Home / CEO / Terpaksa Menikahi CEO / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Terpaksa Menikahi CEO: Chapter 131 - Chapter 140

159 Chapters

S3 : 9. Semua Ketakutan Sirna

"Menjelaskan apa?" geram Monika, mencengkeram lengan Rio erat-erat. "Awas saja kalau penjelasanmu tidak masuk akal!" ancamnya. Wanita berbadan dua itu mengerucutkan bibirnya, merasa tidak suka.Keringat dingin segera menyapa pelipis pria dengan kemeja warna merah marun, senada dengan gaun yang dipakai Monika. Dia harus mempertanggungjawabkan rencana yang ia anggap brilian. Jika tidak, bisa saja ibu dan istrinya pergi begitu saja. Maka makan malam ayah dan ibunya akan batal."Ayah," panggil Rio ragu-ragu."Hmm?""Apa ayah bisa masuk lebih dulu ke dalam? Kami akan segera menyusul." Rio memberikan isyarat agar Hans pergi dari mereka. Ia akan mengondisikan istri dan ibunya.Hans mengangguk dua kali, "Tentu saja."Dengan langkah tegap dan penuh kharisma, Hans melenggang masuk ke dalam restoran dengan konsep klasik itu. Lampu berhias anyaman bambu menjadi penerangan di beranda depan. Hampir seluruh tempat ini terbuat dari kayu, dengan dekorasi uni
Read more

S3 : 10. Masih Suami Istri?

Monika terus bungkam sekembalinya dari restoran, menatap keluar jendela dan memperhatikan setiap benda yang tertangkap oleh indera penglihatannya. Dia masih tidak habis pikir, kenapa Eva bisa begitu tenang menghadapi pria yang sangat dibencinya. Mereka bahkan memutuskan untuk pergi berdua, berbicara empat mata."Sweety," panggil Rio.Hening. Monika tak merespon, membuat Rio melirik wanita yang tampak sibuk dengan pemikirannya sendiri. Dia kembali fokus pada jalanan di depan, hanya sesekali menatap Monika dari samping.Bahkan, hingga kendaraan mewah ini terparkir di basement apartemen, Monika masih tetap menutup mulutnya rapat-rapat."Sweety, kita sudah sampai." Rio menyentuh puncak lengan istrinya."Hmm?" Monika tersenyum hambar, membuka pintu dan mengabaikan ekspresi wajah Rio yang mengkhawatirkannya.Rio menggenggam punggung tangan istrinya, merasakan hawa dingin di sana."Sayang, kenapa tanganmu dingin sekali? Kamu sakit?" Rio mele
Read more

S3 : 11. Aku Masih Istrimu

Hans masih lekat memandangi wanita di hadapannya. Mereka duduk berhadapan, terhalang meja bundar di private romm restoran. Keduanya tak berbincang satu jam kebelakang, hanya saling tatap dalam diam. "Ini seperti mimpi. Akhirnya kamu kembali, Sayang," komentar Hans membuka percakapan. Dia menatap Eva sambil mengulas senyum tipis di wajah. Samar-samar lesung pipi di kedua sisi wajahnya terlihat, satu ketidaksempurnaan yang ia turunkan pada putranya, Rio Dirgantara. "Sayangnya ini kenyataan. Dan aku kembali untuk putraku, bukan untuk menemuimu," ketus wanita yang kembali menerima cangkir kopi pesanannya. Dua cangkir lain telah kosong, menyisakan satu dua tetes di dasar gelas. "Tapi, tetap saja akhirnya kita bisa bertemu. Aku masih tidak menyangka hal ini. Bahkan dalam mimpi pun kamu tidak pernah muncul. Dan sekarang wujud aslimu ada di hadapanku." Eva membuang pandangannya ke samping, enggan mendengar berbagai ucapan suaminya. "Sayang, ada yang i
Read more

