"To-tolong!" Sintia berikut Karin berupaya melepaskan Zia, dari cengkeraman Ellea. Namun usaha mereka sia-sia, sebab hanya dengan sekali sentakan Ellea mampu menumbangkan keduanya. Entah setan apa yang telah merasuki Ellea, sehingga begitu mudahnya mengalahkan kekuatan tiga orang tersebut. "Kenapa harus minta tolong? Kau, takut denganku, Zia!" Sedetik kemudian tawa Ellea menggema di setiap sudut ruangan, bagi yang tidak tahu keadaan di dalam sana menganggap tawa itu normalnya suara tawa pada umumnya. Namun tidak bagi ketiga perempuan yang kini nampak kacau, lengkingan tawa Ellea terdengar begitu menakutkan. Diantara semuanya Zia yang paling terlihat mengenaskan, karena sejak awal dia sudah mengibarkan bendera peperangan dengan Ellea. Yang tidak disangka oleh Zia, ternyata Ellea mampu melakukan perlawanan dan membalasnya dengan begitu kejam. Semua dendam dan amarah Ellea kepada Zia, seakan me
Read more