Beranda / Romansa / Antara Aku dan Dia / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab Antara Aku dan Dia : Bab 31 - Bab 40

96 Bab

31. Mencari dan Mencari Lagi

Zeline berada di kamar Aksa, dia menunggu kepulangan Aksa. Tapi sampai selarut ini Aksa tidak pulang. Dia merasa cemas, apa terjadi sesuatu dengannya.Ketika Zeline ingin merebahkan dirinya, dia melihat foto seorang gadis kecil yang sangat cantik bermain di ayunan. Entah mengapa dada Zeline sedikit sesak, apa itu anaknya? Jadi selama ini buah cintanya dengan Aksa selamat? Ia meteskan air mata sambil mengusap foto itu.Seharian dia disuruh ibunya untuk tidur, dia juga belum mengelilingi kamar ini. 6 tahun yang lalu dia tidak diperbolehkan sama sekali masuk ke kamar Aksa, meskipun saat itu dia sudah menjadi istrinya tapi tetap saja Aksa selalu dingin padanya.Tapi sekarang tidak, dia berfikir bahwa Aksa sudahlah berubah, nyatanya dia membolehkan Zeline tidur di kamarnya, bahkan saat dia sadar kemarin Aksa selalu menjenguknya dan menghabiskan waktu di rumah sakit.Zeline menghela nafas pelan, besok dia akan menanyakan apa bayinya waktu itu selamat, jika iya kena
Baca selengkapnya

32. Bagaimana Ini?

Zeline sedang duduk di taman bersama ibunya, sudah dua hari Aksa tidak pulang ke rumah dan itu membuatnya kepikiran. Ibunya tidak terlalu memikirkan itu, setiap kali dirinya bertanya ibunya hanya menjawab Aksa sedang sibuk di kantornya.Zeline menghela nafas perlahan, dia sangat bosan dan ingin segera keluar dari rumah ini. Di rumah dan di rumah sakit tak ada bedanya, Zeline merasa bosan karena tidak adanya Aksa.Zeline terlihat memikirkan bagaimana jika dia jalan-jalan saja, tapi dia melirik ke ibunya, pasti itu juga akan dilarang. Huh... Tiba-tiba dia ingat yang ada dipikirannya semalam. Dia menoleh ke arah ibunya yang sedang asik bermain handphone itu."Mama," ucap Zeline"Ya," saut Jelita tanpa mengalihkan pandangannya dari handphonenya."Ma, aku...aku ingin bertanya," ucap Zeline gugup."Bertanyalah, selagi aku tau jawabannya pasti akan ku jawab," ucapnya melirik sedikit anaknya, tapi kembali lagi pada handphone yang ada di tangannya."
Baca selengkapnya

33. Menemukan Kyra

Seorang pria memakai jaket kulit, mengendarai montor membuntuti mobil yang berada di depannya. Meskipun dia mengambil jarak, tapi sebisa mungkin dia tidak tertinggal oleh mobil itu. Setelah berkendara sedikit lama, dia melihat mobil itu masuk di sebuah rumah dengan tulisan panti asuhan.Pria itu menghentikan sedikit jauh montornya lalu menelfon seseorang. Setelah mengatakan apa yang dia lihat, dia lalu mencari sebuah warung untuk beristirahat, sekalian memantau pergerakan mobil tadi.**"Ma, apa maksudnya ini?" Zeline berdiri dan menghampiri ibunya yang sedang duduk."Ya, itu benar," jawab Jelita singkat."Apa yang benar?" suara Zeline terdengar lantang. Membuat Kyra bersembunyi di belakang tubuh bu Kimmy."Itu semua benar, Aksa sudah menikah lagi, dan kau tau kenapa putrimu berada di sini?" tanya Jelita yang emosi kepada Zeline, dia menatap tajam putrinya. "Aku melakukannya demi kau, agar Aksa bisa kembali lagi dengan kau. Sekarang, bukannya bert
Baca selengkapnya

