Share

34. Diusir

Penulis: Sinokmput
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aksa membawa Kyra dan Leta ke kamar Kyra, dia mendudukan Kyra di ranjang dan dia berjongkok di depannya.

"Papa kangen sekali sama Kyra, apa Kyra mengalami kesulitan selama ini?" tanya Aksa pada Kyra dengan lembut.

Kyra hanya menggeleng, "Kyra kangen sama Papa dan Mama," ucap Kyra melihat Aksa dan Aletha bergantian.

Aksa tersenyum, dia mengelus kepala putrinya itu, "Baiklah, Kyra mandi dulu ya. Papa dan Mama ingin berbicara sebentar," ucap Aksa.

"Oke Pa," Kyra mengangguk dan berlari ke kamar mandi.

Aksa lalu berdiri dari jongkoknya, lalu duduk di tepi ranjang. Dia melihat Leta yang masih berdiri, dia pun menarik tangan Leta agar Leta duduk di pangkuannya. Dia memeluk perut Leta agar Leta tidak terjatuh, menatap lembut wajah Leta, tangannya mengelus pipi Leta yang memerah.

Aletha hanya diam, dia menutup matanya tatkala tangan Aksa menyentuh pipinya yang masih terasa sakit.

"Akan ku minta bibi untuk mengompresmu agar tidak memar. Aku masih ada

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Antara Aku dan Dia    35. Aneh

    Mereka sedang berbaring di ranjang kamar Kyra. Kyra berada di tengah dengan Aksa dan Leta di samping. Leta juga bertanya apa saja yang dilakukan Kyra selama di sana, dengan semangat Kyra menceritakan semua kejadian yang dialaminya 2 bulan ini.Meskipun Kyra sedih karena ditinggalkan sendiri di sana oleh omanya, tapi dia mempunyai banyak teman di tempat panti asuhan itu. Bahkan ada salah satu teman Kyra sangat baik pada Kyra, selalu menemani Kyra saat dia menangis."Papa, bisakah kita ke sana lagi? Kyra ingin bertemu dengan teman Kyra," ucap Kyra menoleh ke arah Aksa.Aksa memiringkan tubuhnya menghadap ke arah putrinya, dia menatap Kyra dan mengangguk."Jika Papa libur kita akan ke sana bersama mama," ucap Aksa."Yeay, beneran ya Pa. Kyra ingin bermain dengan teman-teman Kyra di sana," ucap Kyra girang."Baiklah tuan putri, karena ini sudah malam. Ayo segera tidur, Mama juga sudah mengantuk ini," kata Leta lembut pada Kyra.Kyra mengangguk,

  • Antara Aku dan Dia    36. Gosip

    Tiga orang itu sedang duduk di sebuah sofa yang berada di apartemen, Tommy membawa ibu dan adiknya untuk tinggal sementara bersamanya.Zeline beranjak pergi ke dapur, ingin membuatkan minuman. Setelah beberapa saat, dia kembali lagi ke tempat semula berkumpul dengan keluarganya."Kenapa sampai bisa kalian diusir?" ucap Tommy tanpa basa-basi."Ini semua gara-gara Mama, dia mengancam Aksa lewat anak kami," kata Zeline mengeluh."Hei, kau menyalahkanku? Ini semua juga gara-gara dirimu yang terlalu lama tidur," ucap Jelita tak mau kalah dengan anaknya."Sudahlah, jawab saja pertanyaanku, jangan membawa urusan lain di hadapanku. Aku sudah pusing dengan semua ini," ucap Tommy melerai keduanya. Memang, sedari dulu Tommy selalu melangkah sendiri tanpa melibatkan ibunya dan adiknya. Tapi tetap saja tujuan mereka sama saja, yaitu Aksa."Bagaimana dengan rencanamu?" tanya Jelita pada anak lelakinya itu."Hem, tinggal sedikit lagi. Aku berhasil menghasu

