Beranda / Romansa / Antara Aku dan Dia / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab Antara Aku dan Dia : Bab 41 - Bab 50

96 Bab

41. Kedatangan Zeline

Zeline tak menduga mendapat kabar mengejutkan dari kakaknya. Tadi dia sedang bersantai dengan ibunya di apartement Tommy. Tapi kakanya yang pulang dengan lesu itu menarik perhatian ibunya. Akhirnya kakaknya menceritakan semuanya, dan yang paling membuat Zeline terkejut bukanlah berita yang meliput hubungannya dengan Aksa, tapi karena orang-rang kakaknya yang telah menyelakai Leta.Bukan itu saja ternyata Leta mengalami keguguran. Darimana Tommy tahu? Karena Tommy juga menyisipkan orang di sekitar Aksa yang membantunya melihat pergerakan Aksa.Zeline merasa sangat bahagia, dia seperti orang yang mendapatkan jackpot. Ah, ini bahkan lebih menyenangkan daripada jackpot, pikirnya.Zeline juga tahu kalau Leta saat ini sedang dirawat, dan dia akan mengunjunginya besok. Dia akan melihat betapa menyedihkannya perempuan itu.Keesokan paginya, Zeline benar-benar pergi ke rumah sakit. Dia sendirian, tanpa mengandalkan ibunya lagi. Dari jauh, dia melihat ruangan kamar
Baca selengkapnya

42. Memeras Informasi

Aksa terbangun dari tidurnya dan melihat istrinya yang sudah membuka mata juga. Dia membelai kepala Leta dan tersenyum."Hai sayang, kau sudah bangun. Maaf aku ketiduran, apa masih ada yang sakit?" tanya Aksa lembut.Leta diam tak menjawab pertanyaan Aksa, dia juga tak menoleh ke arah Aksa. Menatap ke arah depan, air matanya turun seketika ketika mengingat omongan Zeline tadi."Kau kenapa, apa sakit lagi? Aku akan panggilkan dokter," ucap Aksa yang melihat Leta menangis. Dia berdiri hendak keluar, tapi tangannya ditahan Leta.Pandangan matanya menyiratkan kesedihan, masih dengan meneteskan air matanya dia berusaha berucap pada suaminya."Apa aku benar-benar kehilangan anakku?" suara Leta terdengar pelan, tapi  pendengaran Aksa masih berfungsi dengan baik, dia mendengar ucapan istrinya. Hal itu membuat dia tegang seketika."Aksa jawab aku?" ucap Leta lebih terdengar mendesak. Dia melepaskan pegangan tangannya pada Aksa, menangis histeris
Baca selengkapnya

43. Kaburnya Jelita

Hari masih menjelang pagi ketika Jelita bersiap-siap untuk pergi dari apartemen anaknya itu. Tadi dia diberitahu Tommy bahwa anak buahnya yang berada di sekeliling Aksa mengabarkan bahwa dia sedang bergerak. Aksa sudah menyiapkan berkas untuk menjebloskan Jelita ke penjara.Jelita juga harus bertindak sendiri karena Tommy juga berada dalam masalah. Aksa tengah mencari bukti tentang keterlibatannya mencelakai istrinya. Maka dari itu Tommy harus bergerak juga untuk menghapus semua bukti yang ada. Sedangkan Zeline, dia tidak mau diajak ibunya karena memang Zeline tidak ada kaitannya dengan masalah ibunya. Dia bersikeras untuk tinggal dan akan mencoba mendekati Aksa lagi dengan caranya sendiri.Setelah semua siap, Jelita keluar dari apartemen. Dia berjalan turun untuk sampai lantai bawah, menunggu taksi yang akan membawanya pergi dari sini. Jelita harus segera bersembunyi karena dia tidak ingin di penjara.Taksi datang dan Jelita segera memasukkan semua barang-baran
Baca selengkapnya