34. Diusir

Aksa membawa Kyra dan Leta ke kamar Kyra, dia mendudukan Kyra di ranjang dan dia berjongkok di depannya."Papa kangen sekali sama Kyra, apa Kyra mengalami kesulitan selama ini?" tanya Aksa pada Kyra dengan lembut.Kyra hanya menggeleng, "Kyra kangen sama Papa dan Mama," ucap Kyra melihat Aksa dan Aletha bergantian.Aksa tersenyum, dia mengelus kepala putrinya itu, "Baiklah, Kyra mandi dulu ya. Papa dan Mama ingin berbicara sebentar," ucap Aksa."Oke Pa," Kyra mengangguk dan berlari ke kamar mandi.Aksa lalu berdiri dari jongkoknya, lalu duduk di tepi ranjang. Dia melihat Leta yang masih berdiri, dia pun menarik tangan Leta agar Leta duduk di pangkuannya. Dia memeluk perut Leta agar Leta tidak terjatuh, menatap lembut wajah Leta, tangannya mengelus pipi Leta yang memerah.Aletha hanya diam, dia menutup matanya tatkala tangan Aksa menyentuh pipinya yang masih terasa sakit."Akan ku minta bibi untuk mengompresmu agar tidak memar. Aku masih ada
Baca selengkapnya

35. Aneh

Mereka sedang berbaring di ranjang kamar Kyra. Kyra berada di tengah dengan Aksa dan Leta di samping. Leta juga bertanya apa saja yang dilakukan Kyra selama di sana, dengan semangat Kyra menceritakan semua kejadian yang dialaminya 2 bulan ini.Meskipun Kyra sedih karena ditinggalkan sendiri di sana oleh omanya, tapi dia mempunyai banyak teman di tempat panti asuhan itu. Bahkan ada salah satu teman Kyra sangat baik pada Kyra, selalu menemani Kyra saat dia menangis."Papa, bisakah kita ke sana lagi? Kyra ingin bertemu dengan teman Kyra," ucap Kyra menoleh ke arah Aksa.Aksa memiringkan tubuhnya menghadap ke arah putrinya, dia menatap Kyra dan mengangguk."Jika Papa libur kita akan ke sana bersama mama," ucap Aksa."Yeay, beneran ya Pa. Kyra ingin bermain dengan teman-teman Kyra di sana," ucap Kyra girang."Baiklah tuan putri, karena ini sudah malam. Ayo segera tidur, Mama juga sudah mengantuk ini," kata Leta lembut pada Kyra.Kyra mengangguk,
Baca selengkapnya

36. Gosip

Tiga orang itu sedang duduk di sebuah sofa yang berada di apartemen, Tommy membawa ibu dan adiknya untuk tinggal sementara bersamanya.Zeline beranjak pergi ke dapur, ingin membuatkan minuman. Setelah beberapa saat, dia kembali lagi ke tempat semula berkumpul dengan keluarganya."Kenapa sampai bisa kalian diusir?" ucap Tommy tanpa basa-basi."Ini semua gara-gara Mama, dia mengancam Aksa lewat anak kami," kata Zeline mengeluh."Hei, kau menyalahkanku? Ini semua juga gara-gara dirimu yang terlalu lama tidur," ucap Jelita tak mau kalah dengan anaknya."Sudahlah, jawab saja pertanyaanku, jangan membawa urusan lain di hadapanku. Aku sudah pusing dengan semua ini," ucap Tommy melerai keduanya. Memang, sedari dulu Tommy selalu melangkah sendiri tanpa melibatkan ibunya dan adiknya. Tapi tetap saja tujuan mereka sama saja, yaitu Aksa."Bagaimana dengan rencanamu?" tanya Jelita pada anak lelakinya itu."Hem, tinggal sedikit lagi. Aku berhasil menghasu
Baca selengkapnya

37. Gosip Lagi

Aletha menghidangkan makanan yang dia bawa tadi di meja. Mereka sedang duduk di sofa yang ada di ruangan Aksa."Kau sudah memanggil dokter?" tanya Leta."Sudah," kata Aksa tersenyum."Kapan, dan mana obatmu. Bawa ke sini sekalian biar aku siapkan," ucap Leta lagi."Kau dokterku dan obatku sayang," ucap Aksa tersenyum, dia memepet ke arah Leta dan merangkul perut Leta, meletakkan dagunya di pundak Leta dari samping."Kau ini," ucap Leta memukul tangan suaminya yang ada di perutnya. "Kau berbohong ya, jangan seperti itu. Kau membuatku khawatir," ucap Leta memandang Aksa.Aksa mencium pipi istrinya itu dan melepaskan pelukannya."Aku benar-benar merasa pusing sayang, cobalah taruh tanganmu di dahiku, terasa panas," ucap Aksa yang membuat Leta menyerngit. Sejak kapan suaminya menjadi mellow seperti ini."Sudahlah, ayo makan. Makanannya sudah hampir dingin," ucap Leta yang langsung dituruti Aksa.Mereka makan dengan diam, sesekali han
Baca selengkapnya

