Home / Urban / Suami Dibuang Sayang / Chapter 821 - Chapter 830

All Chapters of Suami Dibuang Sayang: Chapter 821 - Chapter 830

3330 Chapters

Bab 821

Mark menggertakkan giginya. Para penculik itu sudah mempersiapkan rencananya termasuk menutupi nomor plat. Di jalanan banyak mobil van berseliweran. Siapa yang tahu mobil van mana yang membawa Bella pergi. Rencana itu begitu rapi. Sudah pasti situasi Bella berbahaya. Dia tidak bisa membiarkan penculikan Bella ini terjadi. Apalagi Michael sedang dirawat. Ini kesalahannya. Jika Michael bertanya dan dia tidak bisa menjawabnya, bagaimana dia bisa menyelamatkan mukanya?"Panggil semua orang. Kita cari Bella. Jangan lewatkan celah sekecil apapun," kata Mark. Boris memberikan ide, "Bagaimana kalau kita kumpulkan semua preman di daerah Yuncheng? Semakin banyak orang, semakin banyak mata yang mencari.""Kalau begitu, nanti Michael akan tahu," jawab Mark. Meskipun ide Boris bisa diterima, tapi pasti akan kedengaran sampai ke telinga Michael. Mark pikir Michael tidak boleh tahu.Sesudah Michael pulih, Mark akan menjelaskan dan meminta maaf. "Baik," Boris menundukkan kepalanya. Malam
Read more

Bab 822

Mendengar pertanyaan Michael, Mark merasa takut. Bagaimana Michael bisa tahu hal ini?"Aku sudah mengirimkan orang untuk mencarinya. Jangan cemas," jawab Mark. Karena Michael sudah tahu, Mark tidak bisa bersembunyi lagi. "Kamu pikir dengan jawaban seperti itu sudah bisa membuatku tenang?" tanya Michael. "Aku akan segera menemukannya. Tidak akan kubiarkan nyawanya dalam bahaya. Istirahatlah. Percayakan padaku," kata Mark. Tentu saja Michael percaya pada Mark, tapi Bella belum ditemukan. Dia tidak akan bisa tenang beristirahat. Tapi Michael tahu kondisi badannya yang tidak mendukung. Kalaupun dia memaksakan dirinya untuk bangun, dia tidak akan bisa banyak membantu. "Kabari aku secepatnya," perintah Michael. "Ok, aku akan segera mengabarimu."Setelah percakapan mereka selesai, seketika ponsel Michael berbunyi lagi. Evie bertanya pada Michael saat melihat Suzy menelepon lagi, "Kamu ingin menjawab panggilan ini?"Michael mengangguk.Saat telepon itu diangkat, terdengar ter
Read more

Bab 823

Di mata orang lain, Bella adalah perempuan beruntung. Tidak ada yang bisa menggantikan peran Bella di hati Michael. Michael sungguh-sungguh mencintai Bella tanpa syarat. Saat mendengar Evie yang menangis diam-diam, perasaan Michael tidak berubah. Karena di hatinya cuma ada Bella. Dia tidak peduli dengan perasaan perempuan lain. Waktu terus berjalan. Michael benar-benar tidak bisa tenang. Apakah Bella sudah berhasil ditemukan oleh Mark? Kenapa Mark belum meneleponnya?"Jika kamu mau keluar rumah sakit, aku akan mencarikan kursi roda," kata Evie. Michael mengangguk. Dia harus pergi dari tempat ini untuk mencari Bella. Dia lalu berkata pada Evie, "Terima kasih.""Apa kamu sudah kuat? Mungkin nanti lukamu akan semakin parah," kata Evie.Michael tersenyum. Kondisi tubuhnya tidak akan bisa menghalangi untuk mencari Bella. "Walaupun langit runtuh, aku akan tetap pergi," kata Michael. Evie mengangguk dan meninggalkan kamar rumah sakit. Tak berapa lama kemudian, dia membawa masuk s
Read more