44. Tertangkap

Pagi ini dokter kembali memeriksa keadaan Leta. Dokter juga banyak berpesan agar Leta tidak banyak pikiran. Dokter juga memberitahukan jika ingin program kehamilan bisa dilakukan 3 bulan pasca keguguran. Tapi sebulan kedepan mereka harus menunda berhubungan badan terlebih dulu.Ya Leta memang sudah mengetahui semuanya dan dia menerimanya dengan hati yang lapang. Meskipun dia masih merasakan sakit karena kehilangan calon anak pertamanya."Kapan istri saya boleh pulang dok?" tanya Aksa yang berada di sisi ranjang Leta."Nanti sore sudah boleh pulang, dan tolong jangan beraktifitas yang berat dulu ya. Saya akan buatkan resep dan harus diminum teratur ketika di rumah." ucap Dokter itu.Aksa mengangguk dan Leta tersenyum senang. Akhirnya dia bisa pulang ke rumah. Dia sudah bosan mencium bau obat di rumah sakit ini. Lagi pula dia juga tidak diperbolehkan Aksa keluar kamar sedikit pun, hal itu membuat Leta sangat merasa bosan."Kalau begitu saya permisi d
Baca selengkapnya

45. Aletha Pulang

"Sial," ucap Tommy membanting handphonenya ke ranjang. Dia memegangi kepalanya dan berjalan mondar-mandir. Baru saja dia mendapatkan kabar jika ibunya sudah tertangkap oleh anak buahnya Aksa. Apa yang harus dilakukannya? Jika begini dia tidak bisa membantu ibunya sepenuhnya.Tommy menghela nafas kasar, merebahkan dirinya di ranjang king size itu. Mencoba berfikir bagaimana caranya, tetapi seakan otaknya sedang buntu. Dia malah bertambah pusing karena memikirkan ini.Tommy bangun dari posisi tidurnya, mengambil jaket dari lemari dan memakainya. Dia butuh refresing otaknya, mungkin dengan minuman dan wanita semua bisa terkendali. Akhirnya Tommy melajukan mobilnya ke tempat bar langganannya.~"Aksa," ucap Leta kaget karena di gendong oleh Aksa. Dia baru saja sampai di rumah setelah diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit.Aksa tersenyum, tak menanggapi wajah protes kesal sang istri. Dia lalu berjalan masuk ke dalam rumah."Mama," teriak ny
Baca selengkapnya

46. Kampung Halaman

Hari yang dinanti pun tiba. Setelah Aksa menyelesaikan urusannya dengan orang tua itu, kini giliran dia menghibur hati istrinya yang masih pilu akibat kepergian calon anak mereka.Mereka akan pergi ke kampung halaman sang istri, untuk menjenguk makam orang tua Aletha.Tapi mereka hanya pergi berdua, Kyra tidak ikut karena dia harus Home Scholling, sudah banyak pelajaran yang tertinggal karena kemarin sempat ada kejadian penculikan itu.Pagi ini Leta berpamitan pada semua penghuni rumah, Kyra masih terlihat menangis karena tidak bisa ikut. Tapi dia adalah anak yang pintar dan mudah untuk diberi pengertian.Leta berjongkok dan memeluk tubuh Kyra, dia menenangkan anak tirinya itu dan akan mengajaknya lain kali. Kyra hanya bisa mengangguk dan pasrah melepaskan kepergian papa dan mamanya.Aksa menggandeng tangan Leta untuk masuk ke dalam mobil. Kali ini dia mengajak Farrel juga, karena perjalanan ke sana memakan waktu seharian. Bukannya Aksa tidak sangg
Baca selengkapnya

47. Bertemu Bibi dan Paman

Aletha mendongak dan terkesiap melihat seorang wanita di depannya. Aksa juga ikut menoleh mendengar suara wanita itu. Mengerutkan alisnya karena wanita paruh baya di depannya ini memandang istrinya dengan tatapan tak suka."Kau mengenalnya?" ucap Aksa menoleh ke arah istrinya. Tangannya masih setia untuk merangkul bahu Leta."Wah...wah, lihatlah. Pergi ke kota dan sekarang menjadi jalang ya. Pantas saja mendapat laki-laki yang tampan seperti ini," ucap Ros tak tahu malu."Bibi," ucap Leta terpotong karena Aksa menyela."Apa yang anda katakan, siapa anda dengan berani mengatakan istri saya jalang. Saya bisa menuntut anda ke polisi atas pencemaran nama baik," ucap Aksa tegas.Ros yang mendengar itu malah jadi yang kaget. Istri? Leta sudah menikah? Dengan lelaki tampan di depannya ini. Tak mungkin, Ros tidak percaya itu."Jangan mengada-ada Tuan. Hati-hati, dia bukan wanita yang baik," bisik Rose pada Aksa.Aksa tak memperdulikan hal itu
Baca selengkapnya

