu jika Zeline tak mencintainya, itu bukanlah hal besar untuknya. Baginya, cinta akan datang dengan kebersamaan.Sam merapikan lagi penampilannya di depan cermin, setelah terlihat rapi dia segera keluar dari rumahnya. Dia mengemudikan mobilnya ke apartemen kemarin, dia berniat ingin menemui Zeline lagi.Tapi saat sampai di apartemen itu, bukan Zeline yang ditemuinya melainkan seorang lelaki yang mengaku sebagai kakak Zeline.Ruang tamu itu terlihat sedikit hening, tak ada ya
Read more

87. Kepulangan Aksa

"Aku sangat senang akhirnya kau bisa bebas, Aksa," ucap Leta bersandar di bahu suaminya. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan pulang."Ya, itu semua berkat kerja keras Farrel dan bantuan orang itu. Aku harus bertemu dengannya hari ini." kata Aksa."Tapi kau baru saja pulang, kau ingin pergi lagi?" tanya Leta tiba-tiba menjadi sedih."Tidak sayang, aku hanya akan mengundangnya makan malam."Leta mengangguk, dia bertambah memeluk lengan suaminya dengan erat. Dia mendongak, menatap Aksa dari pundak Aksa."Maafkan aku," ucap Leta penuh penyesalan. "Maaf karena pernah meragukan dirimu. Aku bahkan tak percaya dengan semua penjelasanmu waktu itu.""Sssttt, itu sudah berlalu. Jangan dibahas lagi, oke? Yang terpenting adalah aku selalu mencintaimu, dan aku tak pernah melakukan hal buruk di belakangmu."Leta tersenyum, dia mengecup singkat suaminya sebelum menyembunyikan wajahnya di lengan Aksa. Sedangkan Aksa mengusap bibirnya sambil terkek
Read more

88. Baby Twins

Ketika sampai di rumah sakit, Sam segera berlari menuju ruang UGD. Dia menanyakan pada seorang suster tentang pasien yang mengalami tabrak lari. Ternyata Zeline benar-benar di sana dan sedang ditangani oleh dokter. Hampir 1 jam akhirnya seorang dokter keluar dari sana. Sam yang melihat itu langsung mendekatinya. "Dokter, bagaimana keadaannya?" tanya Sam. "Anda keluarga pasien?" tanya Dokter dengan nametag Ridwan tersebut. "Tidak, saya temannya. Keluarganya ada di luar negeri semua," ucap Sam berbohong. "Kondisi pasien masih belum stabil, suster akan membawanya ke kamar rawat. Biarkan pasien beristirahat sampai kondisinya pulih." kata Dokter Ridwan. "Lalu... lalu bagaimana dengan bayinya?" tanya Sam dengan gugup. Dokter Ridwan tampak menghela nafas, dia menggeleng pelan menampilkan senyuman yang dipaksakan. "Maaf Tuan, kami sudah berusaha. Tapi takdir berkehendak lain, pasien mengalami keguguran." Sam mematung menden
Read more

89. Farrel dan Rossa

"Kau ingin anak laki-laki atau perempuan sayang?" tanya Aksa mendongak menatap Leta. Saat ini dia sedang tidur di paha Leta, menatap perut Leta dan sesekali menciuminya."Laki-laki atau perempuan sama saja. Yang terpenting mereka sehat dan lahir dengan selamat." jawab Leta.Aksa tersenyum, dia mengusap lagi perut istrinya itu. Meskipun baru menginjak 3 bulan, perut Leta memang sudah terlihat membuncit. Mungkin itu efek dari bayi kembar yang dikandungnya."Bisakah kita tidur, aku lelah." Leta menutup buku yang sedang dibacanya, dia lalu meletakkan buku tersebut di nakas. Tatapan matanya terlihat sayu, Aksa yang melihat hal itu langsung duduk dan membiarkan istrinya berbaring."Tidurlah, aku akan memelukmu sampai pagi."Leta tersenyum, dia mendekatkan lagi tubuhnya pada Aksa. Menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Aksa, tangannya juga memeluk tubuh Aksa seperti sebuah guling.~Kehamilan Leta tak membuat susah dirinya. Bahkan Leta terl
Read more

90. Makan Malam

Kabar bahagia itu disambut baik oleh Prima dan Gandhi, mereka tak menyangka jika selama ini anaknya, Farrel menyukai seseorang yang dekat dengan mereka. Mereka sudah bekerja bersama selama 5 tahun terakhir, cukup tahu dengan bagaimana sikap Rossa selama ini.Leta juga ikut bahagia, bahkan Aksa menjanjikan akan mengurusi semua keperluan pernikahan mereka. Tapi Farrel bilang jika mereka belum terburu-buru untuk hal itu.Aksa sedang di kantor saat ini, kebetulan Leta datang mengantarkan makan siang untuknya. Sejak kehamilannya memasuki trimester kedua, Leta memang selalu ingin dekat dengan suaminya.Hal itu tak membuat Aksa terganggu, dia malah senang acapkali Leta menemani dirinya di kantor. Meskipun kadang wanita itu suka merengek dan meminta hal yang cukup aneh bagi Aksa.Tok.. Tok... Tok...Aksa menoleh ke arah pintu, dia melihat Vino yang berjalan masuk sambil membawa map di tangannya."Tuan, ini berkas yang perlu Anda tanda tangani.
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status