Home / Romansa / Jiwa Yang Terluka / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Jiwa Yang Terluka: Chapter 41 - Chapter 50

59 Chapters

40. Surabaya, I Am Coming!

"Dek, ayah drop kamu bisa nggak jenguk ayah sebentar saja? Kakak mohon."Pesan itu sudah hampir satu minggu di terima oleh Ellea dari sang kakak, tetapi sampai saat ini masih belum di balasnya. Ketika akan membalas dengan kata 'iya' entah mengapa Ellea selalu ragu dan berakhir menghapusnya kembali. Begitu terus dan itu dilakukan Ellea berulang-ulang, dia terlihat bimbang mengenai keputusannya antara bersedia ataukah tidak menjenguk ayahnya.Aksi yang dilakukan Ellea menyita perhatian dari orang yang sedari tadi memperhatikan kegiatannya, membuka layar ponsel lalu setelahnya mematikan kembali ponsel itu dengan diiringi helaan napas berat. Seakan-akan Ellea tengah mengalami masalah yang begitu rumit."Ada masalah El, aku perhatikan kamu sibuk menatap layar ponselmu sedari tadi. Sedang menunggu kabar dari seseorang?"Lagi.Ellea menghela napasnya sebelum menggelengkan kepala pelan, "
Read more

41. Jalang Kecil

"Elang! Apa kamu sadar siapa yang sudah kamu bawa ke sini?" Sintia, menyambut kedatangan kedua anaknya dengan raut tidak sukanya. Bahkan itu ditunjukkan Sintia, secara terang-terangan di hadapan Ellea. Mendapatkan respon penyambutan yang seperti ini, sudah membuat Ellea miris. Ini baru ibunya sedangkan di dalam sana pasti masih banyak lagi bagian dari keluarganya yang sudah bisa ditebak oleh Ellea, jika respon semuanya pasti tak jauh berbeda dari sang ibu. "Aku yang minta Adek buat datang, Bu. Apa salahnya, toh dia juga ingin melihat keadaan ayah." "Dan siapa yang mengijinkan kamu untuk itu, Elang! Jadi selama ini kamu sudah tahu keberadaan anak sialan ini?!" "Jaga bicara Ibu!" Elang, tanpa sengaja meninggikan suaranya di depan ibunya. Sintia tentu saja kaget, sebab ini pertama kalinya dia mendengar Elang membentaknya. "Kak, jangan menjadi orang jahat hanya karena me
Read more

42. Dilema

"Keputusan ada di tanganmu, Elang. Jika kamu setuju kami akan membebaskan dia, dan membiarkannya pergi.""Sampai kapan pun aku tidak akan pernah mau menikahi Zia!""Tidak masalah artinya kami harus melanjutkan pernikahan Ellea yang tertunda dulu. Bukankah Pak Abraham masih menginginkan Ellea untuk menjadi istri mudanya?""Aku tidak menyangka jika ayah mampu berbuat seperti ini, bahkan menyewa orang untuk terus memantau setiap pergerakanku. Sebenarnya apa arti kami bagi ayah? Apa hanya sebagai alat untuk menebus perusahaan ayah itu?!""Anggap saja seperti itu, kamu tahu Lang, untuk membangun perusahaan itu tidaklah mudah, dan kamu juga tahu bagaimana mereka mengambil paksa perusahaan ayah dengan cuma-cuma. Hanya karena anak sialan itu pergi dan menggagalkan pernikahan yang sudah ayah rencanakan delapan tahun silam."Hendrik beranggapan jika putrinya sudah tidak ada masa depan lagi sehingga
Read more

