Home / Pendekar / LANTING BRUGA / Chapter 1241 - Chapter 1250

All Chapters of LANTING BRUGA: Chapter 1241 - Chapter 1250

1302 Chapters

Sebuah Prasasti

Entah berapa lama mereka mendaki gunung keramat ini, bagi ketiganya waktu di tempat ini berjalan begitu lambat. Satu menit terasa seperti satu hari, mungkin karena banyak masalah yang mereka hadapi.Kidang Alang dan Rambai Kaca acap kali bertengkar masalah suhu udara yang berubah-ubah, dan Cindra Wati dapat dipastikan akan menghajar keduanya jika pertengkaran ini dirasa mulai meruncing.“Semakin mendekati puncak gunung, dadaku semakin sesak ...” ucap Kidang Alang.Ya, mungkin karena debu vulkanik yang keluar dari kawah gunung tersebut, membuat pernafasan mereka menjadi tidak baik.Seetelah beberapa waktu kemudian, ke tiga orang itu berhasil tiba di sebuah pelatan, dataran yang luas di atas gunung itu.Dataran ini dipenuhi oleh banyak tanaman berdaun keras, dan anehnya mirip seperti tanaman di dunia manusia. Ranting dan dahanya keras, serta memiliki cukup banyak duri.“Jangan sentuh,” ucap Rambai Kaca, “sedikit saja kita terkena duri dari tanaman ini, maka riwayat kita akan berakhir di
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more

Melarikan Diri

Dari prasasti tersebut, akhirnya Rambai Kaca mengetahui letak keberadaan pohon cakra pubra sebelum di hancurkan oleh Raja Naga Saba.“Rupanya, ada di sana!” ucap Rambai Kaca. “Sebuah tempat yang tidak terduga.”Setelah berhasil memahami semua informasi yang ditulis di dalam prasasti tersebut, Rambai Kaca tidak lantas langsung kembali kepada teman-temannya.Masih banyak prasasti-prasasti lain di tempat ini yang sebenarnya telah berusia lebih tua dibandingkan dengan prasasti paling besar.Namun kebanyakan hanya bercerita mengenai sejarah ras naga. Hingga setelah beberapa saat Rambai Kaca akhirnya menemukan catatan mengenai kekuatan Raja Naga Saba yang begitu hebat itu.Kekuatan yang mampu menghancurkan ras naga hitam, dan membuat peradaban baru di alam ini.Terutama yang berkaitan dengan elemen petir. Sebuah rahasia yang mungkin sudah familiar di telinga manusia, tapi tidak di telinga ras naga.Aura Alam! Dimana orang yang mampu membangkitkan teknik ini bisa melampaui level pendekar t
last updateLast Updated : 2023-01-09
Read more

Musuh Di Rumah Makan

Orang yang datang itu adalah salah satu dari pendekar yang menculik raja Selatan. Dia adalah pendekar yang memiliki teknik rawa beracun. Karena kekuatan racunnya, dia juga bisa bertahan dari racun yang keluar dari kawah di gunung keramat.Di kabut asap gas itu, dia berjalan seolah tiada halangan sama sekali.“Tempat dimana Naga Saba dulu pernah bertapa,” ucap pria tersebut, “rupanya tidak terlalu menakutkan seperti yang aku duga.”Pria ini memiliki misi untuk menghancurkan semua catatan yang ada di dalam goa keramat. Tugas ini bertujuan agar aliran putih tidak mengetahui dimana lokasi pohon sakral saat ini.Namun, mereka tidak tahu jika Rambai Kaca telah datang ke tempat ini dan mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan oleh aliansi.Setelah tiba di goa, pria itu langsung menghancurkan semuanya tanpa tersisa. Tidak ada satupun prasasti yang selamat oleh dirinya, bahkan meskipun prasasti itu tampak penting bagi dirinya sendiri, dia pada akhirnya menghancurkan semuany.Namun, tiba-tib
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Serangan Mental

