Home / CEO / Terpaksa Menikahi CEO / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Terpaksa Menikahi CEO: Chapter 111 - Chapter 120

159 Chapters

S2 : 77. Pria Lemah

Monika menautkan jemarinya satu sama lain. Dia tidak tahu apa yang akan dilihatnya beberapa menit kedepan. Ajakan ibu mertuanya tak bisa ia elakkan dan membuatnya mau tak mau duduk bersama dengannya, berbagi udara yang sama di dalam mobil seharga miliaran ini."Monika, maafkan ibu, ya." Eva terlihat tidak enak hati, meraih jemari tangan Monika dengan wajah sungkan.Mengangguk lemah, Monika mengiyakan permintaan maaf ibu mertuanya. Mereka sempat berbincang sejenak. Eva mengatakan kalau kondisi Rio semakin memburuk setelah dia pergi. Dan terakhir kali, pria itu bahkan tidak makan dan minum sama sekali."Ibu tidak ingin ikut campur pada hubungan kalian," tukas Eva, menatap manik mata biru Monika dengan penuh cinta. "Tapi, tidak ada yang bisa ibu lakukan. Dia seperti tidak ada di dunia ini. Mungkin kamu bisa menyadarkannya."Seketika perasaan sesak menyelimuti dada Monika Alexandra. Susah payah dia berusaha melupakan bayang-bayang Rio dan kini menguatkan hati
Read more

S2 : 78. Menebus Kesalahan

Rio menundukkan kepalanya dalam-dalam, tidak bisa berkutik di hadapan Monika. Dramanya sudah berakhir, tertangkap basah jika infus di tangannya hanya menempel saja."Kenapa kamu ingin menipuku?" tanya Monika, berkacak pinggang sambil memasang wajah sebal. Dia melewatkan sidang perceraian pertamanya. Ternyata, Rio tidak benar-benar depresi seperti perkataan Maria dan ibu mertuanya."Sweety, maafkan aku," lirih Rio, sesekali melirik wanita yang berjarak dua langkah di depannya. "Aku hanya tidak ingin berpisah denganmu."Mau tak mau Monika mengembuskan napas kasar dari mulutnya. Rio jujur padanya, seperti biasanya. Pria ini memang tidak pandai berbohong, pantas saja aktingnya benar-benar payah dan langsung ketahuan."Sejak kamu meninggalkanku dua minggu yang lalu, aku benar-benar menyesal karena memintamu memutuskan hubungan kita. Aku tidak bisa menjilat kata-kata yang aku ucapkan malam itu. Tapi, aku sungguh tidak rela melepaskanmu."Kening Monika be
Read more

S2 : 79. Hamil Muda?

Jam digital di atas nakas menunjukkan angka 10.30 saat Rio membawa Monika masuk ke dalam kamar pribadinya. Tubuh ramping itu ia baringkan di atas ranjang dengan hati-hati.Lenguhan Monika terdengar, bersamaan dengan tubuhnya yang bergerak menyamping. Itu refleks otomatis tubuhnya, memosisikan diri agar lebih nyaman. Nyawanya ada dalam genggaman Tuhan, tidak menyadari tubuhnya sudah berpindah tempat.Ya, Rio sudah menyelesaikan masaknya dan tidak tega melihat Monika tertidur di atas sofa bed. Jadilah dia memindahkan Monika."Lama tidak berjumpa, Sweety," ucap Rio, mengelus pipi Monika yang semakin terlihat tirus sekarang ini. Kelopak matanya yang indah tertutup, tak mengedip atau bahkan merespon perlakuan yang diterimanya. Dia sungguh lelap dalam tidurnya."Maaf membuatmu ada di posisi seperti sekarang ini." Rio tidak bisa mengendalikan diri, dia mengecup bibir tipis istrinya yang berwarna peach pucat. Luapan rasa cinta seketika menjalar di dalam hatinya.
Read more

