"Sweety, jujur saja. Kamu sudah jatuh cinta padaku. Benar 'kan?" Rio menatap manik mata biru di hadapannya dengan penuh cinta. Monika bungkam. Dia tidak tahu apa yang ada di dalam hatinya. Satu sisi dia marah jika memang benar Rio nekat menjadi seorang host di kelab malam. Sisi lain, dia merasa tidak berhak melibatkan perasaan di sini. Toh, hubungan mereka tidak se-intens itu. "Ayolah, kita sudah sama-sama dewasa, Sayangku. Walaupun kamu tidak mengiyakannya, aku bisa melihatnya dari matamu yang indah ini." Jemari tangan Rio mengelus kelopak mata Monika, memainkannya dari ujung ke ujung. Dia sungguh menyukai mata sipit milik istrinya. Bukankah sejak awal pertemuan mereka dulu, mata itu pula yang ia kecup tanpa ragu? "Kamu mencintaiku," bisik Rio, sengaja mendekatkan bibirnya pada telinga sensitif Monika. "Bukan begitu, istriku?" Bulu kuduk wanita hamil ini meremang. Dia mencengkeram kaus hitam yang Rio kenakan. Geleyar aneh seketika menyapa, me
Read more