48. Rumah Aletha

Saat Leta tiba lagi di rumahnya, keributan tengah terjadi antara pamannya dan pak Rama, orang yang dulu pernah membeli rumah Leta. Barang-barang berserakan di luar, mungkin pamannya mengusir paksa orang itu. Leta menjadi iba melihatnya, dia berjalan mendekat ke arah mereka."Paman, jangan begini. Kasian pak Rama," ucap Leta membantu mengambil barang yang berserakan itu."Sudahlah Leta, biarkan orang itu pergi. Lagipula dia juga belum melunasi uang penjualan rumah ini." ucap Ros"Aksa," panggil Leta pada suaminya.Aksa mendekat ke arah Leta, ikut berjongkok dan membantu Leta berdiri. Setelahnya dia menoleh ke arah Farrel, mengerti maksud tuannya dia segera mendekat."Pergilah, biar ini menjadi urusan kami, dan jika nanti kalian berani mengusik rumah ini lagi maka kalian akan mendekam di penjara," ucap Farrel menyerahkan koper berisi uang pada paman Sam.Ros yang melihat itu langsung merebut tas tersebut. Dia tersenyum senang, tanpa sepatah ka
Baca selengkapnya

49. Siapa Han?

Suasana ruang tamu itu sedikit hening, meskipun begitu udara sekitarnya cukup panas. Leta baru saja dari dapur membuatkan minuman ketika sampai di ruang tamu, dia melihat Aksa dan Han duduk berhadapan, mereka saling menatap satu sama lain dengan tajamnya mata mereka masing-masing."Minumlah," ucap Leta berusaha mencairkan suasana."Aku belum mengenalkan kalian satu sama lain. Jadi, Aksa ini Han dan Han ini Aksa." ucap Leta. Dua orang itu masih diam, tapi tangan mereka bergerak untuk bersalaman, meskipun saling mencengkeram satu sama lain. Leta yang melihat itu hanya mendesah pelan."Siapa dia Leta?" tanya Han."Suami Leta," jawab Aksa cepat bahkan tak membiarkan istrinya untuk membuka mulut."Suami? Sejak kapan kau menikah?" tanya Han lagi."Sudah hampir 4 bulan," jawab Aksa lagi."Hei diamlah, aku tidak berbicara denganmu," ucap Han memandang kesal ke arah Aksa.Aksa membalas tatapan itu, bahkan dia tak mengalihka
Baca selengkapnya

50. Kedatangan Zeline

Waktu masih menunjukan jam 9 malam ketika mereka sampai di rumah. Perjalanan terasa begitu cepat daripada keberangkatan kemarin. Tapi tetap saja, hal itu membuat tubuh mereka lelah.Saat Aksa dan Leta masuk ke dalam rumah, teriakan dari Kyra menyambut mereka."Papa." Kyra berlari ke arah papanya."Hai sayang," ucap Aksa menyambut Kyra, dia memeluk lalu menggendong putri kecilnya itu."Bagaimana kabarmu, kau tidak nakal kan?" tanya Aksa."Baik Papa," ucap Kyra tersenyum senang.Bi Prima datang dari arah belakang, berjalan menghampiri sepasang suami istri yang baru saja datang itu."Leta," ucap bi Prima lalu memeluk keponakannya itu.Leta menyambut pelukan dari bibinya. Setelah melepaskannya, Prima memandang ke arah Aksa. Dia ingin berbicara tapi sepertinya masih ragu dengan apa yang akan dikatakan olehnya."Ada apa Bibi?" tanya Leta yang menatap curiga gerak-gerik bibinya, Aksa yang mendengar hal itu akhirnya menoleh ke a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status