Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Bab 1251 - Bab 1260

Semua Bab LANTING BRUGA: Bab 1251 - Bab 1260

1302 Bab

Potensi Kidang Alang

Rambai kaca bergerak ke segala arah, selain para petinggi aliran putih, Rambai kaca adalah orang yang menghabisi para mayat lebih banyak dari yang lain.Kilatan putih tersebar di segala sisi, yang berakhir pada kehancuran para mayat-mayat hidup ini.Namun, ini tidak berjalan baik bagi para pendekar yang lain, terutama para pendekar yang memiliki level sama dengan Rambai Kaca.Mereka mulai kesulitan menghadapi musuh, bahkan satu persatu pendekar aliansi aliran putih mulai tumbang satu persatu.“Kalian tidak akan menjangkau tempat ini,” ucap Pimpinan Cakar Hitam, “Aku masih menyimpan banyak mayat pendekar yang memiliki kekuatan jauh lebih besar dibandingkan itu semua.”Sepertinya, hanya menunggu waktu bagi aliansi untuk dihapuskan dari muka bumi. Ya, kecuali mungkin para pendekar yang berada di atas level emas.Di sisi lain, Cindra Wati berkemelut melawan belasan mayat hidup yang datang dari segala arah, tapi sekarang dia malah menyarungkan mata pedangnya.Mata pedang membuat tebasan men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Serangan Terkuat Ireng

Dalam beberapa waktu yang singkat, Naga Sudra telah menghabisi lebih dari 100 pendekar yang berada di menara dan sisianya di tempat-tempat strategis.Umumnya dia menghancurkan pasukan pengintai yang biasanya memiliki mata tajam, mampu melihat dikeremangan malam.Setelah beberapa saaat kemudian, akhirnya tindakan yang dilakukan oleh Naga Sudra tercium pula oleh beberapa senopati kerajaan Naga Utara.“Penyusup,” ucap salah satu senopati tersebut. Dia datang ke atas menara tapi yang dia temui hanyalah mayat para pendekar dan prajurit yang sebagian besar tubuh mereka telah membeku.“Apakah ini ulah Padepokan Naga Selatan?” gumam senopati tersebut, “tidak mungkin, apa alasannya Naga Selatan bersekutu dengan Cakar Hitam?”Dugaan ini bukan tanpa alasan, karena teknik yang digunakan oleh Naga Sudra memanglah teknik Padepokan Naga Selatan, karena dia sendirilah yang membuat teknik tersebut.Baru pula senopati itu hendak melaporkan masalah ini kepada teman-temannya, tiba-tiba Ireng telah berada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Merebut Raja

Serangan yang sangat kuat, semua prajurit hanya terbelalak, tak bisa bergerak. Rasa takut menyelimuti, dan kematian hanya berjarak beberapa detik saja dari mereka.Namun tiba-tiba."Murka Naga Bayangan."Pramudhita telah berdiri tepat dihadapan serangan Ireng, seraya melepaskan jurus terkuat yang dimiliki oleh padepokan pedang bayangan.Naga hitam bermata merah menabrak bola energi hitam.Lalu beberapa saat kemudian, terjadilah sebuah ledakan besar, gelombang kejut menghancurkan banyak bangunan di sekitar istana.Menara pengintai luluh lanta, tembok pelindung mengalami kerusakan.Setelah beberapa saat kemudian, ledakan itu akhirnya hanya menyisakan debu yang berhamburan.Namun."Akhirnya kau keluar, Pramudhita," ucap Ireng, dengan nafas terengah engah, "kau pikir aku ingin melawanmu?"Pramudhita terbelalak, menyadari jika dirinya sebenarnya sudah terjebak dalam rencana Ireng.Ketika dia menoleh ke belakang, ruang rahasia telah dihancurkan oleh Naga Sudra."Kau terlambat!" Gelak tawa N
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bahaya Menghampiri Rambai

