Beranda / Romansa / Antara Aku dan Dia / 78. Amplop Coklat

Share

78. Amplop Coklat

Penulis: Sinokmput
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tuan, pak Adit memundurkan makan siang menjadi makan malam. Dia meminta maaf karena ada sesuatu yang tak bisa ditunda," ucap Vino memberi laporan dadakan di kantor.

Aksa terlihat berpikir, sejak dia menikah dengan Leta dia selalu menolak ajakan bisnis di atas jam 5 sore. Bukannya apa, tapi dia ingin menghabiskan waktunya bersama istri dan anaknya.

"Pak Adit juga bilang, nanti akan memikirkan proyek baru kita di kota sebelah. Dia ingin menunjukkan sesuatu pada Anda." kata Vino lagi.

Kesempatan itu tak akan datang dua kali. Aksa memang menginginkan proyek kerja samanya dengan perusahaan milik pak Adit agar segera terealisasikan. Setelah merenung beberapa saat akhirnya Aksa sudah memutuskan.

"Baiklah, aku akan menerimanya."

Setelah mendapat jawaban dari Aksa, Vino segera keluar dari ruangan bos-nya dan menyiapkan beberapa pekerjaan yang belum selesai.

Sedangkan Aksa langsung mengambil handphonenya untuk mengabarkan hal ini pada istrinya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Antara Aku dan Dia    79. Kebohongan Aksa

    Pintu terbuka ketika Leta masih terisak meratapi kesedihannya. Dia menoleh dan mendapati Kyra menatapnya dengan bingung. Melihat hal itu, Leta segera menghapus sisa air matanya dengan gerakan kasar."Mama... Mama kenapa?" tanya Kyra ikut sedih, dia berjalan ragu mendekati Leta.Leta memaksakan senyumannya, tangannya terbuka lebar menyambut kedatangan putri kecilnya. "Tak apa, Mama hanya terjatuh tadi." ucapnya."Lalu kenapa Mama menangis?" tanya Kyra yang sekarang duduk di pangkuan Leta."Karena itu menyakitkan," ucap Leta meringis, tapi air matanya kembali membasahi pipi.Kyra yang melihat itu langsung membantu menghapus air mata ibunya. "Bilang saja sama Kyra, nanti Kyra akan mengobati Mama agar tak sakit lagi," ucap Kyra polos.Leta terharu dengan perkataan Kyra. Meskipun Kyra bukanlah anak kandungnya, tapi Leta benar-benar menyayangi Kyra setulus hatinya. Dia memeluk tubuh mungil Kyra, mencoba menahan isak tangisnya yang belum reda juga.

  • Antara Aku dan Dia    80. Perubahan Sikap Aletha

    Ketika Aksa keluar dari kamar mandi, dia tak mendapati istrinya. Aksa masih tenang, karena Leta sudah menyiapkan baju ganti untuknya. Dia lalu segera turun, mungkin saja istrinya itu sedang bermain bersama putrinya.Aksa berjalan mendekati putrinya yang sedang bermain bersama Rossa di taman. Kepalanya menoleh ke sana-sini untuk mencari keberadaan istrinya."Papa," teriak Kyra ketika melihat Aksa.Aksa tersenyum lalu berjongkok di hadapan putrinya untuk menyamai tingginya. "Kyra sayang, di mana mama?" tanyanya."Kyra tidak tahu Papa,"jawab Kyra sambil menggeleng.Aksa tertegun, dia kira tadi istrinya itu bermain dengan putrinya. Karena di dapur hanya ada bibi Prima sendirian. Lalu di mana Leta sekarang?"Kyra main dulu sama kak Rossa ya, Papa mau cari mama. Nanti kita jalan-jalan." ucap Aksa.Kyra mengangguk, dia langsung berbalik dan menghampiri Rossa yang sudah menunggunya bersama beberapa boneka di sana.Sedangkan Aksa

  • Antara Aku dan Dia    81. Hamil?