Bab 824

Di sebuah hotel di Yuncheng, Victor menerima telepon dari Michael. Setelah percakapan mereka selesai, Victor tidak segera beranjak pergi. Selama ini, Victor ada di Yuncheng untuk mengawasi Michael. Dia tidak ingin Michael sampai tahu kalau Victor ada di dekatnya. Karena Michael akan bergantung pada dirinya. Di Hotel Peninsula, Victor tidak ikut campur tangan saat Michael dihajar oleh Charles. Karena dia tahu Teresa tidak ingin Michael terbunuh. Jika nyawa Michael tidak terancam, Victor akan tetap diam mengamatinya.Tapi kali ini, Michael meminta bantuannya. Hal ini berarti Michael sudah kelawahan. Victor akan menolong Michael. Setengah jam kemudian, Victor tiba di Klub Malam Kota Ajaib. Saat Quin melihat Victor, tanpa sadar dia menundukkan kepalanya. Dia tahu Victor lah yang membuat gurunya, Luke, menyetujui kalau dirinya akan mengikuti Michael. Quin membandingkan Victor dan Charles. Menurutnya, Charles terlihat lebih kuat dari pada Victor. Karena Quin sudah merasakan bagaim
Read more

Bab 825

Quin tidak menggubris ejekan pengawal itu. Dia berjalan maju sampai ke depan muka sang pengawal. Tak lama kemudian, beberapa pengawal datang untuk melihat apa yang terjadi. Quin mendengus dan bekara, "Kalian tidak akan bisa mengalahkanku."Evie mendorong kursi roda Michael masuk ke dalam hotel. Quin berkata di depan para pengawal itu, "Biarkan nonamu tahu bahwa kami datang."Seketika Quin mendorong patung yang ada di depan hotel. Patung itu pecah dengan suara yang memekakkan telinga. Teresa yang sedang tidur terbangun mendengar suara itu. Hal ini membuatnya kesal. Saat dia melihat jam yang menunjukkan waktu tengah malam, dia semakin marah. "Siapa itu? Apa kamu ingin mati? Berani-beraninya mengganggu tidurku." Teresa segera menelpon pengawal. Saat pengawal itu mendengar keluhan Teresa, cepat-cepat dia menjawab, "Nona Han, orang itu datang lagi. Dia yang kemarin keluar dari hotel ini."Teresa segera bangun. Apakah itu Quin? Bukankah hampir saja dia mati dihajar Charles? Tapi s
Read more

Bab 826

Teresa tidak mengerti. Dia mengernyitkan dahi. Siapapun lawan Charles, pasti bisa dikalahkan dengan cepat. Tapi pertarungan ini sudah berjalan beberapa lama, belum terlihat siapa yang kalah dan menang. Bagaimana hal ini bisa terjadi?Apakah kali ini Michael menemukan lawan yang seimbang untuk Charles? Charles adalah pengawal terkuat dari Keluarga Han dari Amerika. Jika kali ini dia kalah, tidak ada pengawal lain yang lebih kuat. "Apa kali ini aku sudah meremehkan Michael?" bisik Teresa. Bagi Charles, ini pertarungan yang tidak biasa. Dia sudah menghadapi berbagai macam musuh. Hampir semua lawan dia kalahkan. Bagaimana bisa ada lawan yang kuat di China ini? Karena Keluarga Han di Amerika membenci China, Charles juga merasakan hal yang sama. Tidak pernah dia bayangkan ada orang yang begitu kuat di China. Buktinya terpampang nyata di depannya. Perlahan-lahan raut muka Charles berubah menjadi respek. Victor menjadi lawan yang tangguh baginya. Hal ini cukup mengejutkan Charles.
Read more

Bab 827

"Michael, aku adalah orang yang cukup adil. Kalau Amy terbukti melakukan sesuatu di belakangku, aku akan memberimu kesempatan untuk balas dendam. Tapi jika tidak terbukti, kamu harus meminta maaf padaku," kata Teresa. Michael mengangguk. Dia yakin Amy adalah orang yang merencanakan penculikan Bella. Hanya dia yang tahu di mana Bella berada sekarang. Saat pengawal mengetuk pintu kamar Amy, dengan jengkel Amy bangun dan membuka pintu. "Apa yang kamu inginkan?"Karena dia dekat dengan Teresa, sikapnya pada pengawal begitu sombong."Nona Amy, Nona Han memanggilmu," kata si pengawal. Mendengar nama nonanya, sikap Amy langsung berubah, "Memangnya ada apa nona memanggilku larut malam begini?""Kamu akan tahu sendiri nanti," kata si pengawal. Seketika perasaan Amy menjadi tidak enak. Apakah Teresa sudah mengetahui aksi yang dilakukan diam-diam?Meskipun Teresa tahu, tidak mungkin dia memanggilnya tengah malam begini. Teresa sangat memperhatikan kecantikan. Walaupun langit runtuh,
Read more

