Semua Bab LANTING BRUGA: Bab 51 - Bab 60

1302 Bab

Musuh Lain

Panah yang hebat, nyaris saja kepala Lanting Beruga berlubang karena serangan tersebut. Imbasnya pohon besar di belakang Lanting Beruga berlubang sebesar jari telunjuk, dan nyaris tembus."Klik Klik Klik ..." Garuda Kencana segera terbangun, dia bisa membaca pergerakan angin yang tidak biasa datang lagi dari sisi lain, itu adalah anak panah.Lanting Beruga memeluk Subansari, kemudian melompat tiga kali ke samping, saat yang sama tiga anak panah mengenai tempat mereka.Merasa lawannya bisa menghindar, seorang pria melepaskan lebih banyak anak panah ke atas awang-awang, kemudian anak panah itu bercahaya terang dan terpecah menjadi belasan anak panah lagi.Semua anak panah bergerak menukik ke arah Lanting Beruga."Sial ..." ucap Lanting Beruga, segera menarik pedangnya, dan menangkis semua serangan yang datang.Subansari belum bisa mengendalikan dirinya dengan baik, setelah Lanting Beruga meletakan dirinya di atas dataran rumput pendek.
Baca selengkapnya

Lawan Yang Tidak Biasa

Tekanan tenaga dalam yang benar-benar besar, ini bukan pendekar level biasa, pastilah orang  yang memiliki ilmu kanuragan yang cukup kuat."1000 titik cakra," ucap Subansari. "Pendekar yang berada di level emas."Pendekar level emas, itu artinya kekuatan orang ini setara dengan Angga Nurmeda dari sekte Macan Giok.Setelah melewati batas maksimum 800 titik cakra, seseorang akan naik level kependekarannya menjadi level emas.Hanya para sesepuh muda yang telah mencapai level pendekar emas, atau para jendral muda.Tidak beberapa lama kemudian, muncul lagi tekanan tenaga dalam yang tidak kalah lebih dahsyat dari tekanan tenaga dalam yang tadi.Subansari mulai ketakutan, "1200 titik cakra, tenaga dalam ini bukan lawannku."Pendekar level emas memiliki tenaga dalam kisaran 810 titik cakra sampai dengan 1600 titik cakra. Jika lawan mereka telah mencapai 1200 titik cakra, itu artinya dia telah mencapai pertengahan level emas. Entah orang
Baca selengkapnya

Hampir Mati

Wanita berpakaian seksi kembali menyerang Lanting Beruga, telapak tangannya mengandung tenaga dalam besar yang bisa menghancurkan batu hanya sekali sentuh saja.Namun kali ini, Lanting Beruga tidak bisa membiarkan dia terkena serangan lagi. Pemuda itu memakai mode cahaya api, dan tubuhnya mulai menguap.Sesaat sebelum telapak tangan wanita itu mengenai dadanya, Lanting Beruga telah berpindah tempat dengan begitu cepat. Nyaris sulit diikuti oleh mata.Wanita berpakaian seksi cukup terkejut, sekarang dia tahu kenapa anak buahnya bisa dikalahkan oleh Lanting Beruga dengan cukup mudah. "Darimana datangnya kecepatan itu?" gumam wanita berpakaian seksi.Lanting Beruga mulai mendekati musuhnya, kemudian pergi lagi dan sesekali mengayunkan pedangnya.Ini membuat lawannya benar-benar kerepotan, dia bahkan tidak pernah bertemu dengan pendekar yang memiliki kecepatan seperti yang telah dilakukan oleh Lanting Beruga.Pemuda itu pandai memba
Baca selengkapnya