  • Antara Aku dan Dia    37. Gosip Lagi

    Aletha menghidangkan makanan yang dia bawa tadi di meja. Mereka sedang duduk di sofa yang ada di ruangan Aksa."Kau sudah memanggil dokter?" tanya Leta."Sudah," kata Aksa tersenyum."Kapan, dan mana obatmu. Bawa ke sini sekalian biar aku siapkan," ucap Leta lagi."Kau dokterku dan obatku sayang," ucap Aksa tersenyum, dia memepet ke arah Leta dan merangkul perut Leta, meletakkan dagunya di pundak Leta dari samping."Kau ini," ucap Leta memukul tangan suaminya yang ada di perutnya. "Kau berbohong ya, jangan seperti itu. Kau membuatku khawatir," ucap Leta memandang Aksa.Aksa mencium pipi istrinya itu dan melepaskan pelukannya."Aku benar-benar merasa pusing sayang, cobalah taruh tanganmu di dahiku, terasa panas," ucap Aksa yang membuat Leta menyerngit. Sejak kapan suaminya menjadi mellow seperti ini."Sudahlah, ayo makan. Makanannya sudah hampir dingin," ucap Leta yang langsung dituruti Aksa.Mereka makan dengan diam, sesekali han

  • Antara Aku dan Dia    38. Selamatkan Istriku

    Aksa menjadi geram ketika melihat istrinya menangis dan pergi meninggalkannya. Dia menatap para wartawan yang ada di depannya ini dengan tajam."Minggu depani aku akan mengadakan konferensi pers, sebelum itu jangan datang ke sini atau kalian akan berurusan dengan hukum karena mengganggu ketenangan dan privasi seseorang," ucap Aksa langsung pergi tak memperdulikan teriakan mereka yang masih penasaran.Di sepanjang jalan menuju lift, Aksa juga menatap para karyawannya dengan tajam. Akan diingat wajah-wajah yang menghina istrinya itu, tunggu saja, pikir Aksa.Dia masuk ke dalam lift, tak menunggu lama dia pun sampai di lantai atas di ruangannya. Dia masuk ke dalam tapi tak menemukan Aletha sama sekali. Aksa menjadi panik, dia mencari ke sana ke sini tapi tetap saja Leta tak ada."Sial," makinya.Dia segera berlari, hendak menuju ke lift agar dia bisa menuju tempat cctv. Tapi handphonemya berdering membuat langkah Aksa terhenti. Dia melihat nama istrinya di

  • Antara Aku dan Dia    39. Kehilangan

    Aksa berjalan mondar-mandir di depan ruang UGD, sudah satu jam dan dokter belum keluar dari ruangan tersebut. Beberapa orang yang lewat tampak memperhatikan Aksa karena noda darah yang menempel di kemeja putihnya itu. Tapi Aksa mengabaikannya, baginya saat ini adalah Leta yang terpenting."Tuan, saya membawakan anda baju ganti. Lebih baik anda berganti baju dulu agar nanti jika bertemu dengan nona Leta sudah terlihat rapi, nona juga tidak akan suka jika melihat anda seperti ini," ucap Vino yang datang membawa sebuah bingkisan berisi baju.Aksa menoleh ke arah Vino, dia lalu mendudukan dirinya di salah satu kursi di sana, dia menunduk dan memegang kepalanya. "Nanti saja." ucapnya."Jika nanti pun nona sudah sadar, anda juga tak akan dibiarkan masuk oleh dokter ketika melihat keadaan anda. Lihatlah, baju anda ada banyak noda darah," ucap Vino membujuk lagi.Aksa mengangkat kepalanya, benar yang dikatakan Vino. Dokter pun nanti pasti akan melarangnya melihat

  • Antara Aku dan Dia    40. Pendarahan

    Aletha membuka matanya perlahan, cahaya matahari menyambutnya, membuat silau mata indahnya. Dia mencoba mengenali ruangan ini, dan seketika dia mengingat hal yang terjadi padanya.Dia panik, menoleh ke kanan kiri takut jika dia dikejar seseorang lagi. Tubuhnya pun tak bisa diam, bergerak tak beraturan membuat Aksa yang terlelap di sampingnya terbangun.Aksa yang melihat istrinya langsung panik, dia berusaha menggoncang tubuh Leta."Sayang, hei...hei tenanglah aku di sini," ucapnya."Hei lihat aku, lihat aku di sini. Sudah tidak apa-apa, tatap aku," ucap Aksa lagi. Dia menahan kepala Leta agar tidak menoleh dan menatap ke arahnya."Akk...sa," Leta melihat suaminya di depannya. Dia seketika memeluk suaminya, menangis dengan histeris. "Aku takut," ucapnya.Aksa mengelus lembut punggung istrinya itu, dia juga mengecup kepala Leta. "Sstt.. Tenanglah, tidak akan ada yang mengejarmu lagi," ucapnya berbisik lembut di telinga Leta.Leta melepask