S3 : 12. Masalah Baru

Monika masih menatap langit gelap di luar sana saat Rio keluar dari kamar mandi. Dia baru saja pulang bekerja, hanya sekadar membasuh wajah sebelum menemui istrinya.Tubuhnya berbalut kemeja hitam dengan dasi biru laut yang tampak kontras. Sisa parfum di tubuhnya menguar saat kemeja itu dibuka. Perut kotaknya terekspose sempurna, membuat wanita mana saja pasti tergoda.Namun hal itu tampaknya tidak berlaku bagi Monika. Wanita dengan surai pirang sebatas bahu itu tak tertarik sama sekali. Tubuhnya tetap tersembunyi di dalam selimut, tak terusik sama sekali dengan kehadiran suaminya yang begitu menggoda iman."Sudah mengantuk, Sweety?" tanya Rio, mendekat ke arah Monika dan mencium keningnya dengan sayang. Aroma feromon yang kuat menyapa indera penciuman istrinya yang tengah berbaring di atas ranjang.Monika tak menjawab, hanya melempar senyum hambar melalui sudut bibirnya yang sedikit naik ke atas. Fokusnya terpecah, tidak peduli dengan perlakuan manis dar
Read more

S3 : 13. Aku Melakukannya Untukmu

WARNING! 21+ NOT FOR CHILD * * * "Sweety, aku bisa menjelaskannya." Monika membuang wajah. Seharusnya dia tahu kalau tidak akan ada masalah tanpa penyebab. Dan masalah fotonya dengan Devan yang beredar di internet, itu mungkin juga sebagai salah satu balasan karena Rio mengusik kehidupan orang lain. "Tunggu di sini. Aku ambil sesuatu." Rio meraih tangan Monika dan membawanya ke depan dada, takut wanita ini akan marah dan meninggalkannya lagi. Meski kasusnya berbeda, namun bisa saja memicu keinginan gadis ini untuk mengakhiri hubungan mereka yang masih dalam tahap percobaan. Ujung netra sipit itu kehilangan sosok Rio yang berlari keluar kamar dengan tergesa, menuju ruang kerjanya di sebelah ruang tamu. Hanya dalam hitungan detik, dia kembali membawa tablet dan album foto yang entah dari mana asalnya. "Apa ini?" tanya wanita yang mau tak mau menerima uluran dari tangan sang suami. Dia membukanya
Read more

S3 : 14. Rasa Bersalah Devan

Senja menghilang di ujung asa, meninggalkan luka tak kasat mata yang menyayat hati seorang pria. Sosoknya yang tak terlalu tinggi berdiri di dekat jendela, menyesap gulungan tembakau di tangannya dalam-dalam. Asap putih ia buang ke udara, berharap bisa mengangkat sedikit lara di hatinya."Baby, sorry," lirihnya hampir tak terdengar. Kepalanya tertunduk, menatap jalanan ibukota di luar sana yang mulai ramai oleh kendaraan.Memori di kepalanya kembali berputar, mengisahkan dimana ia sempat berlarian bersama Monika mengejar bus kota bertahun-tahun silam. Dua muda mudi berseragam putih abu-abu yang belum tahu kerasnya dunia. Senyum dan tawanya masih melekat jelas di kepala seorang Devan Mahendra."Aku berharap kita kembali ke masa lalu. Itu bodoh, 'kan?" gumamnya sinis, menertawakan diri sendiri."Jika saja aku tidak tergoda kenikmatan sesaat bersama Lisa, mungkinkah kita masih bisa bersama, Baby?"Hening.Tak ada yang menjawab karena Devan seor
Read more

Pengumuman Give Away

Holla readers tercinta. Gimana kabarnya nih? Weekend bareng keluarga, sahabat, pacar halal, atau sendiri? Ehmm, yang terakhir itu si Author yaa, haha. Big love and thanks buat kalian semua yang masih mau baca karya unfaedah ini sampai sekarang. Suka duka banyak, tapi resiko pekerjaan yaa. Karena memang menulis ini Author anggap sebagai pekerjaa jadi sebisa mungkin akan menampilkan yang terbaik. Terima kasih untuk kakak semua yang sudah mau meluangkan waktu, kesempatan, dan koinnya untuk saya yang bukan siapa-siapa. Jadi sebagai rasa terima kasih dari author untuk kalian semua, ada lah give away ecek-ecek ini, wkwk. Maaf kalau belum bisa kasih ke semua orang yaa. Author udah pilih 7 orang. Nanti bisa DM ke akun sosmed hanazawa.easzy atau wa di +62. 898. 0767. 250 (duh ini kena sensor nggak yaa. Heuheuu) Ini free bebas, dan sudah diperbolehkan oleh pihak Good Novel melalui konsultasi ke editor.  Karena hanya beberapa akun yang memenuhi rule
Read more