Kemenangan

Pria bertopeng melepaskan Subansari, dia berjalan ke arah Lanting Beruga, yang kini benar-benar kehabisan tenaga.Lanting Beruga menarik pedangnya dari leher wanita itu, sedikitpun tidak ada rasa simpati di matanya.Pemuda itu sudah tahu, pertarungan antara pendekar melibatkan hidup dan matinya pendekar itu, dan ini baru awal dari pertarungannya. Pertarungan  yang sesungguhnya baru saja akan terjadi, pria bertopeng adalah lawan utama dirinya.Lanting Beruga tidak bisa menggunakan mode cahaya api, jadi dia tidak mungkin mengandalkan kekuatan Roh Api dengan tubuhnya yang lemah ini.Satu-satunya yang bisa dia lakukan saat ini adalah, bertarung dengan kekuatan pisik, dan jurus dari sekte awan berarak."Tampaknya kami terlalu meremehkan tikus kecil seperti dirimu," ucap pria bertopeng dengan sangat geram. "Kemenangan dirimu hanya sebuah keberuntungan, tapi kali ini kau tidak mungkin bertahan dari diriku."Lanting Beruga tidak mengatakan apap
Baca selengkapnya

Menemukan Sarang

Dengan ayunan yang begitu cepat, Subansari berhasil membunuh pria bertopeng itu. Tidak ada yang menduga jika dua orang itu bisa berhasil mengalahkan dua pendekar yang berada jauh di atas mereka. Ini adalah keberuntungan barangkali, atau mungkin takdir. Setelah kematian lawannya, Lanting Beruga dan Subansari menghempaskan punggung mereka di permukaan tanah. Tampak jelas raut wajah mereka berdua benar-benar kacau. Subansari mengeluarkan beberapa obat untuk mengobati luka sayatan yang diterima dirinya di bagian lengan, kemudian mengatur nafas dan mulai menghimpun tenaga dalam. Sementara Lanting Beruga merasakan dadanya masih sakit, dia mungkin mengalami luka dalam saat ini. Pemuda itu terkapar dengan posisi terlentang, tidak jauh dari mayat wanita seksi. Garuda Kencana tergeletak tidak jauh dari kepala Lanting Beruga, dan sama kacaunya dengan dua manusia itu. "Aku kehabisan kekuatan," gerutu Lanting Beruga, kemudian perutnya mulai berbuny
Baca selengkapnya

Perintah Lanting

Di dalam markas itu ada puluhan pendekar  yang setingkat dengan dua orang yang baru saja di lawan oleh mereka berdua, sementara itu mungkin ada lebih dari 10 orang pendekar yang telah mencapai tahap tanding. Ini adalah tahap awal dari kependekaran yang berada di level tinggi.Level tanding, pilih tanding, dan juga tanpa tanding.Sekarang Lanting Beruga terdiam sejenak, tidak mungkin dia menyerang markas itu, karena hanya akan mengantarkan nyawa saja.Namun pembawaan dirinya membuat Lanting Beruga begitu tertantang, dia ingin bertarung melawan orang hebat. Hanya dengan itulah dia bisa menjadi lebih kuat lagi dari saat ini.Lanting Beruga bersembunyi di balik dedaunan ketika beberapa pendekar aliran hitam itu terlihat sedang melakukan patroli. "Klik Klik Klik ..." Garuda Kencana berkata, "bersembunyi ada yang datang."Lanting Beruga semakin membenamkan tubuhnya di dalam semak-semak belukar, menarik Subansari dekat dengan tubuhnya.
Baca selengkapnya

Kedatangan Nyai Anjani

Subansari mulai bimbang, dia ingin bersama dengan Lanting Beruga, menghadapi musuh mereka, tapi ucapan Lanting Beruga ada benarnya. Jika dia tidak pergi dari sini, maka kematian akan datang kepada gadis itu.Pada akhirnya Subansari menutup matanya, dan mulai melangkah pergi meninggalkan Lanting Beruga.Pemuda itu menggunakan segenap kemampuannya untuk menahan lawan dengan pedang besar, agar Subansari bisa melarikan diri sejauh mungkin.Mulai kesal dengan tindakan Lanting Beruga, lawannya mulai memainkan teknik bertarung lebih serius dari sebelumnya. Dia ingin membunuh Lanting Beruga secepat mungkin dan mengejar Subansari.Jika gadis itu lolos, maka informasi mengenai markas sekte hitam yang bersarang di Muara Sungai Arum akan bocor sampai di telinga Dewangga. Ini bahaya."Mati saja kau bocah!" pria itu meraung keras, seraya menebaskan pedang besarnya, tapi Lanting Beruga telah menggunakan mode cahaya api, dia sulit diserang.Di sisi lain, Su
Baca selengkapnya