  • Antara Aku dan Dia    41. Kedatangan Zeline

    Zeline tak menduga mendapat kabar mengejutkan dari kakaknya. Tadi dia sedang bersantai dengan ibunya di apartement Tommy. Tapi kakanya yang pulang dengan lesu itu menarik perhatian ibunya. Akhirnya kakaknya menceritakan semuanya, dan yang paling membuat Zeline terkejut bukanlah berita yang meliput hubungannya dengan Aksa, tapi karena orang-rang kakaknya yang telah menyelakai Leta.Bukan itu saja ternyata Leta mengalami keguguran. Darimana Tommy tahu? Karena Tommy juga menyisipkan orang di sekitar Aksa yang membantunya melihat pergerakan Aksa.Zeline merasa sangat bahagia, dia seperti orang yang mendapatkan jackpot. Ah, ini bahkan lebih menyenangkan daripada jackpot, pikirnya.Zeline juga tahu kalau Leta saat ini sedang dirawat, dan dia akan mengunjunginya besok. Dia akan melihat betapa menyedihkannya perempuan itu.Keesokan paginya, Zeline benar-benar pergi ke rumah sakit. Dia sendirian, tanpa mengandalkan ibunya lagi. Dari jauh, dia melihat ruangan kamar

  • Antara Aku dan Dia    42. Memeras Informasi

    Aksa terbangun dari tidurnya dan melihat istrinya yang sudah membuka mata juga. Dia membelai kepala Leta dan tersenyum."Hai sayang, kau sudah bangun. Maaf aku ketiduran, apa masih ada yang sakit?" tanya Aksa lembut.Leta diam tak menjawab pertanyaan Aksa, dia juga tak menoleh ke arah Aksa. Menatap ke arah depan, air matanya turun seketika ketika mengingat omongan Zeline tadi."Kau kenapa, apa sakit lagi? Aku akan panggilkan dokter," ucap Aksa yang melihat Leta menangis. Dia berdiri hendak keluar, tapi tangannya ditahan Leta.Pandangan matanya menyiratkan kesedihan, masih dengan meneteskan air matanya dia berusaha berucap pada suaminya."Apa aku benar-benar kehilangan anakku?" suara Leta terdengar pelan, tapi pendengaran Aksa masih berfungsi dengan baik, dia mendengar ucapan istrinya. Hal itu membuat dia tegang seketika."Aksa jawab aku?" ucap Leta lebih terdengar mendesak. Dia melepaskan pegangan tangannya pada Aksa, menangis histeris

Bab terbaru

  • Antara Aku dan Dia    96. Bonus Part

    *8 tahun kemudian."Papa pulang..."3 anak yang sedang bermain itu menoleh. Melihat papanya yang merentangkan tangan dari arah pintu, membuat Kyra dan juga Reyna berlari ke arah Aksa. 2 gadis kecil beda usia itu memeluk papa mereka dengan erat. Memang, sudah 2 hari mereka tak bertemu karena papanya itu ada bisnis di luar kota.Aksa mengecup pipi Kyra dan Reyna bergantian. Setelahnya, pandangannya beralih pada Raydin yang masih duduk membaca buku. Aksa mendekat ke arah anak lelaki satu-satunya itu."Raydin." panggil Aksa.Anak lelaki itu langsung menoleh dan menatap ke arah papanya. "Ya, Papa.""Kenapa kau tidak memeluk Papa seperti yang lain, kau tidak merindukan Papa?" tanya Aksa."Rindu," ucap Raydin sambil mengangguk-anggukan kepalanya. "Tapi kita sama-sama lelaki ayah, aku tak mau memelukmu."Aksa yang mendengar ini merasa tercengang. Bagaimana bisa anak yang berumur 8 tahun ini berbicara seperti ini? Entah Aksa harus terke

  • Antara Aku dan Dia    95. Kelahiran Baby Twins (End)

    Leta sedang menyirami taman ketika Aksa mendekat. Suaminya itu mengecup wajahnya berkali-kali sebelum pamit pergi ke kantor. Hari demi hari terlewati begitu saja. Kandungan Leta sudah berusia 9 bulan. Kini dirinya sedang menanti kehadiran sang buah hatinya. Tangan Leta yang terbebas dari selang mengelus perutnya dengan lembut, Leta bahkan terdengar bernyanyi di sela-sela kegiatannya itu. "Mama." Kyra berlari menghampirinya, tak ingin membuat anaknya kotor karena sudah rapi, Leta mematikan kran airnya. Dia tersenyum pada putrinya yang memeluk dirinya. "Kakak Kyra berangkat sekolah dulu ya baby twins. Jangan nakal sama mama, dada.." Hanya sebatas itu, dan Kyra kembali berlari menghampiri Rossa yang sudah menunggunya. Leta hanya menatap Kyra dan menggelengkan kepalanya. Dia sangat senang karena Kyra terlihat menyayangi calon adiknya. Akhirnya Leta kembali dengan aktivitasnya lagi. Entah mengapa hari ini Leta sangat bersemangat. Di

