Home / Pendekar / LANTING BRUGA / Usul Rambai Kaca

Share

Usul Rambai Kaca

Author: Pancur Lidi
last update Last Updated: 2023-01-29 23:10:09

Ki Ageng Nagaraman mulai dibantu oleh pasukannya untuk menghancurkan tabir pelindung pintu masuk menuju markas Cakar Naga, tapi apapun yang mereka lakukan tidak bisa membuat tabir pelindung tersebut hancur dan bergeming.

Ini membuat mereka mulai kesal, dan memutar otak untuk mencari solusi menghancurkan pelindung itu.

"Sial, tabir ini sangat kuat," ucap Nagamayang, "apa yang harus kita lakukan?"

Nagamayang sampai rela meninggalkan Rambai Kaca yang masih bermeditasi hanya untuk membantu Ki Ageng Nagaraman menghancurkan tabir penghalang, tapi dua kekuatan terbesar dari Padepokan Naga Selatan itu tetap tidak cukup untuk menghancurkannya.

"Apa dinding itu benar-benar kuat?" ucap Tiung Langit, yang kini datang bersama dengan pasukan Mahasepuh Naga Utara. "Kalian tampak kesulitan untuk menghancurkannya."

"Kalian semua, bagaimana situasi di atas?apakah mayat-mayat hidup itu sudah lenyap?" timpal Nagamayang.

"Kami terpaksa menggunakan teknik tubuh naga untuk menghancurkan mereka, meski ini m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Yie Wo Aini
kecil kecil cabe rawit, pandai nian kao, Rambai
goodnovel comment avatar
Tho Tho
mantab ...mantab
goodnovel comment avatar
Yogapps 1999
ha ha mantap terimakasih updatemya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • LANTING BRUGA   50 Mayat HIdup Terakhir

    Semua yang mendengar usul Rawai Tingkis langsung terkesima dengan ide cemerlangnya. Memang benar dinding batu karang ini sangatlah kuat, tapi itu tidak lebih kuat dibandingkan tabir pelindung milik Pimpinan Cakar Hitam ini.Jika dibandingkan, mungkin 4 atau 5 kali lebih kuat dibandingkan dengan batu karang.Setelah mendengar saran Rambai Kaca, Tiung Langit maju lebih dahulu, langsung mengarahkan pedangnya ke dinding karang yang tebal nan keras.Booom.Sebuah ledakan terdengar, ketika serangan pria itu menghantam karang. Untuk sementara waktu, debu berhamburan, menutupi pandangan mata."Dindingnya berlubang," ucap salah satu pendekar. "Jika tidak bisa membuka pintu, maka tugas kita hanya membuat pintu lain dengan menghancurkan dindingnya," ucap Ki Ageng Nagaraman.Setelah itu, beberapa pendekar mencoba menghantam batu karang itu dengan jurus yang mereka miliki, membuat lubang pertama dibuat oleh Tiung Langit menjadi lebih besar lagi.Setelah beberapa waktu berlalu, semua pendekar meny

    Last Updated : 2023-01-30
  • LANTING BRUGA   Telah Dimulai

    Rambai Kaca memburu Kidang Alang dan Cindra Wati yang berada pada barisan tengah. Remaja itu benar-benar khawatir saat ini dengan kondisi ke dua temannya itu, karena pada bagian tengahlah terjadi banyak korban jiwa. Sementara pada bagian depan memang dipenuhi oleh para sesepuh, jadi serangan lawan masih bisa mereka tahan meski sangat kesulitan."Kami baik-baik saja,"ucap Cindra Wati, "beruntung kami dapat menghindari serangan itu tepat waktu."Rupanya Cindra Wati dan Kidang Alang melihat cara bertarung Rambai Kaca yang lebih memilih menghindar daripada menahan serangan lawan. "Tetaplah menghindar apapun yang terjadi!" perintah Rambai Kaca, "lawan kita kali ini sangat mengerikan!"Perintah itu bukan hanya untuk Kidang Alang dan Cindra Wati tapi untuk semua pendekar muda."Kita tidak memiliki kekuatan yang sepadan untuk menahan serangan musuh, camkan itu!"Di sisi lain, Ki Ageng Nagaraman mengeluarkan boneka logamnya, dan mulai menyerang musuh. Namun tiba-tiba.Bruk.Sebelum boneka log

