Setelah mengirim pesan kepada Genta, untuk lebih dulu menuju markas. Ale memilih mengikuti sang ayah pulang. Sesuai permintaannya, dan yang pasti dengan sebuah tujuan. Ale memang tidak dekat dengan sang kakek dulu, karena kesibukannya yang sangat jarang berada di rumah. Hanya sang nenek lah, yang dulu sering menjaga dan menemani Ale kecil saat orang tuanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Memilih untuk tetap diam dan menatap manik sayu pria yang sudah teramat ringkih, jauh berbeda sekali saat terakhir Ale melihatnya. Sosok di depannya ini, sudah nampak renta dimakan usia. Rambutnya pun sudah memutih, dengan kulit yang juga mulai mengisut. Hanya satu yang masih melekat pada diri Rustam, yakni tatapan elang yang dimiliki masih mampu membuat lawan bicaranya tak berkutik. "Tidak kah kau rindu dengan laki-laki tua ini, cucuku?" Melihat Ale yang hanya diam, membuat Rustam berinisiatif menyapanya t
Baca selengkapnya