43. Psikopat Yang Sesungguhnya

Sunyi, bagai raga tanpa nyawa yang kini Ellea lalui. Tidak ada yang bisa dilakukannya selain meratap diri. Entah takdir seperti apa yang akan dijalani. Ellea tak punya kuasa untuk memilih. Bahkan untuk bernapas, sangat sulit untuk dilakukannya. Dadanya terasa sesak, seperti terhimpit beban berat. Di sini, di tempat ini, menjadi saksi bisu hancurnya jiwa dan raganya. Bukan hanya dirinya, bahkan calon anaknya pun melebur jadi satu di ruangan ini.Sudah hampir satu minggu dirinya terkurung di neraka yang diciptakan oleh keluarganya. Selama itu pula Ellea tidak mampu untuk menutup mata. Sebab jika itu dilakukannya, entah disengaja atau tidak bayangan kejadian kelam yang dialaminya dulu menyeruak tanpa permisi. Terlebih bayangan ketika melihat cairan merah pekat mulai membanjiri lantai kamarnya, itu semakin membuat Ellea merasakan sakit yang teramat. Satu tragedi yang tak akan pernah bisa dilupakan dalam sejarah kehidupnnya."Non, bibik bawakan
Read more

44. Pertolongan Pertama

"To-tolong!" Sintia berikut Karin berupaya melepaskan Zia, dari cengkeraman Ellea. Namun usaha mereka sia-sia, sebab hanya dengan sekali sentakan Ellea mampu menumbangkan keduanya. Entah setan apa yang telah merasuki Ellea, sehingga begitu mudahnya  mengalahkan kekuatan tiga orang tersebut. "Kenapa harus minta tolong? Kau, takut denganku, Zia!" Sedetik kemudian tawa Ellea menggema di setiap sudut ruangan, bagi yang tidak tahu keadaan di dalam sana menganggap tawa itu normalnya suara tawa pada umumnya. Namun tidak bagi ketiga perempuan yang kini nampak kacau, lengkingan tawa Ellea terdengar begitu menakutkan. Diantara semuanya Zia yang paling terlihat mengenaskan, karena sejak awal dia sudah mengibarkan bendera peperangan dengan Ellea. Yang tidak disangka oleh Zia, ternyata Ellea mampu melakukan perlawanan dan membalasnya dengan begitu kejam. Semua dendam dan amarah Ellea kepada Zia, seakan me
Read more

45. Amarah Berkuasa

"Bangsat! Lo ke mana aja, anjiir!" "Lo masih waras, Es? Apa kelamaan hidup di pedalaman membuat gangguan jiwa lo kumat?" "Justru elo yang enggak waras!" sulut Esta emosi dari seberang sana. "Lo kalau mau ngajak gelud, sini Es samperin gue. Atau sharelock biar gua yang ke sana." "Dengan senang hati, sekarang juga lo ke sini! Karena kalau telat sedikit saja lo akan menyesal seumur hidup!" Ale merasa jika ini bukan bagian dari candaan Esta, sebab tak seperti biasanya nada bicara Esta dari awal sudah menunjukkan keanehan dan mengarah ke luapan amarah yang entah ditujukan kepada siapa. Ale merasa jika selama ini dia tak terlibat masalah apapun dengan Esta. "Sebenarnya lo ini kenapa?" "Elo yang kenapa, bangsat!" Lagi, sudah yang keberapa kali Ale mendapat umpatan dari Esta. E
Read more

46. Terluka Parah

Cukup mudah bagi Ellea untuk bisa keluar dari rumah, yang dulu sebagai tempatnya berlindung. Ya, itu dulu sebelum semuanya berubah menjadi seperti neraka dalam dunia nyata. Ingatkan Ellea untuk membalas jasa Bik Aning yang telah memudahkan jalannya, dan menyiapkan semua dengan begitu rapih. Sehingga Ellea dapat dengan mudah keluar melewati pintu demi pintu yang telah disiapkan kuncinya oleh pengasuhnya tersebut. Tak hanya itu, Ellea juga dibekali dengan beberapa lembar uang sebagai pegangannya. Dengan menahan rasa sakit di telapak kakinya, Ellea terus berlari sekuat tenaga agar bisa secepatnya sampai di jalan raya. Dengan sedikit mengubah rute yang di buat oleh pengasuhnya, karena untuk sekarang ini Ellea tidak dapat percaya pada siapa pun. Terlebih Zia, yang sudah tahu akan rute yang akan dilaluinya. Menerima tawaran Zia, tidak pernah ada dalam pikiran Ellea bahkan disituasi tersulit yang dialaminya. Sejenak Ellea berhenti, bukan untuk
Read more

