"Michael, aku adalah orang yang cukup adil. Kalau Amy terbukti melakukan sesuatu di belakangku, aku akan memberimu kesempatan untuk balas dendam. Tapi jika tidak terbukti, kamu harus meminta maaf padaku," kata Teresa. Michael mengangguk. Dia yakin Amy adalah orang yang merencanakan penculikan Bella. Hanya dia yang tahu di mana Bella berada sekarang. Saat pengawal mengetuk pintu kamar Amy, dengan jengkel Amy bangun dan membuka pintu. "Apa yang kamu inginkan?"Karena dia dekat dengan Teresa, sikapnya pada pengawal begitu sombong."Nona Amy, Nona Han memanggilmu," kata si pengawal. Mendengar nama nonanya, sikap Amy langsung berubah, "Memangnya ada apa nona memanggilku larut malam begini?""Kamu akan tahu sendiri nanti," kata si pengawal. Seketika perasaan Amy menjadi tidak enak. Apakah Teresa sudah mengetahui aksi yang dilakukan diam-diam?Meskipun Teresa tahu, tidak mungkin dia memanggilnya tengah malam begini. Teresa sangat memperhatikan kecantikan. Walaupun langit runtuh,
Amy melakukan hal yang dituduhkan Teresa. Apapun yang membuatnya tidak senang atau marah, Amy akan membalas dendam menggunakan nama Teresa. Dia kira Teresa tidak bakal tahu. Ternyata dugaannya salah besar. "Nona, aku mengaku salah. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Tolong ampuni aku, nona," Amy segera berlutut dan memohon pada Teresa. "Cepak keluarkan ponselmu," kata Teresa dengan nada tidak sabar. Amy mengeluarkan ponselnya. Dia menelepon preman itu dan menyuruh mereka membawa Bella ke Hotel Peninsula. Michael tetap berdiri. Setelah menunggu beberapa lama, preman-preman itu datang membawa Bella. Saat Michael melihat luka-luka yang terlihat jelas di wajah Bella, seketika dia menjadi marah. Bella yang badannya belum pulih, tidak bisa berdiri menemui Michael. Dia tersenyum dan meringis kesakitan. "Aku tahu kamu akan datang menyelamatkanku," kata Bella dengan gembira. Suara Michael gemetar saat dia berkata pada Bella, "Aku minta maaf. Ini semua salahku sampai kamu diculik
Saat Amy melihat Quin datang mendekatinya, dia ketakutan. Pada saat seperti ini, Amy menyesali keputusannya menculik Bella. Jika dia tidak menculiknya, nasibnya tidak akan berakhir seperti ini. Rasa penyesalannya tidak bisa diungkapkan. "Michael, tolong, tolong berikan aku kesempatan. Lepaskan aku," Amy berlutut pada Michael. Untuk pertama kali dalam hidupnya, dia mengerti situasi genting yang dia hadapi. Wajah Michael tetap dingin. Dia berkata, "Sejak kamu menculik Bella, nasibmu sudah ditentukan. Kamu harus bertanggung jawab atas perbuatanmu."Kemudian Michael menolong Bella. Dia tidak ingin Bella melihat pembunuhan yang akan terjadi di depan matanya. Amy berteriak putus asa. Dia masih mencoba memohon ampun pada Michael. Percuma saja. Bahkan Michael tidak mau melihat dirinya. Quin memegang leher Amy dan mencekik lehernya. Semakin lama, Amy merasa sulit bernafas. Wajahnya penuh penyesalan. Sudah terlambat. Di luar hotel, Bella bertanya pada Michael, "Apakah dia benar-benar