    Last Updated : 2023-01-30
  • LANTING BRUGA   Kekalahan Naga Sudra

    Semua tidak percaya akan kejadian Itu, usaha yang mereka lakukan hampir sia-sia.Bahkan beberapa pasukan Naga Utara dan Naga Selatan tertunduk lesu, hingga meletakkan lutut diatas tanah sembari menutup muka.Tidak hanya itu, Yaksa dan beberapa sepuh yang lain, sempat melotot dan menggigit rahang masing-masing hingga terdengar suara gemeratak gigi mereka."Kita harus menghancurkan nya sekarang juga, sebelum semuanya menjadi parah," ujar Yaksa.Para sepuh bergerak menuju pohon sakral dan berambisi untuk menghancurkan pohon itu secepat mungkin.Tidak hanya mereka semua pemuda yang masih memeliki cukup tenaga untuk bertarung, juga melancarkan aksi masing-masing.Namun belum sempat mereka bergerak terlalu jauh, seorang pimpinan cakar hitam menghadang mereka."cukup sampai disini," ujarnya. Pria itu lantas mengendalikan beberapa mayat hidup, untuk menghalau pergerakan Yaksa serta para sepuh, sehingga mereka tertahan di tempat itu.Sementara Maha Sepuh Naga Utara dan Tiung Langit dari Naga

    Last Updated : 2023-01-30
  • LANTING BRUGA   Berakhirnya Bonar

    Di waktu yang sama, pertarungan sengit juga terjadi, antara Naga Barat dan Naga Timur melawan Bonar dari kelompok cakar hitam. Sudah beberapa jam berlalu sejak pertarungan itu terjadi, akan tetapi belum ada yang terluka serius akibat pertarungan tersebut. Kekuatan mereka tidak bisa dianggap remeh, akan tetapi untuk melawan Bonar yang berada di level bumi, mereka membutuhkan kekuatan yang lebih. "Kalian keras kepala sekali," ujar Bonar. "Lebih baik kalian menyerah, maka aku akan memberikan kematian yang cepat buat kalian," tambahnya sembari terkekeh. "Terimakasih, tetapi tidak akan semudah itu untuk mengalahkan kami," sahut Ki Ageng Nagaraman. Sementara itu, Nagamayan sudah mempersiapkan teknik pedang karang yang siap ia serangkan kepada Bonar. Tidak jauh berbeda dengan Ki Ageng Nagaraman, ia juga mempersiapkan serangan dengan teknik boneka logam yang ia kuasai sebagai teknik terkuat. Dalam satu detik mereka melepaskan serangan itu secara bersamaan dan melesat kearah Bonar berad

    Last Updated : 2023-01-31
  • LANTING BRUGA   Menghajar Musuh

    Sekarang satu-satunya yang tersisa dari kelompok Cakar Hitam hanyalah Pimpinan Cakar Hitam itu sendiri. Dia kini tidak percaya jika semua orang terkuat yang dia miliki telah dikalahkan oleh aliran putih.Namun, dia masih sempat tersenyum saat ini karena pohon sakral semakin tumbuh dan terus berdiri hingga tinggi sekali.Secara perlahan, pohon itu mulai mengeluarkan beberapa dahan berukuran besar, kemudian rantingnya dan terakhir pucuk-pucuk daun berukuran selebar telinga gajah juga mulai bermunculan.Dalam keadaan seperti ini, akar-akar besar dari pohon itu telah mengguncang tanah tempat para pendekar berpijak.Retakan-retakan besar mulai terjadi, dan seiring waktu berjalan, akar itu mulai keluar dari goa raksasa ini.Dapat dipastikan hanya butuh beberapa waktu saja, sampai akar pohon tersebut benar-benar menutupi lubang raksasa."Kematian kalian tidak akan sia-sia,"ucap Pimpinan Cakar Hitam, "aku akan memastikan kalian dibangkitkan, dan dengan pohon ini aku juga memastikan kalian hid

