Home / Romansa / Jiwa Yang Terluka / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Jiwa Yang Terluka: Chapter 1 - Chapter 10

59 Chapters

Prolog

"Kak, jangan lakukan ini padaku, please.""Tidak bisa, Dek. Kakak tidak bisa berhenti. Kamu tenang Kakak akan tangung jawab.""Tidak, Kak. Ini salah aku mohon jangan diteruskan.""Sorry, Dek. Kamu mau marah bahkan pukul Kakak lakukan. Tapi Kakak benar-benar tidak bisa menghentikan ini semua."Tidak memperdulikan permohonan gadis yang berada di bawahnya. Sosok laki-laki yang dipanggilnya kakak itu tanpa hati mengoyak, dan mencabik mahkota kesucian gadis remaja yang masih di bawah umur. "Maaf, Kakak pasti akan kembali untuk mempertangung jawabkan ini."Usai melampiaskan nafsu birahi terlarangnya, dengan tidak berperasaan pria itu segera pergi meninggalkan kehancuran yang baru saja diciptakannya. Sama sekali tidak memikirkan bagaimana keadaan gadis remaja yang baru saja di rusak kehormatan dan kesuciannya. Sampai pada akhirnya semua telah berakhir seiring terdengarnya suara ledakan dahsyat berasal dari mobil yang dikendarai oleh pria yang masih dalam pengaruh alkohol tersebut.Ledakan da
Read more

1. Awal Kehancuran

"El, sudah kamu siapkan tongkat dan juga talinya?" Gadis dengan balutan seragam pramuka lengkap tersebut menganggukkan kepala guna menjawab pertanyaan dari kakak pembinanya. Gurat wajah letih menandakan jika ia sudah teramat lelah. Namun demi sebuah tanggung jawab yang diembannya, sebagai anggota inti ekskul pramuka Ellea rela mengesampingkan rasa pusing yang mulai mendera. Setidaknya untuk dua jam kedepan. "Sepertinya anggota sudah lengkap, Kak. Kita bisa memulainya sekarang." "Benar, suruh ketua regu mengatur barisan kelompoknya masing-masing, El." Ellea masih berusaha terlihat normal, meski sesungguhnya bukan rasa pusing yang semakin pening. Perutnya pun sudah terasa keram dan nyeri. 'Ya Allah... kenapa sakit sekali?' Langkah kakinya terhenti, lututnya ia lipat dengan kedua tangan meremas pelan perut bagian depannya.
Read more

2. Sang Penyelamat

"Kak, kumohon jangan lakukan itu El takut lepasin kak. Toloooong ... eemmmppp." Orang yang dipanggilnya kakak itu mencium bibir Ellea dengan kasar, supaya tidak lagi berteriak meminta tolong. "Dek, kakak janji tidak akan menyakitimu, tapi kamu diam dan menurutlah." "Aku gak mau kak, tolong lepasin El." "Nggak, kakak nggak bisa berhenti, Dek. kakak janji akan bertanggung jawab nanti, jadi kamu nggak usah khawatir, ya." Dengan paksa laki-laki itu mengoyak mahkota kesucian yang berusaha Ellea pertahankan namun akhirnya gagal, laki-laki itu dengan bejatnya melakukan hal terlarang terhadap Ellea, gadis yang usianya bahkan masih 16 tahun. Masih sangat dini untuk menerima perlakuan yang di luar batas kemampuannya. Ellea tak kuasa menahan perih dan sakit yang dia rasakan ketika laki-laki itu secara paksa memasukinya d
Read more

3. Sebuah Pengakuan

"Aku diperkosa." Entah kenapa Ellea bisa mengatakan itu kepada Ale, sementara selama ini dia hanya diam saja ketika keluarganya menanyainya perihal ini. Tapi dengan Ale, Ellea seperti ringan sekali membagi beban hidup pada Ale, satu-satunya teman yang masih mau menganggapnya ada. "Kenapa loncerita ini ke gue?" "Hanya ingin," jawab Ellea singkat. Ellea lantas menceritakan semua kejadian yang dialaminya kepada Ale, tanpa ada yang ditutup-tutupi. Anehnya Ellea tidak menceritakan kejadian tragis yang dialaminya itu seperti tanpa beban, tidak ada raut sedih dan terluka yang terpampang di wajah ayunya. "Termasuk yang ini juga?" tunjuk Ale sedikit menyingkap rok yang dikenakan Ellea.
Read more

4. Selamat Tinggal

Dengan langkah ragu Ellea mengumpulkan sedikit demi sedikit keberanian yang dia punya. Untuk sekedar bertatap muka kepada seluruh anggota keluarganya yang sedang berkumpul di ruang keluarga. Pertama langkah Ellea tertuju kepada sang kepala keluarga, Hendrik Tanjung. Mengabaikan rasa takutnya, Ellea lantas bersimpuh di bawah kaki sang ayah. "Ayah.. terima kasih telah sudi membiayai sekolah Ellea sampai hari ini Ellea dinyatakan lulus. Ellea minta maaf jika belum bisa jadi anak yang Ayah inginkan." Sunyi, tidak ada balasan dari seorang ayah untuk putrinya. Bahkan ketika Ellea mengulurkan tangan bermaksud untuk meminta restunya, Hendrik menolaknya secara langsung dengan pergi begitu saja. 'Tak apa setidaknya aku sudah mencoba, dan meminta maaf.' Hatinya sangat terluka, tetapi Ellea harus terima apa pun keputusan sang ayah. Fokusnya beralih kepada sosok wanita yang telah berjasa
Read more