  • Antara Aku dan Dia    94. Berbelanja

    "Papa... Kyra ikut..."Niat hati hanya ingin mengajak sang istri, kini Aksa hanya bisa menghembuskan nafas kasar ketika Kyra merengek ingin ikut.Gadis kecil itu tak sengaja memergoki kedua orang tuanya yang bersiap-siap ingin pergi. Tak ingin ditinggalkan, akhirnya dia mengeluarkan jurus merengeknya agar dirinya bisa ikut."Papa."Kyra kembali berucap ketika dirinya tak direspon, gadis kecil itu mendekati Aksa dan menggoyang-goyangkan lengan Aksa. Tatapan matanya yang terlihat sangat imut tak kuasa menahan Aksa. Akhirnya lelaki itu mengangguk dan tersenyum pada putrinya."Yeay...," sorak Kyra senang."Sekarang segera bersiap-siap... Minta kakak Rossa untuk ikut juga ya." pinta Aksa.Kyra langsung melaksanakan perintah papanya. Dia terlihat senang, bahkan saat turun dia terlihat bernyanyi, menirukan lagu anak-anak.Akhirnya, Farrel juga ikut mengantarkan mereka. Itu karena Aksa tak tega jika Rossa harus menemani Kyra send

  • Antara Aku dan Dia    93. Rumah Sakit Jiwa

    "Aksa.""Hem." Aksa langsung menoleh ketika Leta memegang pundaknya, wanita itu menatapnya dengan pandangan rumit membuat Aksa menjadi heran."Aku ingin tahu keadaan Zeline." lirih Leta."Sudah kukatakan Leta, jangan ungkit lagi wanita itu. Kenapa kau begitu keras kepala." gerutu Aksa.Leta tampak menghela nafas, susah sekali meminta hal ini pada suaminya. Dia sudah berkali-kali membahas ini, tapi Aksa langsung menghindarinya. Kini Leta tak membiarkan hal itu terjadi, dia mengunci ruang kerja Aksa dan menyembunyikan kuncinya."Aku mohon, ini yang terakhir. Aku ingin melihat keadaannya." kata Leta."Kau terlalu baik Leta, kau bahkan tetap memaafkan wanita itu meskipun kau selalu dibuat menderita olehnya." Aksa tampak menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Baiklah, tapi janji ini yang terakhir. Dan jangan ungkit masalah wanita itu lagi di depanku."Leta tersenyum manis, dia bahkan langsung memutar kursi Aksa ke arahnya. Dengan cepa

  • Antara Aku dan Dia    92. Menjenguk Baby

    WARNING, area dewasa!!! Harap bijak memilah sebuah cerita.Entah mengapa jantung Aksa menjadi berdebar ketika melihat gunung kembar Leta sedikit terbuka. Dia memang sedang membantu Leta melepaskan gaunnya agar dia bisa bisa tertidur nyaman.Tapi sepertinya sekarang dia malah terjebak. Hasratnya tiba-tiba menjadi naik, dan dia tidak tahan. Aksa menggoda Leta, mencoba mengecupi pipi, bibir, leher dan dada atas Leta.Tak ayal karena itu Leta menjadi terusik dari tidurnya. Dia membuka matanya perlahan dan langsung kaget melihat Aksa ada di atas tubuhnya."Aksa, apa yang kau lakukan?""Aku menginginkanmu Leta."Leta tak sempat berucap lagi ketika Aksa dengan cepat membungkam bibirnya. Lelaki itu melumatnya dengan lembut, memberikan permainan yang cukup lama sampai Leta benar- benar terbuai.Tangan Leta langsung merangkul ke leher Aksa, dia memejamkan matanya dan menikmati ciuman Aksa.Aksa yang mendapat respon ini segera menur