Mode Ke Dua

Garuda Kecil yang biasanya tidak pernah pergi dari pundak Lanting Beruga, kini melompat untuk menjauh, rasa panas itu membuat dia tidak tahan."Kurang ajar, kau pikir bisa mengalahkan diriku?!" ucap pria itu. "Jurus Pedang Penghancur Karang."Dengan tenaga dalam jumlah besar, pedang besar di tangannya mulai bercahaya putih jingga, itu adalah kekuatan yang menakutkan. Lebih kuat dari 3 orang lawan Lanting Beruga tempo lalu.Namun sayangnya, kekuatan sebesar itu tidak membuat Lanting Beruga menjadi kecut, cahaya merah mengalir dari tubuh pemuda itu menuju pedang di tangannya.Perlahan warna pedang yang putih berkilat berubah warna menjadi merah pekat, seakan bilah pedang itu baru sja keluar dari tungku perapian yang panas.Ini adalah mode ke dua dari Roh Api yang bisa digunakan oleh Lanting Beruga, menambahkan kekuatan api pada senjata yang dipegang oleh Lanting Beruga.Bukan hanya itu, ketika mode ke dua ini digunakan, aura api akan terpancar
Baca selengkapnya

Lanting Jatuh

Beberapa waktu yang lalu.Rombongan Dewangga melaju cepat dengan ilmu meringankan tubuh mereka, tapi hingga hari ini tidak mengetahui dimana lokasi keberadaan Markas Kelelawar Iblis yang dikabarkan oleh bangsawan Sursena.Jendral itu bahkan berpikir mungkin saja Sursena salah mendapatkan informasi,buktinya mereka rombongan Dewangga telah mengelilingi wilayah Majangkara tapi tidak menemukan tanda-tanda keberadaan musuh.Memang mereka kadang kala mendapatkan sarang para bandit, beberapa pencuri kecil dan sekte-sekte kecil lainnya, tapi tidak ada yang menjurus ke arah Sekte Kelelawar Iblis."Jika besok pagi kita belum menemukan tanda-tanda keberadaan musuh, pencarian ini sebaiknya dihentikan untuk sementara waktu ..." ucap Dewangga.Nyai Anjani tidak memberikan bantahan apapun, dia juga mulai kesal. Apakah ini hanya konspirasi Sursena saja, pikir Nyai Anjani.Alasan itu diperkuat, karena akhir-akhir ini Majangkara mengalami kemunduran dari segi
Baca selengkapnya

Dewangga Terkejut

Suasana saat ini menjadi sedikit dingin, setelah Nyai Anjani memasukan kembali pedangnya ke dalam tanda samudra.Dewangga segera meminta anak buahnya untuk meringkus pria terakhir dari sekte jahat guna meminta keterangan lebih lanjut.Sementara itu, Nyai Anjani segera memeriksa tubuh Lanting Beruga yang terasa sedikit panas."Seluruh ototnya seperti terbakar," ucap pendekar medis setelah memeriksa tubuh Lanting Beruga. "Aku belum pernah melihat luka seperti  yang dialami oleh pemuda ini sebelumnya.""Bagaimana dengan organ dalamnya?" ucap Dewangga."Luka dalam yang didapatkan oleh pemuda ini cukup parah, tapi jangan khawatir aku sudah memberinya pil teratai biru, luka dalamnya akan pulih dalam beberapa hari ke depan."Dari semua orang di sana, wajah Nyai Anjani yang paling terlihat sangat tegang, dan khawatir. Meski dia tidak terlalu memperhatikan Lanting Beruga seperti seorang guru yang memperhatikan muridnya, tapi dalam lubuh hati ter
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
131
DMCA.com Protection Status