Home / Romansa / Mantan Bos / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Mantan Bos: Chapter 61 - Chapter 70

167 Chapters

Bab 61 |Pembalasan dendam

Saat Eros masih asyik dalam dunianya, tiba-tiba ibunya masuk dan langsung tersenyum saat melihat putra bungsunya itu sedang bersama calon menantunya."Ah, ternyata ada calon mantu Ibu," ujar Naima dengan santainya. Berbeda dengan dua anak manusia itu yang sama-sama membulatkan matanya."Apa kabar, Sayang? Ibu dengar produk terbaru sukses besar ya? Wah selamat, ya. Eros memang tidak salah memilih calon." Sambung Naima seraya duduk di sofa yang ada di ruangan VVIP tersebut.Zora melirik pada Eros sekilas sebelum menjawab pertanyaan wanita yang telah menganggapnya sebagai calon menantunya itu.Apakah ia harus senang karena keluarga Eros sangat menerimanya? Akan tetapi, untuk apa semua itu jika pada kenyataannya hanya dia yang menaruh hati di sini. Bagaimana jika mereka sampai tahu bahwa hubungan yang terlihat sangat indah itu hanyalah sebuah kebohongan. Apakah mereka akan tetap bersikap baik padanya?Atau justru menganggapnya sebagai seorang pembohong
last updateLast Updated : 2021-07-10
Read more

Bab 62 | Pikirkan mereka yang menyayangimu

"Anak Ayah kenapa terlihat senang sekali, hmm?" Tanya Arya seraya memangku putri kecilnya. Kesha tertawa bahagia di gendongan sang ayah. Gadis kecil menggemaskan itu melingkarkan kedua tangan kecilnya di leher sang ayah. "Kalena hali ini Kesha bisa bertemu sama om Kesha. Kesha udah gak sabal, Ayah, Bunda. Ayo!" jawab sekaligus ajaknya dengan semangat. "Kharisma adikmu memang sangat kuat, Sayang," bisik Arya pada istrinya. Naura langsung membenarkan pernyataan suaminya seraya sedikit menggodanya. "Iya, kau kalah telak, Mas." *** "Dok," panggil Eros pada Dokter Panji yang sedang memeriksanya. "Kapan saya bisa pulang?" lanjutnya bertanya. Sungguh, ia sudah sangat jenuh berada di tempat ini. Pria itu sudah sangat rindu dengan kamarnya dan segala aktivitas super sibuknya. Sebagai informasi saja, bahwa Naura telah menyerahkan kembali jabatannya pada si bungsu. Sehingga setelah kesehatan pria itu sudah membaik dan sudah diperb
last updateLast Updated : 2021-07-11
Read more

Bab 63 |Perjanjian

Sementara di tempat lain, Naima sedang duduk untuk menunggu kedatangan seseorang. Jika saja bukan karena sang putra, ia tidak mungkin sudi untuk menginjakkan kaki ke tempat ini. "I-ibu?" kaget pria itu tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Waktu kalian 10 menit." Ingat sang penjaga sel sebelum pergi meninggalkan mereka berdua. "Duduklah!" pinta Naima tanpa mau melihat padanya. Chiko yang awalnya masih berdiri akhirnya dengan perasaan yang sulit dideskripsikan mulai menjatuhkan bokongnya ke kursi tunggal di belakangnya. "Maafkan aku Ibu," ucap Chiko dengan suara sepelan mungkin. Sungguh ketika Chiko melihat sorot mata kebencian ibu tirinya itu membuatnya semakin merasa bersalah dengan apa yang telah ia perbuat bersama ayahnya selama ini.  "Langsung saja. Saya tidak suka berbasa-basi." Timpal Naima mengangkat kepalanya untuk melihat wajah anak tirinya tersebut. Bola mata hitam Naima dan bola mata coklat Chiko be
last updateLast Updated : 2021-07-11
Read more