    Aksa masih tertegun dengan ucapan Leta. Saat dia tersadar, istrinya itu sudah masuk meninggalkan dirinya. Aksa segera berlari dan mengejar istrinya.Ketika dia masuk ke dalam kamar Kyra, ternyata istrinya itu tak ada di sana. Dia langsung berbalik dan menuju kamarnya di lantai atas.Di sana dia melihat Leta sedang mengambil beberapa baju, dia membereskan baju-baju itu di ranjang. Aksa panik, dia segera mendekati istrinya yang masih menangis."Sayang, kau kenapa? Kenapa kau membereskan baju-bajumu?" tanya Aksa yang sekarang ada di samping Leta."Tolong, biarkan aku sendiri. Aku tidak ingin melihatmu untuk sementara." ucap Leta.Aksa menjadi frustrasi karena diabaikan oleh istrinya. Dia menarik bahu Aletha untuk menghadap ke arahnya."Katakanlah, jika kau tak berbicara aku tak tahu apa salahku, Leta," ucap Aksa memohon."Hiks... Kenapa kau malah bertanya padaku? Kenapa kau tak menyadari sendiri apa kesalahanmu, Aksa." Tangis Leta

  • Antara Aku dan Dia    82. Hamil (2)

    Aksa yang melihat istrinya terjatuh menjadi panik. Dia segera mendekat ke arah istrinya, mengarahkan kepala Leta di pangkuannya sambil menepuk-nepuk pelan pipinya."Leta, bangun sayang."Kemarahan Aksa meluap, dia menatap tajam Zeline yang ada di depannya. "Kalian, bawa wanita ini keluar dari rumah. Jangan biarkan dia masuk selangkah pun atau kalian akan ku pecat nanti."Sontak para penjaga langsung berusaha menyeret tubuh Zeline. Wanita itu tak berhenti berontak dan memaki nama Aksa. Dia juga menggigit tangan para penjaga agar dirinya bisa kabur masuk ke dalam. Tapi ternyata usahanya itu sia-sia. Tubuhnya dilemparkan begitu saja dan gerbang langsung dikunci kembali."Hiks... Leta, nak, apa yang terjadi?" tanya Bibi Prima yang tiba-tiba sudah ada di samping tubuh keponakannya."Akan aku jelaskan nanti Bi, sekarang telfon dokter untuk datang ke rumah." Aksa lalu menggendong tubuh Leta masuk ke dalam. Bi Prima menyusulnya kemudian setelah menelfon do

  • Antara Aku dan Dia    83. Bertemu Lagi

    Hari ini hari yang cerah bagi Aksa. Apalagi dia sudah bisa melihat senyuman Leta ketika dia bangun dari tidurnya. Aksa memulai harinya dengan penuh kebahagiaan, bahkan dirinya membantu Kyra untuk bersiap-siap pagi ini."Mama," teriak Kyra begitu dia masuk ke dalam kamar, di belakangnya ada Aksa yang mengikutinya dengan senyuman."Jangan berlari-lari seperti itu sayang, kau bisa terjatuh nanti." Leta memberi pengertian pada putrinya, dia berbicara dan menatap mata putrinya."Baik Mama." Kyra terlihat mengangguk dan menaati perintah Leta."Kelihatannya putri Mama sedang senang. Ada apa?" tanya Leta yang sejak tadi melihat Kyra selalu tersenyum."Itu karena papa akan mengajak kita jalan-jalan," jawab Kyra antusias."Benarkah, apakah Papa tidak bekerja hari ini?" tanya Leta menatap ke arah Aksa."Tidak, aku akan berlibur kali ini. Tidak ada jadwal penting di perusahaan, aku ingin menghabiskan waktu dengan kalian berdua." jawab Aksa.

  • Antara Aku dan Dia    84. Satu Bukti

    Lelaki itu melihat mobil yang mulai berjalan keluar gerbang. Setelah melihat mobil itu benar-benar keluar, dia berjalan menghampiri 2 wanita dan seorang lelaki yang masih berdiri di depan pintu."Selamat pagi."Farrel langsung menatap lelaki itu penuh curiga, dia merasa tidak pernah mengenal lelaki tersebut. "Siapa ya?" tanyanya dengan sorot mata yang tajam."Oh, perkenalkan nama saya Sam. Saya tidak sengaja menemukan dompet ini dan berniat untuk mengembalikannya." Sam mengeluarkan dompet Aksa dan menyerahkannya pada Farrel.Tatapan Farrel tak berubah, tapi tangannya terulur mengambil dompet dari tangan Sam. Dia memeriksanya sebentar sebelum dia yakin jika memang itu dompet milik tuannya."Terimakasih." Kali ini tak ada tatapan curiga, senyum tipis terbit di wajah Farrel.Leta mengabaikan kedatangan Sam, dia masih menangis di pelukan bibi Prima. Membuat Farrel menjadi iba padanya."Bawalah Leta ke dalam Bu, aku akan menyusul Aks