38. Selamatkan Istriku

Aksa menjadi geram ketika melihat istrinya menangis dan pergi meninggalkannya. Dia menatap para wartawan yang ada di depannya ini dengan tajam."Minggu depani aku akan mengadakan konferensi pers, sebelum itu jangan datang ke sini atau kalian akan berurusan dengan hukum karena mengganggu ketenangan dan privasi seseorang," ucap Aksa langsung pergi tak memperdulikan teriakan mereka yang masih penasaran.Di sepanjang jalan menuju lift, Aksa juga menatap para karyawannya dengan tajam. Akan diingat wajah-wajah yang menghina istrinya itu, tunggu saja, pikir Aksa.Dia masuk ke dalam lift, tak menunggu lama dia pun sampai di lantai atas di ruangannya. Dia masuk ke dalam tapi tak menemukan Aletha sama sekali. Aksa menjadi panik, dia mencari ke sana ke sini tapi tetap saja Leta tak ada."Sial," makinya.Dia segera berlari, hendak menuju ke lift agar dia bisa menuju tempat cctv. Tapi handphonemya berdering membuat langkah Aksa terhenti. Dia melihat nama istrinya di
Baca selengkapnya

39. Kehilangan

Aksa berjalan mondar-mandir di depan ruang UGD, sudah satu jam dan dokter belum keluar dari ruangan tersebut. Beberapa orang yang lewat tampak memperhatikan Aksa karena noda darah yang menempel di kemeja putihnya itu. Tapi Aksa mengabaikannya, baginya saat ini adalah Leta yang terpenting."Tuan, saya membawakan anda baju ganti. Lebih baik anda berganti baju dulu agar nanti jika bertemu dengan nona Leta sudah terlihat rapi, nona juga tidak akan suka jika melihat anda seperti ini," ucap Vino yang datang membawa sebuah bingkisan berisi baju.Aksa menoleh ke arah Vino, dia lalu mendudukan dirinya di salah satu kursi di sana, dia menunduk dan memegang kepalanya. "Nanti saja." ucapnya."Jika nanti pun nona sudah sadar, anda juga tak akan dibiarkan masuk oleh dokter ketika melihat keadaan anda. Lihatlah, baju anda ada banyak noda darah," ucap Vino membujuk lagi.Aksa mengangkat kepalanya, benar yang dikatakan Vino. Dokter pun nanti pasti akan melarangnya melihat
Baca selengkapnya

40. Pendarahan

Aletha membuka matanya perlahan, cahaya matahari menyambutnya, membuat silau mata indahnya. Dia mencoba mengenali ruangan ini, dan seketika dia mengingat hal yang terjadi padanya.Dia panik, menoleh ke kanan kiri takut jika dia dikejar seseorang lagi. Tubuhnya pun tak bisa diam, bergerak tak beraturan membuat Aksa yang terlelap di sampingnya terbangun.Aksa yang melihat istrinya langsung panik, dia berusaha menggoncang tubuh Leta."Sayang, hei...hei tenanglah aku di sini," ucapnya."Hei lihat aku, lihat aku di sini. Sudah tidak apa-apa, tatap aku," ucap Aksa lagi. Dia menahan kepala Leta agar tidak menoleh dan menatap ke arahnya."Akk...sa," Leta melihat suaminya di depannya. Dia seketika memeluk suaminya, menangis dengan histeris. "Aku takut," ucapnya.Aksa mengelus lembut punggung istrinya itu, dia juga mengecup kepala Leta. "Sstt.. Tenanglah, tidak akan ada yang mengejarmu lagi," ucapnya berbisik lembut di telinga Leta.Leta melepask
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status