Bab 64 |Perpisahan

"Kenapa kau senang sekali membuat orang lain takut?" Tanya Zora dalam batinnya seraya memandang wajah Eros yang kembali dipasang masker oksigen. Sementara pria itu melihat ke arah lain dengan pikirannya sendiri. Setelah ia yakin dengan apa yang telah ia pikirkan, akhirnya Eros membuka suaranya serta mulai melihat padanya. "Zora," panggilnya dan jujur saja ia sedikit terkejut karena ternyata sedari tadi wanita itu sedang memandangnya. "Ya?" tanya Zora juga dibuat terkejut oleh panggilannya yang tiba-tiba. Saat pria itu mencoba bangun, dengan cekatan ia juga berdiri dari duduknya untuk membantunya bersandar agar lebih nyaman meski tanpa membuka masker yang masih melekat di wajah tampannya. "Kau bebas," ucap Eros membuat wanita itu mengerutkan alisnya tidak mengerti. "Kita akhiri hubungan pura-pura ini. Dan kau tidak usah khawatir, aku akan segera membayar semuanya termasuk bonusnya," sambung Eros tanpa menyadari perubahan ekspresi wanita
last updateLast Updated : 2021-07-12
Read more

Bab 65 |Dimana kau sekarang?

Satu minggu telah berlalu, akhirnya hari yang paling ditakutkan oleh Eros tinggal hitungan jam lagi. Ya, besok adalah hari dimana ia akan menjalankan operasi transplantasi jantung itu. Naima yang menyadari kegelisahan putra bungsunya mendekatinya kemudian memegang tangannya seraya memberikan kata-kata yang bisa membuatnya tenang. Namun, sepertinya itu belum cukup untuknya. Meski ia sudah berusaha bersikap setenang mungkin, tetaapi hatinya tetap merasa cemas. Takut jika besok adalah hari terakhirnya ia melihat wajah-wajah orang yang ia sayang. "Ibu, tolong ambilkan ponselku," ujar Eros meminta tolong. Pria itu berniat untuk menghubungi Chiko yang sudah berada di Jepang. Percobaan pertama gagal. Adik tirinya itu tidak mengangkatnya. Tidak ingin menyerah, Eros terus menghubunginya sampai adiknya itu mengangkat teleponnya. "Hallo," panggil seseorang di seberang sana.
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more

Bab 66 |Potongan puzzle terakhir

"Pak Eros, Anda tidak apa-apa?" tanya Reza karena sedari tadi atasannya itu tidak kunjung bergerak.Berkat suara sekretarisnya akhirnya Eros bisa kembali menguasai dirinya. Dalam hitungan detik ia langsung masuk ke dalam lift dan menekan angka paling atas menuju rooftop.Zora yang baru bisa mengembalikan kesadarannya langsung dibuat terkejut karena sekarang pria yang dengan setengah mati ia hindari kini ada dihadapannya. Dia bisa mendengar deru napas pria itu dalam jarak yang cukup dekat tersebut.Setelah lift itu sampai Eros kembali menarik tangannya, tidak peduli dengan teriakan wanita itu yang terus memberontak minta dilepaskan."Lepas!" Pekik Zora mulai menangis karena takut dengan apa yang dilakukan mantannya itu. Ah, bahkan ia tidak berhak menyebut Eros sebagai mantan kekasihnya."Kenapa kau terus menghindariku? Ke mana kau selama ini?" tanya Eros tanpa berniat melepaskannya.
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more

Bab 67 |Saling memberikan pujian

Seharian ini Zora terus menekuk wajahnya karena kekasihnya itu sulit sekali dihubungi. Padahal sudah hampir 1 minggu mereka tidak bertemu karena pekerjaan kekasihnya tersebut yang sangat sibuk.“Aish! Apakah sesulit ini bahkan hanya sekedar mendengar suaramu.” Gerutu Zora seraya memandangi ponselnya yang berada dalam genggamannya.Tiba-tiba ponsel wanita itu menyala dengan mengeluarkan suara yang sangat singkat, tanda ada sebuah pesan masuk. Dan saat tahu siapa yang mehubunginya tanpa sadar bibir yang awalnya ditekuk berangsung menghilang digantikan dengan senyuman cerahnya.‘Apakah malam ini kau sibuk?’‘Ayo makan malam bersama di tempat biasa’Itulah isi pesan dari kekasihnya. Singkat, padat dan jelas. Tidak ingin membuat kekasihnya menunggu, Zora langsung membalasnya dengan mengiyakannya. Dan tidak lama kemudian kekasihnya itu kembali membalas pesannya.‘Baiklah sampai bertemu jam 8 malam di rumah
last updateLast Updated : 2021-07-14
Read more