  • Antara Aku dan Dia    85. Sekutu

    Sam terlihat kaget ketika tiba-tiba ada seseorang menghampirinya memberitahukan sesuatu padanya. Dia terlihat berpikir sejenak sebelum menyetujui permintaan orang tersebut.Hari ini dia kembali lagi bekerja, Sam bukanlah orang yang tinggal di kota ini. Tapi dia mempunyai cabang perusahaan di sini, membuat dia sering berkunjung.Dia memang orang yang suka menjelajahi wanita. Setiap dia datang ke sini dia selalu menyewa wanita untuk menemani hari-harinya. Dia siap membayar mereka hanya untuk mencicipi tubuhnya saja.Tapi kejadian terakhir kali dia datang di kota ini sedikit berbeda, dia bertemu perempuan sial yang mabuk. Entah mengapa Sam tertarik pada pertemuan pertama. Mengakibatkan wanita itu akhirnya berakhir di ranjangnya.Tapi selama dia kembali ke kota asalnya, dia sedikit terusik dengan wanita itu. Di menyuruh anak buahnya untuk mencari wanita itu karena Sam sedikit terobsesi dengannya.Entah keberuntungan atau kesialan, saat Sam sudah bertem

  • Antara Aku dan Dia    86. Bebas

    Semalaman Sam tak bisa tidur, dia memikirkan tentang Zeline. Dia memikirkan bagaimana dengan anaknya nanti jika wanita itu benar-benar menikah dengan lelaki lain. Sam tak ingin itu terjadi, meskipun dia brengsek, tapi dia selalu bertanggung jawab soal anak. Terbukti dia memiliki 2 anak di rumah dan itu hasil dari percintaannya dengan para wanitanyaKali ini, Sam benar-benar tertarik dengan Zeline. Dia ingin wanita itu mendampinginya seumur hidup dalam status pernikahan. Meskipun Sam tahu jika Zeline tak mencintainya, itu bukanlah hal besar untuknya. Baginya, cinta akan datang dengan kebersamaan.Sam merapikan lagi penampilannya di depan cermin, setelah terlihat rapi dia segera keluar dari rumahnya. Dia mengemudikan mobilnya ke apartemen kemarin, dia berniat ingin menemui Zeline lagi.Tapi saat sampai di apartemen itu, bukan Zeline yang ditemuinya melainkan seorang lelaki yang mengaku sebagai kakak Zeline.Ruang tamu itu terlihat sedikit hening, tak ada ya

Bab terbaru

  • Antara Aku dan Dia    96. Bonus Part

    *8 tahun kemudian."Papa pulang..."3 anak yang sedang bermain itu menoleh. Melihat papanya yang merentangkan tangan dari arah pintu, membuat Kyra dan juga Reyna berlari ke arah Aksa. 2 gadis kecil beda usia itu memeluk papa mereka dengan erat. Memang, sudah 2 hari mereka tak bertemu karena papanya itu ada bisnis di luar kota.Aksa mengecup pipi Kyra dan Reyna bergantian. Setelahnya, pandangannya beralih pada Raydin yang masih duduk membaca buku. Aksa mendekat ke arah anak lelaki satu-satunya itu."Raydin." panggil Aksa.Anak lelaki itu langsung menoleh dan menatap ke arah papanya. "Ya, Papa.""Kenapa kau tidak memeluk Papa seperti yang lain, kau tidak merindukan Papa?" tanya Aksa."Rindu," ucap Raydin sambil mengangguk-anggukan kepalanya. "Tapi kita sama-sama lelaki ayah, aku tak mau memelukmu."Aksa yang mendengar ini merasa tercengang. Bagaimana bisa anak yang berumur 8 tahun ini berbicara seperti ini? Entah Aksa harus terke

  • Antara Aku dan Dia    95. Kelahiran Baby Twins (End)

    Leta sedang menyirami taman ketika Aksa mendekat. Suaminya itu mengecup wajahnya berkali-kali sebelum pamit pergi ke kantor. Hari demi hari terlewati begitu saja. Kandungan Leta sudah berusia 9 bulan. Kini dirinya sedang menanti kehadiran sang buah hatinya. Tangan Leta yang terbebas dari selang mengelus perutnya dengan lembut, Leta bahkan terdengar bernyanyi di sela-sela kegiatannya itu. "Mama." Kyra berlari menghampirinya, tak ingin membuat anaknya kotor karena sudah rapi, Leta mematikan kran airnya. Dia tersenyum pada putrinya yang memeluk dirinya. "Kakak Kyra berangkat sekolah dulu ya baby twins. Jangan nakal sama mama, dada.." Hanya sebatas itu, dan Kyra kembali berlari menghampiri Rossa yang sudah menunggunya. Leta hanya menatap Kyra dan menggelengkan kepalanya. Dia sangat senang karena Kyra terlihat menyayangi calon adiknya. Akhirnya Leta kembali dengan aktivitasnya lagi. Entah mengapa hari ini Leta sangat bersemangat. Di