47. First Kiss

"Aku tidak sedang sakit! Bisa-bisanya kau bawa ke rumah sakit!" "Bisa nggak sih El, kamu sedikit saja melunak. Aku sudah bersabar sedari tadi mendapat ketusanmu, kamu perempuan El bersikaplah layaknya perempuan sesungguhnya. Menangis lah jika itu perlu kamu lakukan, jika aku jadi kamu mungkin aku sudah menjerit kesakitan karenanya." Melirik ke arah telapak kaki Ellea yang masih terus mengeluarkan darah segar. "Itu tidak akan pernah aku lakukan, kau tahu! Aku bahkan sudah pernah merasakan sakit yang lebih parah dari ini. Darah ini, hanya sebagian kecil saja yang keluar dari apa yang dulu kualami." Ya, Ellea memang pernah mengalami itu. Saat dia bermandikan darah yang merupakan bagian dari dalam dirinya. "El, please! Setidaknya ijinkan aku yang mengobati lukamu ini. Aku benar-benar tidak tega melihatnya." "Enggak perlu, aku bisa ...." "Tidak
Read more

48. Berakibat Fatal

Tidak ada yang bisa dilakukan Ellea, selain menuruti perintah orang yang telah menolongnya. Demi apapun Ellea sudah akan kabur dan pergi dari jeratan orang yang menurutnya gila itu."Senyum El, nggak capek apa cemberut melulu.""Aku ingin pulang!""Pulang? Oke, dengan senang hati aku akan mengantarmu ke sana, sekalian minta imbalan karena aku sudah membawa kembali pengantin wanita dari seorang Abraham Smith, yang sempat melarikan diri. Kau tahu berapa banyak uang yang akan kudapatkan, hemm!""Jadi hanya karena uang? Sebutkan berapa yang kau butuhkan, aku akan memberimu itu!"Semoga dia tidak benar-benar menyebutkan nominalnya, karena jangankan uang untuk hudup saja selama ini masih bergantung kepada Ale. Batin Ellea.Ellea semakin tak berdaya, sekarang dia hanya bisa berharap seseorang datang menolongnya dengan tulus. Tanpa imbalan atau sejenisnya seperti yang dialaminya s
Read more

49. Misi Terselubung

Kepergian Ellea membawa duka bagi keluarga Tanjung, bukan duka selayaknnya yang dirasakan keluarga pada umumnya. Sebab duka mereka hanya untuk menyelamatkan diri dari amukan Abraham Smith. Untuk kedua kalinya keluarga itu harus menanggung malu, serta konsekuensi atas batalnya pernikahan putrinya dengan seorang Abraham Smith.Sosok pebisnis berdarah dingin, yang begitu lihai memanfaatkan kelemahan lawan bisnisnya dengan kekuasaan yang dimiliki. Sehingga tak banyak dari mereka yang menyerah kalah, seperti halnya yang dialami Hendrik. Dia harus kehilangan perusahaan yang susah payah dia bangun. Karena tidak kuat menanggung beban berat, Hendrik mengalami shock dan mengharuskannya segera mungkin dilarikan ke rumah sakit. Apalagi setelah menerima ancamam serta pembatalan perjanjian dari Abraham Smith, mantan calon memantu yang dua kali gagal. Hendrik langsung tidak sadarkan diri, dengan sebelah tangan mencengkram erat dada di mana jantungnya berdetak sangat kuat
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status