Dalam sekejap mata, semua serangan kuat mengarah ke tubuh Pendekar Tua pemilik teknik rawa tersebut.Namun tidak ada satupun dari serangan tiga pendekar muda itu yang bisa mengalahknnya. Sialnya, gas beracun ini sangat berbahaya, membuat ketiganya kesulitan untuk mendekati pendekar tersebut.“Meski kekuatanku belum kembali sepenuhnya,” ucap pendekar itu, “menghadapi puluhan pendekar seperti kalian tidak sulit bagi diriku. Teknik ini tidak akan mudah untuk dikalahkan!”Ya, jika dia masih memiliki kekuatan sepenuhnya, seperti ratusan tahun lalu ketika dia hidup, dia tentu saja akan mampu mengalahkan semua pendekar yang melawannya.Ki Rawa Hangus demikian orang memanggil dirinya saat dulu masih berjaya di dunia persilatan. Ketika para pendekar mendengarnya, mereka akan bergidik ngeri dan ketakutan.Menghindari pertempuran melawa Ki Rawa Hangus merupakan salah satu aturan bagi para pendekar di dunia naga ini.Jika tidak bisa melarikan diri dari tangannya, maka berikan apapun yang kau mili
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

Sebuah Rencana

Rambai Kaca memperhatikan Rawa Hangus dengan seksama, rupanya benar yang dikatakan Cindra Wati, bagian tanah yang terkena lumpur beracun sama sekali tidak berdampak.Beberapa kerikil juga tampaknya tidak mempan oleh kekuatan lumpur beracun tersebut.Namun pertanyaannya, bagaimana mengalahkan Rawa Hangus dengan menggunakan tanah, mengingat ke tiga pendekar tersebut tidak memiliki elemen tanah dalam aliran tenaga dalam mereka.Rambai Kaca mulai memutar otaknya, tapi Rawa Hangus tampaknya tidak akan memberikan kesempatan bagi tiga bocah itu untuk mengalahkannya.Serangan sekali lagi menyerang Rambai Kaca, tapi remaja itu berhasil menghindarinya dengan cukup baik.Setelah beberapa kali melakukan lompatan, Rambai Kaca akhirnya menemukan ide yang cukup baik.Dia berbisik di telinga Kidang Alang, sambil tersenyum penuh arti.“Apa kau yakin?” tanya Kidang Alang.Rambai Kaca menghela nafas panjang, kemudian menjawab, “kita harus mencobanya.”Setelah berkata seperti itu, Rambai Kaca menghilang
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

Gentong Tanah

“A-apa yang kau lakukan?” tanya Kidang Alang, “ge ...gentong itu?”Gentongnya terbuat dari tanah, Rambai Kaca berkeliling desa untuk mendapatkan tiga gentong. Tujuannya sudah pasti untuk memasukan sebagian tubuh Rawa Hangus yang berubah menjadi lumpur beracun.“Aku tidak tahu apakan ini akan berhasil,”ucap Rambai Kaca, langsung menutup satu gentong di depannya, kemudian menyambar gentong lain dan kini berhasil mendapatkan sebagian lumpur yang melekat di salah satu tiang rumah warga.Baru dua tong yang bisa dipakai, sementara satu gentong lagi tidak sempat digunakan karena Rawa Hangus kini telah kembali lagi seperti sebelumnya.Namun ...“Wkwkwkwk ...” gelak tawa Kidang Alang pecah, dia tertawa terpingkal-pingkal karena melihat tubuh Rawa Hangus yang dianggapnya sangat lucu.Bagaimana tidak, satu tangan kanan Rawa Hangus tidak ada di tubuh tersebut, sementara bagian perut sebelah kiri juga hilang.Dua gentong yang digunakan oleh Rambai Kaca untuk membelenggu potongan tubuh Rawa Hangus
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

Membawa Kepala

Sekarang serangan yang dilakukan oleh Rawa Hanguss memiliki dampak yang lebih mengerikan, tapi dianggap tidak terlalu berbahaya bagi Rambai Kaca dan kawan-kawannya.Hal ini karena serangan tersebut tidak memiliki arah yang pasti, hanya menyebar secara acak, tentu saja akan lebih mudah dihindari oleh tiga pendekar muda tersebut.Namun demikian, seluruh pemukiman warga yang ada di sana akhirnya tenggelam ke dalam rawa beracun yang diciptakan oleh Rawa Hangus.Tidak jarang pula muncul banyak tangan lendir dari dalam rawa yang merenggut benda apapun, secara acak.Melihat hal ini, Kidang Alang tidak bisa menahan diri untuk tidak menyiksa Rawa Hangus. Dia amat kesal dengan kelakuan pria tersebut.Jadi, diguncanglah gentong tanah dengan lebih kuat dan sangat cepat, membuat kepala Rawa Hangus yang dikurun di dalam gentong tersebut terbentur puluhan kali. Mata berputar, dan mendadak menjadi sangat pusing.“Tidak ada gunannya, melakukan hal itu!” ucap Rambai Kaca, “aku rasa lebih baik kita memb
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more