  • Antara Aku dan Dia    94. Berbelanja

    "Papa... Kyra ikut..."Niat hati hanya ingin mengajak sang istri, kini Aksa hanya bisa menghembuskan nafas kasar ketika Kyra merengek ingin ikut.Gadis kecil itu tak sengaja memergoki kedua orang tuanya yang bersiap-siap ingin pergi. Tak ingin ditinggalkan, akhirnya dia mengeluarkan jurus merengeknya agar dirinya bisa ikut."Papa."Kyra kembali berucap ketika dirinya tak direspon, gadis kecil itu mendekati Aksa dan menggoyang-goyangkan lengan Aksa. Tatapan matanya yang terlihat sangat imut tak kuasa menahan Aksa. Akhirnya lelaki itu mengangguk dan tersenyum pada putrinya."Yeay...," sorak Kyra senang."Sekarang segera bersiap-siap... Minta kakak Rossa untuk ikut juga ya." pinta Aksa.Kyra langsung melaksanakan perintah papanya. Dia terlihat senang, bahkan saat turun dia terlihat bernyanyi, menirukan lagu anak-anak.Akhirnya, Farrel juga ikut mengantarkan mereka. Itu karena Aksa tak tega jika Rossa harus menemani Kyra send

  • Antara Aku dan Dia    93. Rumah Sakit Jiwa

    "Aksa.""Hem." Aksa langsung menoleh ketika Leta memegang pundaknya, wanita itu menatapnya dengan pandangan rumit membuat Aksa menjadi heran."Aku ingin tahu keadaan Zeline." lirih Leta."Sudah kukatakan Leta, jangan ungkit lagi wanita itu. Kenapa kau begitu keras kepala." gerutu Aksa.Leta tampak menghela nafas, susah sekali meminta hal ini pada suaminya. Dia sudah berkali-kali membahas ini, tapi Aksa langsung menghindarinya. Kini Leta tak membiarkan hal itu terjadi, dia mengunci ruang kerja Aksa dan menyembunyikan kuncinya."Aku mohon, ini yang terakhir. Aku ingin melihat keadaannya." kata Leta."Kau terlalu baik Leta, kau bahkan tetap memaafkan wanita itu meskipun kau selalu dibuat menderita olehnya." Aksa tampak menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Baiklah, tapi janji ini yang terakhir. Dan jangan ungkit masalah wanita itu lagi di depanku."Leta tersenyum manis, dia bahkan langsung memutar kursi Aksa ke arahnya. Dengan cepa

  • Antara Aku dan Dia    92. Menjenguk Baby

    WARNING, area dewasa!!! Harap bijak memilah sebuah cerita.Entah mengapa jantung Aksa menjadi berdebar ketika melihat gunung kembar Leta sedikit terbuka. Dia memang sedang membantu Leta melepaskan gaunnya agar dia bisa bisa tertidur nyaman.Tapi sepertinya sekarang dia malah terjebak. Hasratnya tiba-tiba menjadi naik, dan dia tidak tahan. Aksa menggoda Leta, mencoba mengecupi pipi, bibir, leher dan dada atas Leta.Tak ayal karena itu Leta menjadi terusik dari tidurnya. Dia membuka matanya perlahan dan langsung kaget melihat Aksa ada di atas tubuhnya."Aksa, apa yang kau lakukan?""Aku menginginkanmu Leta."Leta tak sempat berucap lagi ketika Aksa dengan cepat membungkam bibirnya. Lelaki itu melumatnya dengan lembut, memberikan permainan yang cukup lama sampai Leta benar- benar terbuai.Tangan Leta langsung merangkul ke leher Aksa, dia memejamkan matanya dan menikmati ciuman Aksa.Aksa yang mendapat respon ini segera menur