S2 : 80. Let's Slowly Grow Old Together

Monika mengerjapkan matanya dua kali. Aroma citrus segera tercium indera penciumannya. Selimut yang terasa hangat juga melingkupi tubuhnya. "Hmm, dimana ini?" Netra sipit Monika berkeliling, menatap keadaan sekitar yang cukup lengang. Tirai hitam tergantung di salah satu sisi ruangan yang full terbuat dari kaca. Sinar matahari yang menyengat di luar sana terlihat membara. Perlahan namun pasti Monika mendudukkan diri. Dia melihat jam tangannya yang kini menunjukkan pukul sebelas. "Kenapa aku..." Kata-kata Monika terhenti seketika saat kedua pasang netranya menangkap potret besar di depan sana. Foto pernikahannya dengan Rio menempel di dinding. Gaun putih yang dikenakannya waktu itu, terlihat sangat pas di tubuhnya yang ramping. Monika menggelengkan kepalanya dua kali, menyangkal hal yang dianggapnya tidak masuk akal. Dia masih berusaha mengingat kenapa dia ada di tempat asing ini. Hanya dalam hitungan detik, Monika sudah mendapatkan kembali sel
Read more

S2 : 81. Hipoglikemia

WARNING! 18+NOT FOR CHILD!* * *"Sweety, aku ingin kamu," bisik Rio, sengaja mengembuskan napas dari mulutnya di telinga Monika. Itu adalah salah satu titik terlemah istrinya, Rio paham betul.Seketika itu juga geleyar aneh menyapa seorang Monika Alexandra. Tubuhnya merespon dengan cepat semua perlakuan Rio yang tengah mencumbu tubuh bagian atasnya. Kemampuan pria ini begitu lihai, membuatnya mabuk kepayang seperti biasanya."Rio! Jangan!" Monika menangkap tangan Rio yang bersiap menarik pita baju di bawah lehernya. Pria ini sepertinya tak bisa membendung lagi hasrat liar yang selalu mendominasi saat mereka hanya berdua."Kenapa? Bukankah kita sudah biasa melakukan ini sebelumnya?" Rio menahan kedua tangan Monika di samping kepala, tak mengizinkan wanita ini mengganggu kegiatan mengasikkan yang tengah dilakukannya."Aku lapar!" ketus Monika yang merasakan perutnya seperti dipelintir. Dia belum makan apapun sejak semalam. Dan ini ham
Read more

S2 : 82. Hubungan Percobaan

"Hubungan percobaan?" Rio menatap Monika dengan pandangan penuh tanda tanya. "Umm. Kita lihat kesungguhanmu. Selama ini kamu menganggap pernikahan kita seperti apa? Apa aku hanya pemuas nafsu binatangmu saja? Kalau seperti itu, hubungan kita tidak perlu dilanjutkan. Kamu bisa tidur dengan wanita mana saja setelahnya. Aku tidak akan peduli." Rio menelan salivanya dengan paksa, membasahi kerongkongannya yang tiba-tiba terasa kering seketika. Dia tidak menyangka Monika akan membahas hal ini. "Aku tahu sejak awal tubuhku sudah kamu beli. Tapi, seperti yang kamu katakan malam itu, sejak kamu tidak lagi menjabat posisi CEO, maka perjanjian dua miliar itu juga otomatis berakhir. Apa aku keliru menafsirkannya?" "Benar. Aku memang mengatakannya." Monika mengangguk. Itulah yang menjadi dasar pertimbangan Rio mempersilakannya menandatangani surat gugatan cerai. Namun kenyataannya, Rio tidak bisa melepaskan istrinya begitu saja. Pun sama dengan Monika, di
Read more

S2 : 83. Senjata Makan Tuan

Devan berjalan keluar dari dalam mobilnya dengan langkah lemah. Dia menatap lantai atas tempat kost Monika. Dia ingin bertemu dengan mantan kekasihnya. Walaupun sejenak saja, tidak masalah. Dia ingin meminta bantuannya. "Semoga saja dia ada di kamarnya." Satu per satu anak tangga Rio lalui di bawah terik matahari yang masih terasa menyengat.Kata teman-teman Monika di supermarket, gadis itu off. Pasti dia ada di kamarnya seperti biasa, entah melakukan apa. Monika tipikal gadis yang lebih suka berdiam diri di dalam rumahnya. Devan mengetuk pintu di hadapannya tiga kali, menunggu jawaban dari dalam sana. "Monika, apa kamu di dalam?" Hening. Beberapa detik berlalu tapi tak ada jawaban. Pun sama saat Devan mengulanginya. "Apa dia tidak ada di rumah? Lalu di mana?" Devan mengerutkan keningnya. Dia harus menelan kekecewaannya lagi. Kontrak kerjasama untuk menyelamatkan perusahaan elektronik ayahnya sudah gagal. Sekarang ia gag
Read more

