Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Bab 1261 - Bab 1270

Semua Bab LANTING BRUGA: Bab 1261 - Bab 1270

1302 Bab

Akhir Mayat Hidup

**Dari kejauhan suara gemuruh itu semakin terdengar dengan jelas, hingga membuat para pendekar muda mulai bergetar hebat. Rasa yang dialami tidak jauh berbeda dari rekan-rekan yang lain, bahkan ada yang mulai muntah darah, entah apa yang membuat mereka hingga memuntahkan darah. Bahkan ada yang terjatuh hingga tak sadarkan diri, hal itu bisa jadi karena pertarungan sebelumnya, atau mungkin rasa takut yang mulai menyelimuti diri mereka. "Aku mungkin akan mati disini," ucap salah satu pemuda dg lirih. Tidak lama berselang dari rasa takut yang mulai menghampiri tubuh pendekar muda, terlihat ribuan pasukan mayat hidup yang mulai menyerang dengan ganas. Namun Maha Sepuh bergerak dengan cepat menggunakan jurus kilat putih, kearah pasukan mayat hidup dan membuat barisan pasukan mayat hidup itu terbelah menjadi dua bagian. Tebasan pedang diselimuti oleh energi yang sangat kuat itu, berhasil memecah lautan pasukan mayat hidup, sehingga mengurangi jumlah mereka. "Aku akan pergi membantu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Usul Rambai Kaca

Ki Ageng Nagaraman mulai dibantu oleh pasukannya untuk menghancurkan tabir pelindung pintu masuk menuju markas Cakar Naga, tapi apapun yang mereka lakukan tidak bisa membuat tabir pelindung tersebut hancur dan bergeming.Ini membuat mereka mulai kesal, dan memutar otak untuk mencari solusi menghancurkan pelindung itu."Sial, tabir ini sangat kuat," ucap Nagamayang, "apa yang harus kita lakukan?"Nagamayang sampai rela meninggalkan Rambai Kaca yang masih bermeditasi hanya untuk membantu Ki Ageng Nagaraman menghancurkan tabir penghalang, tapi dua kekuatan terbesar dari Padepokan Naga Selatan itu tetap tidak cukup untuk menghancurkannya."Apa dinding itu benar-benar kuat?" ucap Tiung Langit, yang kini datang bersama dengan pasukan Mahasepuh Naga Utara. "Kalian tampak kesulitan untuk menghancurkannya.""Kalian semua, bagaimana situasi di atas?apakah mayat-mayat hidup itu sudah lenyap?" timpal Nagamayang."Kami terpaksa menggunakan teknik tubuh naga untuk menghancurkan mereka, meski ini m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

50 Mayat HIdup Terakhir

Semua yang mendengar usul Rawai Tingkis langsung terkesima dengan ide cemerlangnya. Memang benar dinding batu karang ini sangatlah kuat, tapi itu tidak lebih kuat dibandingkan tabir pelindung milik Pimpinan Cakar Hitam ini.Jika dibandingkan, mungkin 4 atau 5 kali lebih kuat dibandingkan dengan batu karang.Setelah mendengar saran Rambai Kaca, Tiung Langit maju lebih dahulu, langsung mengarahkan pedangnya ke dinding karang yang tebal nan keras.Booom.Sebuah ledakan terdengar, ketika serangan pria itu menghantam karang. Untuk sementara waktu, debu berhamburan, menutupi pandangan mata."Dindingnya berlubang," ucap salah satu pendekar. "Jika tidak bisa membuka pintu, maka tugas kita hanya membuat pintu lain dengan menghancurkan dindingnya," ucap Ki Ageng Nagaraman.Setelah itu, beberapa pendekar mencoba menghantam batu karang itu dengan jurus yang mereka miliki, membuat lubang pertama dibuat oleh Tiung Langit menjadi lebih besar lagi.Setelah beberapa waktu berlalu, semua pendekar meny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Telah Dimulai