S3 : 15. Tidak Akan Tergoda

WARNING! 18+BUKAN UNTUK DITIRU!* * *Devan membuka pintu restoran tempat kakinya berpijak. Kedua netranya menatap sekeliling, mencari keberadaan wanita yang lima belas menit lalu menghubunginya.Berbagai perasaan tidak nyaman segera menghantuinya, namun berusaha ia tepis dan tidak terlalu overthinking tentang apa yang terjadi. Toh, nasi sudah menjadi bubur. Dia tidak bisa mencegah rencana jahat Clara."Dev!" panggil seorang wanita, melambaikan tangan bersamaan dengan senyum lebar di wajahnya. Dia mengenakan pakaian kurang bahan, menampakkan bahu mulusnya yang bisa membuat pria mana saja tergoda. Termasuk Devan tentunya.Untuk sesaat Devan menghentikan langkahnya, mengambil napas dalam sebelum mendekat ke arah Clara. Detak jantungnya semakin cepat, merasa tertantang melihat penampakan wanita cantik di depan sana. Dia pria normal dengan keinginan besar. Namun demi Monika, Devan bertekad tidak akan tergoda pada wanita lainnya."Aku pikir
Read more

S3 : 16. Lidah Mati Rasa

MATURE CONTENT! NOT FOR CHILD!* * *Monika memegangi pinggangnya yang serasa hampir patah. Beberapa kali keningnya mengernyit, bersamaan dengan bibir bawahnya yang ia gigit kuat-kuat. Ujung matanya menangkap sosok Rio yang kini tidur berbalut selimut di sampingnya."Dasar maniak!" ketus wanita yang kini sibuk mengikat tali kimono di depan perut. Tubuh rampingnya beranjak bangun, memunguti piyama yang berserak di lantai dan meletakkannya ke dalam keranjang pakaian kotor.Dengan langkah lemah, Monika meninggalkan kamar utama yang menjadi saksi tautan hasrat liarnya dengan sang Suami. Dia tidak bisa menolak pesona pria yang kini tertidur lelap setelah melepaskan benih ke dalam rahimnya.Langkah kaki wanita berbadan dua itu menuju bagian belakang dapur dan mulai memasukkan satu per satu pakaian ke dalam mesin cuci. Tubuhnya yang kecil hampir tak berisi tak membuatnya bermalas-malasan untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Terlebih besok ia masuk shift pag
Read more

S3 : 17. Akuisisi Perusahaan

"Aku akan segera ke sana. Minta Maria untuk bersiaga," tukas Rio, berbicara melalui alat bantu dengar di telinganya. Leo menghubunginya sesaat lalu, memberikan laporan terkait proses akuisisi yang tengah ia tangani dan satu masalah baru lainnya.Satu tangannya sibuk memegang kemudi, sedang yang lain mencabut earphone dan meletakkannya di atas dashboard."Sudah. Berhenti di sini saja," pinta Monika yang membuat Rio menekan pedal rem secepat mungkin. Audi R8 itu terhenti seketika di tepi jalan."Tapi tempat kerjamu masih 100 meter di depan.""Aku mau jalan kaki," jawabnya sambil melepas seat belt.Rio mengembuskan napas berat dari mulutnya."Tidak bisakah kamu berhenti saja dari pekerjaanmu, Sweety?""Huh?" Monika yang bersiap membuka pintu, mengurungkan niatnya. Wajahnya menoleh ke belakang, menatap sang Suami dengan pandangan heran. "Kenapa?"Rio meraih tangan Monika dan menciumnya sekilas."Aku hanya tidak ingin kamu ke
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status