Bab 828

Amy melakukan hal yang dituduhkan Teresa. Apapun yang membuatnya tidak senang atau marah, Amy akan membalas dendam menggunakan nama Teresa. Dia kira Teresa tidak bakal tahu. Ternyata dugaannya salah besar. "Nona, aku mengaku salah. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Tolong ampuni aku, nona," Amy segera berlutut dan memohon pada Teresa. "Cepak keluarkan ponselmu," kata Teresa dengan nada tidak sabar. Amy mengeluarkan ponselnya. Dia menelepon preman itu dan menyuruh mereka membawa Bella ke Hotel Peninsula. Michael tetap berdiri. Setelah menunggu beberapa lama, preman-preman itu datang membawa Bella. Saat Michael melihat luka-luka yang terlihat jelas di wajah Bella, seketika dia menjadi marah. Bella yang badannya belum pulih, tidak bisa berdiri menemui Michael. Dia tersenyum dan meringis kesakitan. "Aku tahu kamu akan datang menyelamatkanku," kata Bella dengan gembira. Suara Michael gemetar saat dia berkata pada Bella, "Aku minta maaf. Ini semua salahku sampai kamu diculik
Read more

Bab 829

Saat Amy melihat Quin datang mendekatinya, dia ketakutan. Pada saat seperti ini, Amy menyesali keputusannya menculik Bella. Jika dia tidak menculiknya, nasibnya tidak akan berakhir seperti ini. Rasa penyesalannya tidak bisa diungkapkan. "Michael, tolong, tolong berikan aku kesempatan. Lepaskan aku," Amy berlutut pada Michael. Untuk pertama kali dalam hidupnya, dia mengerti situasi genting yang dia hadapi. Wajah Michael tetap dingin. Dia berkata, "Sejak kamu menculik Bella, nasibmu sudah ditentukan. Kamu harus bertanggung jawab atas perbuatanmu."Kemudian Michael menolong Bella. Dia tidak ingin Bella melihat pembunuhan yang akan terjadi di depan matanya. Amy berteriak putus asa. Dia masih mencoba memohon ampun pada Michael. Percuma saja. Bahkan Michael tidak mau melihat dirinya. Quin memegang leher Amy dan mencekik lehernya. Semakin lama, Amy merasa sulit bernafas. Wajahnya penuh penyesalan. Sudah terlambat. Di luar hotel, Bella bertanya pada Michael, "Apakah dia benar-benar
Read more

Bab 830

Jika dia sehat, tentu dia bisa menahan tenaga Suzy. Sekarang dia masih terluka parah. Otomatis Michael terjatuh. Dia meringis kesakitan dan mencoba untuk duduk. Bella menghampiri Michael, "Michael, kamu baik-baik saja?"Ekspresi Suzy tetap marah. Meskipun dia menyadari ada sesuatu yang terjadi, tetap saja dia tidak menganggap kondisi Michael aneh. Dia tidak perduli apa yang sudah dialami Michael. Dia membenci Michael. "Robert, bawa putri kita masuk ke dalam rumah," perintah Suzy pada Robert. Robert tidak berani menolak perintah Suzy. Diapun menarik Bella yang sedikit memberontak untuk masuk ke rumah. Suzy berjalan mendekati Michael dan berkata, "Aku peringatkanmu. Villa ini milik Bella. Kalian sudah bercerai. Jangan pernah datang ke sini lagi."Michael sudah paham dengan karakter Suzy seperti ini. Dia memanfaatkan orang lain demi kepuasan dirinya sendiri. "Memangnya siapa yang akan menghentikanku?" tanya Michael. Suzy menggertakkan giginya. Villa lereng gunung merupak
Read more
PREV
1
...
8182838485
...
333
DMCA.com Protection Status