Rambai Kaca memburu Kidang Alang dan Cindra Wati yang berada pada barisan tengah. Remaja itu benar-benar khawatir saat ini dengan kondisi ke dua temannya itu, karena pada bagian tengahlah terjadi banyak korban jiwa. Sementara pada bagian depan memang dipenuhi oleh para sesepuh, jadi serangan lawan masih bisa mereka tahan meski sangat kesulitan."Kami baik-baik saja,"ucap Cindra Wati, "beruntung kami dapat menghindari serangan itu tepat waktu."Rupanya Cindra Wati dan Kidang Alang melihat cara bertarung Rambai Kaca yang lebih memilih menghindar daripada menahan serangan lawan. "Tetaplah menghindar apapun yang terjadi!" perintah Rambai Kaca, "lawan kita kali ini sangat mengerikan!"Perintah itu bukan hanya untuk Kidang Alang dan Cindra Wati tapi untuk semua pendekar muda."Kita tidak memiliki kekuatan yang sepadan untuk menahan serangan musuh, camkan itu!"Di sisi lain, Ki Ageng Nagaraman mengeluarkan boneka logamnya, dan mulai menyerang musuh. Namun tiba-tiba.Bruk.Sebelum boneka log
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Kekalahan Naga Sudra

Semua tidak percaya akan kejadian Itu, usaha yang mereka lakukan hampir sia-sia.Bahkan beberapa pasukan Naga Utara dan Naga Selatan tertunduk lesu, hingga meletakkan lutut diatas tanah sembari menutup muka.Tidak hanya itu, Yaksa dan beberapa sepuh yang lain, sempat melotot dan menggigit rahang masing-masing hingga terdengar suara gemeratak gigi mereka."Kita harus menghancurkan nya sekarang juga, sebelum semuanya menjadi parah," ujar Yaksa.Para sepuh bergerak menuju pohon sakral dan berambisi untuk menghancurkan pohon itu secepat mungkin.Tidak hanya mereka semua pemuda yang masih memeliki cukup tenaga untuk bertarung, juga melancarkan aksi masing-masing.Namun belum sempat mereka bergerak terlalu jauh, seorang pimpinan cakar hitam menghadang mereka."cukup sampai disini," ujarnya. Pria itu lantas mengendalikan beberapa mayat hidup, untuk menghalau pergerakan Yaksa serta para sepuh, sehingga mereka tertahan di tempat itu.Sementara Maha Sepuh Naga Utara dan Tiung Langit dari Naga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Berakhirnya Bonar

Di waktu yang sama, pertarungan sengit juga terjadi, antara Naga Barat dan Naga Timur melawan Bonar dari kelompok cakar hitam. Sudah beberapa jam berlalu sejak pertarungan itu terjadi, akan tetapi belum ada yang terluka serius akibat pertarungan tersebut. Kekuatan mereka tidak bisa dianggap remeh, akan tetapi untuk melawan Bonar yang berada di level bumi, mereka membutuhkan kekuatan yang lebih. "Kalian keras kepala sekali," ujar Bonar. "Lebih baik kalian menyerah, maka aku akan memberikan kematian yang cepat buat kalian," tambahnya sembari terkekeh. "Terimakasih, tetapi tidak akan semudah itu untuk mengalahkan kami," sahut Ki Ageng Nagaraman. Sementara itu, Nagamayan sudah mempersiapkan teknik pedang karang yang siap ia serangkan kepada Bonar. Tidak jauh berbeda dengan Ki Ageng Nagaraman, ia juga mempersiapkan serangan dengan teknik boneka logam yang ia kuasai sebagai teknik terkuat. Dalam satu detik mereka melepaskan serangan itu secara bersamaan dan melesat kearah Bonar berad
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Menghajar Musuh

Sekarang satu-satunya yang tersisa dari kelompok Cakar Hitam hanyalah Pimpinan Cakar Hitam itu sendiri. Dia kini tidak percaya jika semua orang terkuat yang dia miliki telah dikalahkan oleh aliran putih.Namun, dia masih sempat tersenyum saat ini karena pohon sakral semakin tumbuh dan terus berdiri hingga tinggi sekali.Secara perlahan, pohon itu mulai mengeluarkan beberapa dahan berukuran besar, kemudian rantingnya dan terakhir pucuk-pucuk daun berukuran selebar telinga gajah juga mulai bermunculan.Dalam keadaan seperti ini, akar-akar besar dari pohon itu telah mengguncang tanah tempat para pendekar berpijak.Retakan-retakan besar mulai terjadi, dan seiring waktu berjalan, akar itu mulai keluar dari goa raksasa ini.Dapat dipastikan hanya butuh beberapa waktu saja, sampai akar pohon tersebut benar-benar menutupi lubang raksasa."Kematian kalian tidak akan sia-sia,"ucap Pimpinan Cakar Hitam, "aku akan memastikan kalian dibangkitkan, dan dengan pohon ini aku juga memastikan kalian hid
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Kdatangan IReng