Bab 68 |Melamar

Selama di dalam mobil mewahnya, Eros sering kali kedapatan mencuri-curi pandang pada kekasihnya itu. Senyum mereka tak pernah pudar sepanjang perjalanan. Bahkan mereka tak segan untuk memuji satu sama lain. Sama seperti saat di rumah wanita itu tadi. Dan sampailah mereka di restoran tersebut. Eros turun terlebih dahulu untuk membukakan pintu mobil Zora. Kemudian ia mengulurkan sebelah tangannya agar kekasihnya itu memegang tangannya seperti seorang putri yang akan turun dari kereta kencananya. Tidak lama setelahnya mereka berdua langsung disambut oleh manajer restoran tersebut untuk di arahkan ke tempat spesial yang sudah Eros pesan sebelumnya. Zora hanya dapat terdiam saking sukanya dengan suasana yang menurutnya sangatlah romantis. Lilin-lilin kecil yang dijadikan pembatas sepanjang jalan, kemudian ditengahnya terdapat satu meja dan sepang kursi yang dibungkus dengan kain berwarna putih dan terakhir taburan bintang yang menghiasi langit malam karena
last updateLast Updated : 2021-07-15
Read more

Bab 69 |Janji suci

Setelah acara lamaran malam itu, beberapa bulan kemudian Eros dan Zora melangsungkan lamaran secara resmi dan tepat detik ini hari yang mereka tunggu-tunggu telah tiba. Hari dimana mereka akan saling mengucap janji di depan Tuhan dan semua tamu undangan yang hadir, mengikat cinta suci mereka dalam sebuah ikatan tali pernikahan.“Oh Tuhan, putriku cantik sekali.” Puji Sofie menatap kagum pada putri satu-satunya itu.“Ibu yakin Eros akan terpukau melihatmu, Sayang,” lanjutnya masih belum puas menghujani penampilan anaknya dengan pujian. Sedangkan Zora hanya mampu tersenyum yang bisa dikatakan aneh karena wanita itu memaksakan senyumnya.“Kenapa kau tersenyum seperti itu? Ada sesuatu hal yang mengganggumu?” tanya sang ayah yang menyadari senyuman aneh putrinya tersebut.“Iya, kau kenapa, Sayang? Ada yang mengganggu pikiranmu? Katakan pada Ibu dan Ayah,” timpal sang ibu yang juga menyadari senyuman aneh Zora.
last updateLast Updated : 2021-07-16
Read more

Bab 70 |Tidak ada harapan lagi

Hati Kirana sudah tidak tahan lagi untuk melihat mantan kekasihnya bersanding dengan wanita lain sehingga ia memutuskan untuk pulang bahkan sebelum acaranya selesai. Air mata yang masih menganak sungai itu membuat sang supir taksi yang dipesannya ingin bertanya, tetapi segan dan akhirnya hanya berdiam diri serta fokus pada jalanan. Setelah sampai di rumah besarnya, ia mengeluarkan beberapa lembar uang dan langsung turun begitu saja tanpa menunggu kembaliannya. Jalan wanita itu terseok-seok menuju kamarnya. Tubuh dan juga hatinya sungguh sakit menahan ribuan pedang yang seakan menacap tepat ke dalam jantungnya, seakan siap untuk membinasakannya. Siapa yang tidak sakit melihat orang yang sangat kita cintai mengucap janji suci pernikahan dengan wanita lain? Saking sakitnya sampai tak bisa dideskripsikan lagi. Kirana menyandarkan tubuhnya yang sudah tidak memiliki tenaga untuk sekedar berdiri itu ke tempat tidur di belakangnya. Wanita itu semakin
last updateLast Updated : 2021-07-17
Read more
PREV
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status