Rencana Aliran Hitam

“Benar Putraku, elemen petir tidak akan berkembang di alam ini, elemen itu bahkan mungkin tidak akan berkembang di alam lelembuat, kau harus keluar dari alam ini, hanya dengan begitulah kau bisa menyempurnakan kekuatanmu yang sesungguhnya. Kau harus pergi ke alam asalmu, alam manusia.” Pramudhita telah lama hidup, tapi bahkan dirinya tidak pernah melihat ada pendekar di padepokan pedang bayangan yang memiliki elemen petir di dalam aliran tenaga dalamnya.“Namun Ayah, bukankah kau bilang, aku harus menjadi lebih kuat agar bisa melewati celah dimensi manusia dan dimensi lelembut, lalu bagaimana aku melakukannya jikalah aku tidak berhasil menyempurnakan kekuatanku?” “Kelak, ketika kau telah mencapai level pendekar pilih tanding atau jika beruntung telah mencapai pendekar tanpa tanding, maka kau memiliki lebih dari cukup kekuatan untuk melintasi celah dimensi itu, Putraku.”Pramudhita menjelaskan, bahwa Ayah kandung Rambai Kaca, Lanting Beruga, memiliki lebih dari satu guru dalam hidupn
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more

Persiapan Perang

Dengan begini, Cakar Hitam sudah siap untuk melakukan serangan paling besar untuk menculik dua raja naga.Mereka telah mempersiapkan diri untuk mati dalam pertempuran kali ini, dengan satu syarat mereka harus dibangkitkan kembali setelah pohon sakral ini berhasil tumbuh.Pimpinan menyetujui syarat itu, membangkitkan mereka bertiga bukanlah perkara sulit bagi dirinya jika misi pohon sakral ini berhasil.Pendekar Ras Naga Hitam akhirnya pergi ke makam leluhurnya yang berada tidak jauh dari tempat tersebut. Dia menggali satu makam, yang merupakan makam dirinya sendiri, lalu mengeluarkan peti besar dari kuburan tersebut.Di dalam peti, ada pakaian perang yang usang, tapi masih memancarkan energi sangat kuat. Pakaian hitam legam, serta topeng yang hanya menampakan dua biji matanya saja.Di sisi lain, dua pendekar yang lain juga telah menyiapkan diri untuk melakukan penyerangan terakhir ini.Naga Sudra mengasah pedangnya beberapa kali, memastikan jika mata pedangnya sudah cukup tajam untuk
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

Kelemahan

Pertempuran terbesar antara aliansi aliran putih dan hitam akhirnya terjadi di tepi lubang raksasa. Mayat hidup yang dikendalikan oleh Pimpinan Cakar Hitam mulai menggila, laksana semut yang menemukan gula.Seolah tiada habisnya, dihancurkan satu maka akan muncul yang lainnya.Sekarang terlihat Ki Ageng Nagaraman melayang cepat ke udara, lalu memainkan jari jemarinya seperti sebuah tarian, dan pada saat yang sama boneka yang dia kendalikan berputar seperti gasing, menyerang seluruh mayat hidup pada jalur lintasannya.Sangat cepat dan tajam pisau yang terpasang di tangan boneka tersebut, sampai-sampai tiada satupun mayat hidup yang lolos. Namun, ini belum berakhir dengan mudah, meskipun mayat-mayat hidup itu telah ditumbangkan, beberapa bagian tubuh mereka masih bisa bergerak dan melakukan perlawanan.“Kurang ajar, mereka tiada habisnya,” ucap Ki Ageng Nagaraman.Dia melompat ke atas batu besar, tapi ratusan mayat langsung menyerbu dirinya dari segala sisi.Wush.Boneka miliknya mengel
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more
PREV
1
...
123124125126127
...
131
DMCA.com Protection Status