  • Antara Aku dan Dia    91. Pesta Perayaan

    Guan itu melekat pas di tubuh Leta. Perutnya yang membuncit tak menghalangi kecantikannya malam ini. Wanita itu bahkan terlihat sangat anggun. Kalung permata yang digunakannya senada dengan anting dan cincin yang terpasang di jari manisnya. Rambutnya dicurly, sebagian dirapikan ke arah belakang. Leta benar-benar cantik malam ini."Kau siap?" Aksa tiba-tiba ada di belakang Leta dan memeluknya. Dia mengecup singkat pipi istrinya dan menatapnya lewat cermin."Aku sedikit gugup." Memang, baru kali ini Leta menghadiri pesta. Dan pesta kali ini bukan sembarang pesta. Aksa membuat perayaan kehamilan Leta yang menginjak 7 bulan. Dia bahkan mengundang seluruh karyawannya untuk hadir, tentunya dengan para kolega bisnisnya juga."Tak apa, aku akan ada di sisimu," ucap Aksa sambil tersenyum.Aksa lalu menggandeng tangan Leta untuk turun ke bawah. Di sana sudah ada Farrel dan Kyra yang menunggu. Sebagian orang bahkan sudah berangkat duluan ke kantor Aksa.

  • Antara Aku dan Dia    90. Makan Malam

    Kabar bahagia itu disambut baik oleh Prima dan Gandhi, mereka tak menyangka jika selama ini anaknya, Farrel menyukai seseorang yang dekat dengan mereka. Mereka sudah bekerja bersama selama 5 tahun terakhir, cukup tahu dengan bagaimana sikap Rossa selama ini.Leta juga ikut bahagia, bahkan Aksa menjanjikan akan mengurusi semua keperluan pernikahan mereka. Tapi Farrel bilang jika mereka belum terburu-buru untuk hal itu.Aksa sedang di kantor saat ini, kebetulan Leta datang mengantarkan makan siang untuknya. Sejak kehamilannya memasuki trimester kedua, Leta memang selalu ingin dekat dengan suaminya.Hal itu tak membuat Aksa terganggu, dia malah senang acapkali Leta menemani dirinya di kantor. Meskipun kadang wanita itu suka merengek dan meminta hal yang cukup aneh bagi Aksa.Tok.. Tok... Tok...Aksa menoleh ke arah pintu, dia melihat Vino yang berjalan masuk sambil membawa map di tangannya."Tuan, ini berkas yang perlu Anda tanda tangani.

  • Antara Aku dan Dia    89. Farrel dan Rossa

    "Kau ingin anak laki-laki atau perempuan sayang?" tanya Aksa mendongak menatap Leta. Saat ini dia sedang tidur di paha Leta, menatap perut Leta dan sesekali menciuminya."Laki-laki atau perempuan sama saja. Yang terpenting mereka sehat dan lahir dengan selamat." jawab Leta.Aksa tersenyum, dia mengusap lagi perut istrinya itu. Meskipun baru menginjak 3 bulan, perut Leta memang sudah terlihat membuncit. Mungkin itu efek dari bayi kembar yang dikandungnya."Bisakah kita tidur, aku lelah." Leta menutup buku yang sedang dibacanya, dia lalu meletakkan buku tersebut di nakas. Tatapan matanya terlihat sayu, Aksa yang melihat hal itu langsung duduk dan membiarkan istrinya berbaring."Tidurlah, aku akan memelukmu sampai pagi."Leta tersenyum, dia mendekatkan lagi tubuhnya pada Aksa. Menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Aksa, tangannya juga memeluk tubuh Aksa seperti sebuah guling.~Kehamilan Leta tak membuat susah dirinya. Bahkan Leta terl

  • Antara Aku dan Dia    88. Baby Twins

    Ketika sampai di rumah sakit, Sam segera berlari menuju ruang UGD. Dia menanyakan pada seorang suster tentang pasien yang mengalami tabrak lari. Ternyata Zeline benar-benar di sana dan sedang ditangani oleh dokter. Hampir 1 jam akhirnya seorang dokter keluar dari sana. Sam yang melihat itu langsung mendekatinya. "Dokter, bagaimana keadaannya?" tanya Sam. "Anda keluarga pasien?" tanya Dokter dengan nametag Ridwan tersebut. "Tidak, saya temannya. Keluarganya ada di luar negeri semua," ucap Sam berbohong. "Kondisi pasien masih belum stabil, suster akan membawanya ke kamar rawat. Biarkan pasien beristirahat sampai kondisinya pulih." kata Dokter Ridwan. "Lalu... lalu bagaimana dengan bayinya?" tanya Sam dengan gugup. Dokter Ridwan tampak menghela nafas, dia menggeleng pelan menampilkan senyuman yang dipaksakan. "Maaf Tuan, kami sudah berusaha. Tapi takdir berkehendak lain, pasien mengalami keguguran." Sam mematung menden

DMCA.com Protection Status