Ireng berjalan tertatih-tatih dengan tangan mendekap dadanya. Luka pisiknya sepertinya tidak lebih parah dibandingkan dengan luka dalam yang diterimanya dari pertarungan melawan Patih Naga Utara.Cukup hebat Patih itu, yang mampu menghancurkan zirah perang yang dikenakan oleh ireng.Meskipun kekuatan Ireng berkurang banyak setelah melepaskan jurus pamungkasnya, tapi dia tidak menyangka jika Patih bisa mengimbangi kekuatannya saat itu.Sekarang Ireng harus mencari tempat persembunyian, sesekali dia melihat ke belakang, hanya ingin memastikan apakah prajurit Naga Utara mengejarnya atau tidak."Aku tidak boleh mati saat ini!" Ireng bertekad untuk bertahan. Sebelum ambisinya berhasil, dia tidak ingin mati terlebih dahulu.Ya, walaupun dia tahu jika dirinya sekarang terikat oleh teknik yang dimiliki Pimpinan Cakar Hitam, tapi Ireng juga tahu jika teknik tersebut tidak akan bisa membunuhnya sesuka hati sang pemilik teknik.Ireng menyadari, tidak ada satupun pendekar di kelompok Cakar Hitam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Kecepatan Adalah Kekuatan

Nah sementara di sisi lain, para pendekar yang ada tepian lubang raksasa masih berjibaku sengit melawan mayat-mayat hidup di sana. Niat hari mereka ingin menyusul ke dalam lubang raksasa, tapi apalah daya masalah di sini begitu sulit.Yaksa beberapa kali harus bekerja keras untuk menyelamatkan banyak pendekar dari Padepokan Naga Utara. Bahkan sesekali, dia seolah sengaja memberikan nyawanya kepada dewa kematian, hanya demi menyelamatkan beberapa pendekar Naga Utara yang nyawanya dalam ancaman.Sementara itu, Pimpinan Padepokan Naga Utara memiliki masalahnya sendiri. Dia dihadapkan pada belasan mayat hidup yang jauh lebih kuat dari semua mayat hidup di sini. Belasan mayat ini seperti pimpinan bagi yang lainnya.Meski tidak memiliki akal dan pikiran, nyatanya 6 mayat ini memiliki ketrampilan bela diri jauh di atas rata-rata. Pimpinan Cakar Hitam tampaknya berhasil mengeluarkan potensi terbesar dari mayat-mayat tersebut.Dapat dipastikan, belasan mayat itu dulunya adalah pendekar yang t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Saudara Sesungguhnya

Sementara itu di tempat lain, Cindra Wati kini sedang berhadapan dengan puluhan mayat hidup yang hanya tinggal tulang belulangnya saja. Gadis itu mulai kewalahan menghadapi serangan serentak yang dilakukan oleh musuhnya.Dalam sebuah momen, Cindra Wati nyaris saja mati karena tertusuk oleh batu karang yang tajam, setelah dirinya terpukul mundur beberapa puluh depa ke belakang.Gigi gadis itu mulai berderak, matanya masih tajam menatap lawan, tapi staminanya sudah terkuras cukup banyak. Dia memandang ke sekeliling, tapi menyadari jika sekarang ini dia hanya sendirian.Belasan pendekar yang bersama dirinya juga sibuk menghadapi musuh-musuh mereka masing-masing.Tidak ada pilihan lain, Cindra Wati harus bertarung tanpa bantuan siapapun. Bahkan saat ini keberadaanya cukup jauh dari lokasi Yaksa, yang ditugaskan untuk melindungi banyak pendekar muda seperti gadis tersebut."Mahluk sialan ini tidak ada habisnya," ucap Cindra Wati, dia yakin telah menghancurkan paling tidak 50 mayat hidup da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Pohon Muda

Sementara itu Rambai Kaca masih berhadapan dengan lawan yang tidak seimbang dengan dirinya, yaitu Bonar. Pria itu tampaknya tidak ingin melepaskan Rambai Kaca, apa lagi bocah itu telah memberikan beberapa kali serangan ke tubuhnya.Bonar sendiri tidak pernah berhasil mendaratkan serangan ke tubuh Rambai Kaca, bahkan meskipun dia menggunakan akal licik, atau pula jurus-jurus mematikan.Entah kenapa, Bonar merasa Rambai Kaca begitu lincah, bak lalat yang sangat sulit ditangkap.Dalam sebuah momen, Bonar melepaskan serangan yang sangat dahysat. Pedang tulang yang dipakainya, mendadak berubah menjadi begitu besar, seperti mata bor, lalu menyerang Rambai Kaca.Mendapati serangan yang berbahaya mendekati dirinya, Rambai Kaca sengaja bergerak ke arah musuh. Lalu dengan ide jeniusnya ini, Bonar malah menghancurkan puluhan mayat hidup dengan serangannya tersebut, tapi Rambai Kaca malah berhasil menghindari serangan itu.Ya, Rambai Kaca bukan menu pembuka, bukan makanan untuk cuci mulut, Bonar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Luka Dan Kehidupan