S2 : 84. Ciuman Tidak Langsung

Monika keluar dari dalam kamar mandi. Dia baru saja membersihkan badannya dari keringat yang menempel di tubuh. "Sudah selesai, Sweety?" tanya Rio yang mengamati penampilan istrinya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Diam-diam dia meneguk ludah, menelan hasrat mesumnya pada Sang Istri. Lagi-lagi Rio mengagumi pahatan indah yang kini tersembunyi di balik kimono mandi warna hitam. Potongan baju dengan leher berbentuk V membuat dada Monika sedikit terlihat. "Hmm," gumaman Monika terdengar lirih. Langkahnya terhenti di depan pintu, tak lagi melanjutkan langkahnya. "Ada apa?" Rasa mual kembali menggelitik perutnya, dia mual. "Hoek." Dalam hitungan sepersekian detik, Monika kembali masuk ke dalam kamar mandi. Dia memuntahkan seluruh makanan yang ia santap bersama Rio satu jam lalu. Rasa pahit dan getir segera menyambangi mulutnya. "Sweety, are you okay?" Rio segera beranjak dari ranjangnya, menyusul Monika yang kini sibuk m
Read more

S2 : 85. Kebahagiaan Sempurna (Ending Season 2)

"Sweety, jujur saja. Kamu sudah jatuh cinta padaku. Benar 'kan?" Rio menatap manik mata biru di hadapannya dengan penuh cinta. Monika bungkam. Dia tidak tahu apa yang ada di dalam hatinya. Satu sisi dia marah jika memang benar Rio nekat menjadi seorang host di kelab malam. Sisi lain, dia merasa tidak berhak melibatkan perasaan di sini. Toh, hubungan mereka tidak se-intens itu. "Ayolah, kita sudah sama-sama dewasa, Sayangku. Walaupun kamu tidak mengiyakannya, aku bisa melihatnya dari matamu yang indah ini." Jemari tangan Rio mengelus kelopak mata Monika, memainkannya dari ujung ke ujung. Dia sungguh menyukai mata sipit milik istrinya. Bukankah sejak awal pertemuan mereka dulu, mata itu pula yang ia kecup tanpa ragu? "Kamu mencintaiku," bisik Rio, sengaja mendekatkan bibirnya pada telinga sensitif Monika. "Bukan begitu, istriku?" Bulu kuduk wanita hamil ini meremang. Dia mencengkeram kaus hitam yang Rio kenakan. Geleyar aneh seketika menyapa, me
Read more

GIVE AWAY

GIVE AWAY TIME! 🎉🎉🎉   Akhirnya, bisa bikin ending bahagia untuk Rio dan Monika. Eh? Ending? Sudah tamat? Masih ada lanjutannya nggak?   Tenang, Sweety. Masih ada lanjutannya kok, season 3.   Sekaligus author mau umumkan ketentuan give away yang kemarin dijanjikan. Jadi, ada rules-nya yaa kalau mau dapat GA 100 koin itu. Pertama, masukkan buku ini ke daftar library kalian. Pastinya udah dong, ya! Kedua, berikan rate bintang lima dan komentar paling menarik menurut versi kalian. Boom komen juga boleh. Satu doang juga gapapa sii. Pokoknya bakalan Author pilih yang paling menarik (menurut author,hehe) Ketiga, follow akun sosial media hanazawa.easzy Rules keempat, bagikan storygram jangan lupa tag akun author sama tag akun good novel indonesia official     Author tunggu sampai tanggal 23 September yaa. Tujuh orang beruntung masing-mas
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
16
DMCA.com Protection Status