5. Lo Berharga, El.

Kehidupan baru Ellea dimulai ketika dia membuka kedua matanya. Sang surya telah berada di puncaknya. Artinya ia sudah tertidur lumayan lama. Mereka tiba di apartemen dini hari tadi, dan keduanya langsung istirahat karena merasa lelah akibat perjalanan yang begitu panjang. Beranjak, Ellea membuka daun jendela istananya lebar-lebar, hal pertama yang dilihatnya ialah pemandangan deretan gedung pencakar langit seperti yang ditempatinya ini. Berikut barisan mobil berjejer rapih di jalanan yang nampak begitu kecil dari tempatnya berdiri. Menghembuskan napas perlahan, Ellea beranjak keluar dari sana untuk sekedar melihat-lihat detail bangunan yang akan menjadi tempat tinggalnya. Ekor matanya melirik ke arah jam yang menempel di dinding ruang tamu yang ditapakinya, jarum jam menunjuk diangka 2 siang. 'Pantas saja aku merasa lapar, ternyata aku sudah melewatkan waktu isi perut sebanyak dua kali.'
Read more

6. Nonton Film Dewasa

"El, lo bisa masak, kan?" tanya Ale. Tidak ada kegiatan yang dilakukan keduanya selepas makan, mereka hanya menghabiskan waktu dengan bersantai menikmati tontonan televisi sebagai hiburan. "Bisa, kenapa?" "Oh good! Kalau gitu kamu bersiap, ya. Kita akan belanja kebutuhan dapur dan mulai hidup sehat dengan makan masakan rumahan." Ellea menyatukan kedua alisnya, merasa ada yang aneh dari ucapan Ale. "Memang selama ini Kakak makan makanan yang tidak sehat?" "Karena gue tidak ada bakat memasak, jadi selama ini makanan yang masuk ke perut gue ya makanan cepat saji." "Tapi aku tidak ada baju ganti lagi, Kak." Ellea memandang dirinya sendiri yang masih memakai pakaian semalam. Itu pun hasil beli dadakannya di toko baju pinggir jalan saat posisinya masih berada di kawasan kota tempat tinggalnya. Sebelum akhirnya Ale memasuki pintu
Read more

7. Kampus Terbaik Untuk Ellea

Sesuai janjinya pada Ale semalam, pagi ini Ellea memutuskan untuk mengikuti saran Ale. Dengan ikut serta pergi ke kampus yang nantinya akan menjadi tempatnya meneruskan jenjang pendidikan di bangku kuliah. Ellea sudah bangun pagi-pagi sekali untuk membereskan apartemen lalu memasak dan setelah itu membangunkan Ale. Baru setelahnya ia membersihkan diri dan bersiap.Ketika Ellea keluar dari istananya, Ale sudah menunggu di mini bar dengan penampilan yang sudah nampak rapi dan siap untuk mengantarnya melihat kampus yang menjadi pilihannya. Sekali lagi Ellea terampil mengambilkan makanan di piring Ale, hasil dari acara menontonnya semalam menjadi ajang pengungkapan bagi Ale. Ale memberitahu apa pun tentangnya kepada Ellea. Tentang Ale yang tidak akan bangun jika hanya dipanggil dari luar, dan juga tentang dia yang tidak bisa menyiapkan makananya sendiri."Kak Al, apa penampilanku sudah cocok?" Tanya Ellea melihat dirinya send
Read more

8.Mengenang Masa Lalu Ale

Ale berpikir jika Ellea sudah bisa mengatasi traumanya, karena setelah dia lulus dan tinggal di kota ini, Ale hanya bisa berkomunikasi dengan Ellea melalui chat dan telepon saja. Kemarin malam adalah pertemuan pertama mereka setelah satu tahun berpisah, tepatnya Ale yang harus pergi untuk melanjutkan kuliahnya di kota ini.Kedatangan Ale semata-mata untuk menepati janjinya kepada Ellea, Ale sudah menyiapkan semua selama setahun ini demi bisa membantu Ellea dan juga memastikan Ellea bisa hidup bahagia disini. Ale bekerja keras untuk itu menyiapkan tempat tinggal senyaman mungkin untuk menyambut kedatangan Ellea."El, are you okay?" Tanya Ale lqgi yqng melihat masih tidak adanya jawabaan dari Ellea."I'm fine, Kak.""Maaf, gue hanya berusaha jujur sama lo, El. Karena bagaimana pun gue tidak ingin ada rahasia diantara kita."
Read more

9.Sulit Membuka Diri

Hari demi hari, Ellea lalui dengan kesibukan barunya menjadi seorang mahasiswi. Dikehidupan yang baru dijalaninya sekarang, Ellea semakin sulit untuk membuka diri dan menjadi pribadi yang tertutup. Dia seolah menjelma menjadi sosok Ellea yang ambisius, dan hanya fokus sama tujuannya. Sehingga tidak banyak teman yang segan dan tak betah berlama-lama bergaul dengannya.Ellea semakin tak tersentuh, dia hanya akan menjadi dirinya sendiri ketika sedang bersama Ale, itu pun dilakukannya ketika di apartemen, karena selain itu Ellea akan tetap pada sifatnya yang pendiam dan cuek sama keadaan sekitar.Tidak terasa sudah satu semester berhasil dilalui Ellea, selama itu pula Ellea hanya bisa fokus sama pelajarannya saja. Tidak pernah sekalipun Ellea mau ketika ada seorang teman yang mengajaknya untuk sekedar hang out bareng saat jam kuliah mereka selesai lebih awal, ataupun ketika dosen sedang berhalangan hadir.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status