"Di sini?" tanya Hans, menatap rumah petak tempat mobil yang Maria kendarai terhenti. "Benar, Tuan. Di sini titik lokasi yang nona kirimkan." Dengan kening berkerut, Hans turun dari pintu belakang. Satu tangannya masuk ke dalam saku celana dan mengambil pemantik api. Pria kaya raya itu mulai menyesap gulungan tembakau di tangannya dalam-dalam, meredam rasa tidak nyaman yang diam-diam menyergap. Ada perasaan kesal, marah, takut, dan khawatir di saat yang bersamaan. Dia berharap menantu dan calon cucunya baik-baik saja, tidak kurang suatu apa. Di dalam rumah, Monika terkesiap mendengar suara mesin mobil dimatikan. Dia langsung beranjak dari ranjang, bersiap keluar untuk menemui Maria. "Mon," cegah Devan, mencekal lengan Monika di depan pintu kamar. Dia tidak rela wanita kesayangannya harus kembali pergi meninggalkannya. "Jangan pergi," pintanya memelas. Namun, gelengan tegas terlihat detik berikutnya. Monika melepas tangan Devan dengan h
Read more