Esok harinya, Lanting Beruga bersiap pergi dari gubuk ini, melihat seperti apa dunia luar yang sebenarnya."Dewa Beralis Tebal akan menjaga dirimu," ucap Seno Geni. "Jangan khawatir, dia bukan orang yang lemah."Lanting Beruga meneteskan air mata, sudah waktunya berpisah, pikir pemuda itu. Satu-satunya yang dia khawatirkan adalah kondisi Seno Geni dan Wulandari."Cucuku, keadaan diluar sana tidak seaman di tempat ini, jaga dirimu baik-baik. Bertemanlah dengan semua orang, makanlah yang banyak ...""Nenek, aku sudah makan banyak," timpal Lanting Beruga."Hikhikhik ..." Wulandari tertawa sambil menangis, dilihatnya wajah Lanting Beruga lekat-lekat, rupanya cucu kesayangannya, yang dulu dia timang tiap hari kini sudah cukup dewasa. Anak elang ini sudah cukup umur untuk pergi meninggalkan saranganya. Dikecupnya kening Lanting Beruga dengan pelan, "Pergilah cucuku, ukir namamu setinggi bintang."Lanting Beruga akhirnya meneteskan air
Read more