    Last Updated : 2023-01-31
  • LANTING BRUGA   Kdatangan IReng

    Saat ini, pohon sakral mulai tumbuh semakin cepat. Dahan pohon itu telah melewati bukit-bukit kecil yang ada di sekitar tempat tersebut, tapi ini belum berakhir, pohon itu akan terus bertumbuh tinggi dengan menjadi rimbun.Para pendekar aliran putih telah berupaya sekuat tenaga untuk menghentikan pergerakan pohon tersebut, tapi kekuatan akar itu jauh lebih besar dari yang mereka kira.Ketika mereka memotong satu akar, maka akan ada dua akar yang tumbuh secara bersamaan di tempat semula.Para pendekar mulai kelelahan, merasa apa yang mereka lakukan ini hanyalah sia-sia belaka. Bahkan di antara mereka, telah kehabisan tenaga, dan terpaksa diselamatkan oleh rekan-rekan yang lain karena jika tidak, maka akar pohon ini bisa menghimpitnya lalu membunuh pendekar itu.Sementara itu, di atas dahan nan tinggi, Pimpinan Cakar Hitam baru saja terkena serangan gabungan seluruh aliansi, yang mendarat tepat di tulang belakangnya.Pria itu terkapar pada salah satu dahan, dengan darah bercucuran kelua

    Last Updated : 2023-01-31
  • LANTING BRUGA   Akhir Dari Perang

    Di waktu yang hampir sama, seluruh pasukan aliansi pendekar aliran putih, sempat terbelalak matanya, ketika melihat Ireng menyerap batu permata. Namun mereka lebih berfokus kepada Rambai Kaca yang sudah lebih dulu, memberikan serangan terhadap Ireng. Sebagian pasukan aliansi, terus melancarkan tugas mereka dengan memotong akar pohon sakral, guna memperlambat tubuhnya pohon tersebut. "Kalian jangan terpengaruh dengannya!" ujar salah petinggi aliran putih. Sementara itu, Ki Ageng Nagaraman juga melancarkan serangan terhadap Ireng, dengan teknik boneka yang melesat kearah Ireng berada. Namun, seperti biasa, Ireng dapat mengatasi serangan itu, dengan menyapukan tangannya lalu menyemburkan api hitam untuk menghancurkan serangan Ki Ageng Nagaraman. Melihat hal tersebut, pria tua itu hanya bisa menelan ludah, sembari mempersiapkan serangan lanjutan. "Tunggu! kita serang secara bersama," ujar Nagamayan. Pria tua itu hanya mengangguk pelan, seolah mengerti akan isyarat Nagamayan. Bah

    Last Updated : 2023-02-01
  • LANTING BRUGA   Kembali

    Setelah kematian pimpinan cakar hitam, pasukan aliansi aliran putih, sempat menghenghela nafas lega. Namun hal itu, bukanlah sesuatu yang dapat dikatakan kemenangan yang manis, karena tidak sedikit dari mereka yang terluka parah dan tidak sedikit pula dari mereka yang harus meregang nyawa. Para petinggi aliansi, tentu saja harus menjadi sosok yang menenangkan mereka, dikala mereka sedang berduka. "Mereka semua yang gugur dalam pertarungan ini, akan menjadi cerita sekaligus sejarah, kita harus mengenang jasa mereka!" ujar salah satu petinggi aliansi. "Seharusnya, kami yang tua ini, lebih pantas menggantikan mereka, tetapi tampaknya masih harus ada yang berkorban, itu sangat disayangkan," sahut petinggi yang lain.Mereka sempat tertunduk lesu hampir bersamaan, sementara yang lain, mulai bahu membahu memberi pertolongan kepada orang yang terluka. Pendekar medis adalah orang pertama yang sangat sibuk, mereka dengan segera mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya. Namun saat ini, tamp

    Last Updated : 2023-02-02

Latest chapter

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status