Beberapa saat kemudian.Bonar telah manarik diri, dan mundur dari medan pertempuran setelah menerima bisikan dari Pimpinan Cakar Hitam."Naga Sudra akan tiba besok malam," ucap Pimpinan itu, "aku ingin kau tinggal di sini untuk melakukan ritual.""Bagaimana dengan aliran putih?""Mereka tidak akan menemukan kita di sini, tidak sebelum ritualnya selesai." Pimpinan Cakar Hitam kemudian berjalan beberapa langkah ke depan, kemudian dia melakukan kuda-kuda dengan kaki terbuka dan tangan merentang.Sesaat kemudian, dia menyatukan telapak tangan. "Jurus Tabir Pelindung!"Seketika itu juga, terjadi getaran cukup kuat di sekitar mereka berdua. Namun tanpa disadari oleh Bonar, struktur permukaan luar markas mereka telah berubah secara cepat.Ya, di tengah lubang besar itu ada sebuah goa raksasa, tempat dimana markas besar Cakar Hitam berada. Jarak antara mulut goa dengan pertempuran cukup jauh, sehingga para aliansi aliran putih cukup kesulitan untuk tiba di tempat ini, lebih lagi mayat hidup m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Menemukan Petunjuk

Dengan jalan rahasia, Bonar akhirnya pergi menyusul Naga Sudra. Sementara itu, di dalam lubang raksasa, Ki Ageng Nagaraman masih mencari pintu masuk ke markas utama Cakar Hitam yang berupa goa raksasa tersebut.Namun Pimpinan Cakar Hitam benar-benar hebat dalam menyembunyikan jejak keberadaan tempat mereka. Telah susah payah para pendekar yang diutuskan untuk menyelidiki tempat ini, tapi mereka tidak kunjung menemukan apa yang dicari.Setelah beberapa saat, dua orang pendekar kembali lagi."Apa yang kalian temukan?" tanya Ki Ageng Nagaraman."Tidak ada Pimpinan," jawab salah satu dari dua orang itu."Kalian tidak menemukan satu petunjukpun mengenai tempat persembunyian mereka?""Jangankan satu petunjuk, kami bahkan tidak menemukan jebakan atau mayat hidup.""Ini aneh sekali ..."Ki Ageng Nagaraman menggaruk kepalanya beberapa kali, tampak sedang berpikir saat ini.Kenapa tempat ini tidak memiliki jebakan, atau kenapa tidak ada mayat hidup yang ditemukan di tempat ini? Apa itu artinya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Suara Gemuruh

Sementara itu, di luar lubang raksasa semakin tidak terkendali, oleh banyaknya mayat hidup yang menyerang ke arah Maha sepuh Naga Utara. Sehingga membuat hampir seluruh pasukan Naga Utara ketir dibuatnya, tetapi Yaksa selaku wakil padepokan Naga Utara berusaha menenangkan mereka. Namun hal itu tidaklah mudah bagi Yaksa, mengingat dirinya tidak memiliki pengalaman lebih dibanding Maha Sepuh Naga Utara. "Jangan takut hanya karena mayat hidup!" ucap Maha Sepuh Naga Utara, "Mereka tidak lebih dari tulang belulang yang berusaha untuk menakuti kita".Dengan langkah yang sedikit bergetar Yaksa berusaha untuk memulai pertarungan kembali, melawan pasukan mayat hidup yang tidak ada habis-habisnya. Tidak perlu waktu yang lama, Yaksa berhasil menghancurkan tubuh mayat hidup itu, hanya dengan sekali tebasan pedangnya. Wush. Sebuah tombak yang terbuat dari tulang melesat cepat, hampir mengenai wajah Yaksa. "Serangan macam apa itu?" gumam Yaksa bertanya. Namun belum sempat Yaksa mencerna kea
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
124125126127128
...
131
DMCA.com Protection Status