Saat ini, pohon sakral mulai tumbuh semakin cepat. Dahan pohon itu telah melewati bukit-bukit kecil yang ada di sekitar tempat tersebut, tapi ini belum berakhir, pohon itu akan terus bertumbuh tinggi dengan menjadi rimbun.Para pendekar aliran putih telah berupaya sekuat tenaga untuk menghentikan pergerakan pohon tersebut, tapi kekuatan akar itu jauh lebih besar dari yang mereka kira.Ketika mereka memotong satu akar, maka akan ada dua akar yang tumbuh secara bersamaan di tempat semula.Para pendekar mulai kelelahan, merasa apa yang mereka lakukan ini hanyalah sia-sia belaka. Bahkan di antara mereka, telah kehabisan tenaga, dan terpaksa diselamatkan oleh rekan-rekan yang lain karena jika tidak, maka akar pohon ini bisa menghimpitnya lalu membunuh pendekar itu.Sementara itu, di atas dahan nan tinggi, Pimpinan Cakar Hitam baru saja terkena serangan gabungan seluruh aliansi, yang mendarat tepat di tulang belakangnya.Pria itu terkapar pada salah satu dahan, dengan darah bercucuran kelua
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Akhir Dari Perang

Di waktu yang hampir sama, seluruh pasukan aliansi pendekar aliran putih, sempat terbelalak matanya, ketika melihat Ireng menyerap batu permata. Namun mereka lebih berfokus kepada Rambai Kaca yang sudah lebih dulu, memberikan serangan terhadap Ireng. Sebagian pasukan aliansi, terus melancarkan tugas mereka dengan memotong akar pohon sakral, guna memperlambat tubuhnya pohon tersebut. "Kalian jangan terpengaruh dengannya!" ujar salah petinggi aliran putih. Sementara itu, Ki Ageng Nagaraman juga melancarkan serangan terhadap Ireng, dengan teknik boneka yang melesat kearah Ireng berada. Namun, seperti biasa, Ireng dapat mengatasi serangan itu, dengan menyapukan tangannya lalu menyemburkan api hitam untuk menghancurkan serangan Ki Ageng Nagaraman. Melihat hal tersebut, pria tua itu hanya bisa menelan ludah, sembari mempersiapkan serangan lanjutan. "Tunggu! kita serang secara bersama," ujar Nagamayan. Pria tua itu hanya mengangguk pelan, seolah mengerti akan isyarat Nagamayan. Bah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Kembali

Setelah kematian pimpinan cakar hitam, pasukan aliansi aliran putih, sempat menghenghela nafas lega. Namun hal itu, bukanlah sesuatu yang dapat dikatakan kemenangan yang manis, karena tidak sedikit dari mereka yang terluka parah dan tidak sedikit pula dari mereka yang harus meregang nyawa. Para petinggi aliansi, tentu saja harus menjadi sosok yang menenangkan mereka, dikala mereka sedang berduka. "Mereka semua yang gugur dalam pertarungan ini, akan menjadi cerita sekaligus sejarah, kita harus mengenang jasa mereka!" ujar salah satu petinggi aliansi. "Seharusnya, kami yang tua ini, lebih pantas menggantikan mereka, tetapi tampaknya masih harus ada yang berkorban, itu sangat disayangkan," sahut petinggi yang lain.Mereka sempat tertunduk lesu hampir bersamaan, sementara yang lain, mulai bahu membahu memberi pertolongan kepada orang yang terluka. Pendekar medis adalah orang pertama yang sangat sibuk, mereka dengan segera mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya. Namun saat ini, tamp
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
125126127128129
...
131
DMCA.com Protection Status