  • Antara Aku dan Dia    91. Pesta Perayaan

    Guan itu melekat pas di tubuh Leta. Perutnya yang membuncit tak menghalangi kecantikannya malam ini. Wanita itu bahkan terlihat sangat anggun. Kalung permata yang digunakannya senada dengan anting dan cincin yang terpasang di jari manisnya. Rambutnya dicurly, sebagian dirapikan ke arah belakang. Leta benar-benar cantik malam ini."Kau siap?" Aksa tiba-tiba ada di belakang Leta dan memeluknya. Dia mengecup singkat pipi istrinya dan menatapnya lewat cermin."Aku sedikit gugup." Memang, baru kali ini Leta menghadiri pesta. Dan pesta kali ini bukan sembarang pesta. Aksa membuat perayaan kehamilan Leta yang menginjak 7 bulan. Dia bahkan mengundang seluruh karyawannya untuk hadir, tentunya dengan para kolega bisnisnya juga."Tak apa, aku akan ada di sisimu," ucap Aksa sambil tersenyum.Aksa lalu menggandeng tangan Leta untuk turun ke bawah. Di sana sudah ada Farrel dan Kyra yang menunggu. Sebagian orang bahkan sudah berangkat duluan ke kantor Aksa.

  • Antara Aku dan Dia    90. Makan Malam

    Kabar bahagia itu disambut baik oleh Prima dan Gandhi, mereka tak menyangka jika selama ini anaknya, Farrel menyukai seseorang yang dekat dengan mereka. Mereka sudah bekerja bersama selama 5 tahun terakhir, cukup tahu dengan bagaimana sikap Rossa selama ini.Leta juga ikut bahagia, bahkan Aksa menjanjikan akan mengurusi semua keperluan pernikahan mereka. Tapi Farrel bilang jika mereka belum terburu-buru untuk hal itu.Aksa sedang di kantor saat ini, kebetulan Leta datang mengantarkan makan siang untuknya. Sejak kehamilannya memasuki trimester kedua, Leta memang selalu ingin dekat dengan suaminya.Hal itu tak membuat Aksa terganggu, dia malah senang acapkali Leta menemani dirinya di kantor. Meskipun kadang wanita itu suka merengek dan meminta hal yang cukup aneh bagi Aksa.Tok.. Tok... Tok...Aksa menoleh ke arah pintu, dia melihat Vino yang berjalan masuk sambil membawa map di tangannya."Tuan, ini berkas yang perlu Anda tanda tangani.

  • Antara Aku dan Dia    89. Farrel dan Rossa

    "Kau ingin anak laki-laki atau perempuan sayang?" tanya Aksa mendongak menatap Leta. Saat ini dia sedang tidur di paha Leta, menatap perut Leta dan sesekali menciuminya."Laki-laki atau perempuan sama saja. Yang terpenting mereka sehat dan lahir dengan selamat." jawab Leta.Aksa tersenyum, dia mengusap lagi perut istrinya itu. Meskipun baru menginjak 3 bulan, perut Leta memang sudah terlihat membuncit. Mungkin itu efek dari bayi kembar yang dikandungnya."Bisakah kita tidur, aku lelah." Leta menutup buku yang sedang dibacanya, dia lalu meletakkan buku tersebut di nakas. Tatapan matanya terlihat sayu, Aksa yang melihat hal itu langsung duduk dan membiarkan istrinya berbaring."Tidurlah, aku akan memelukmu sampai pagi."Leta tersenyum, dia mendekatkan lagi tubuhnya pada Aksa. Menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Aksa, tangannya juga memeluk tubuh Aksa seperti sebuah guling.~Kehamilan Leta tak membuat susah dirinya. Bahkan Leta terl

  • Antara Aku dan Dia    88. Baby Twins

    Ketika sampai di rumah sakit, Sam segera berlari menuju ruang UGD. Dia menanyakan pada seorang suster tentang pasien yang mengalami tabrak lari. Ternyata Zeline benar-benar di sana dan sedang ditangani oleh dokter. Hampir 1 jam akhirnya seorang dokter keluar dari sana. Sam yang melihat itu langsung mendekatinya. "Dokter, bagaimana keadaannya?" tanya Sam. "Anda keluarga pasien?" tanya Dokter dengan nametag Ridwan tersebut. "Tidak, saya temannya. Keluarganya ada di luar negeri semua," ucap Sam berbohong. "Kondisi pasien masih belum stabil, suster akan membawanya ke kamar rawat. Biarkan pasien beristirahat sampai kondisinya pulih." kata Dokter Ridwan. "Lalu... lalu bagaimana dengan bayinya?" tanya Sam dengan gugup. Dokter Ridwan tampak menghela nafas, dia menggeleng pelan menampilkan senyuman yang dipaksakan. "Maaf Tuan, kami sudah berusaha. Tapi takdir berkehendak lain, pasien mengalami keguguran." Sam mematung menden

DMCA.com Protection Status