Jika dia sehat, tentu dia bisa menahan tenaga Suzy. Sekarang dia masih terluka parah. Otomatis Michael terjatuh. Dia meringis kesakitan dan mencoba untuk duduk. Bella menghampiri Michael, "Michael, kamu baik-baik saja?"Ekspresi Suzy tetap marah. Meskipun dia menyadari ada sesuatu yang terjadi, tetap saja dia tidak menganggap kondisi Michael aneh. Dia tidak perduli apa yang sudah dialami Michael. Dia membenci Michael. "Robert, bawa putri kita masuk ke dalam rumah," perintah Suzy pada Robert. Robert tidak berani menolak perintah Suzy. Diapun menarik Bella yang sedikit memberontak untuk masuk ke rumah. Suzy berjalan mendekati Michael dan berkata, "Aku peringatkanmu. Villa ini milik Bella. Kalian sudah bercerai. Jangan pernah datang ke sini lagi."Michael sudah paham dengan karakter Suzy seperti ini. Dia memanfaatkan orang lain demi kepuasan dirinya sendiri. "Memangnya siapa yang akan menghentikanku?" tanya Michael. Suzy menggertakkan giginya. Villa lereng gunung merupak
Di Hotel Peninsula, Teresa sangat kesal. Dia mencoba untuk tidur, tapi dia tidak bisa melakukannya. Setelah beberapa kali berganti posisi tidur, akhirnya dia bangun. Dia tidak merasa kasihan pada Amy. Dia juga tidak merasa bersalah karena tidak menyelamatkan Amy. Tapi untuk kasus Michael, Teresa tidak terima. Dia sudah kalah oleh Michael. Hal ini membuatnya semakin marah. "Jika bukan karena ayah yang melarang, sudah lama aku membunuhmu. Berani-beraninya kamu menentangku, Michael." Sorot mata Teresa menunjukkan dia tidak terima dengan perlakuan Michael. Saat di Amerika, Teresa adalah wanita kelas satu. Siapapun yang berurusan dengannya, akan memperlakukannya dengan hormat. Michael sama sekali tidak melakukan hal itu. Teresa mengambil ponselnya. Karena ayahnya tidak ingin Michael dibunuh, bagaimana kalau dia berusaha mengubah pendapat ayahnya? Setelah menekan nomor ayahnya, Teresa menunggu teleponnya diangkat. Saat teleponnya diangkat, Teresa langsung menangis dengan kencang. D
Keesokan harinya, di kamar Michael, dia menerima banyak kunjungan dokter. Mark yang mendatangkan mereka. Karena Michael meninggalkan rumah sakit kemarin, Mark khawatir dengan kondisi Michael. Jadi dia mendatangkan dokter ahli untuk memeriksa luka Michael.Untungnya, luka Michael tidak tambah parah. Dia cukup beristirahat beberapa hari di rumah sakit. Setelah para dokter itu pergi, dengan ragu Michael berkata pada Mark, "Jangan lakukan hal ini lagi. Aku bukan hewan piaraan yang harus diurusi oleh banyak orang."Mark menatap Michael dan berkata, "Jika kamu tidak meninggalkan rumah sakit, aku tidak akan memanggil dokter.""Jadi ini salahku sendiri?" kata Michael sambil mengangkat alis. Mark menggosok hidungnya dengan canggung. Dia berkata, "Jangan cemas. Aku sudah menyuruh anak buahku untuk mengawasi Bella. Kali ini tidak akan terjadi apa-apa. Kalau tidak, aku akan menanggung akibatnya dengan menggundulkan rambutku.""Memangnya aku ingin melihatmu gundul. Wajahmu akan semakin jele
Perkataan Michael membuat Amanda tertawa. Si pecundang ini masih bisa bercanda. "Sepertinya kondisimu baik-baik saja," kata Amanda."Memangnya ada hal yang perlu ditangisi?" tanya Michael. Amanda berkata, "Seharusnya saat seorang pria berpisah dengan wanita pujaan hatinya, dia akan merasa sengsara dan tidak ingin bertemu siapa-siapa. Tapi aku seharusnya bisa menduga, bahwa kamu akan bersikap biasa saja. Lagipula kamu sudah terlatih dihina selama bertahun-tahun.""Kalau kamu sudah tahu, mengapa kamu repot-repot ke sini?" tanya Michael sambil tersenyum. Seketika Amanda menjadi kesal. Tadinya dia ingin mengejek Michael tapi sikap Michael membuatnya kesal. "Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa bersikap seperti ini. tapi jika aku di posisimu, sudah pasti aku akan bunuh diri. Aku tidak akan punya tenaga buat hidup lagi," kata Amanda sambil menggertakkan gigi. "Baguslah kalau kamu berpikiran seperti itu," kata Michael. Mendengar komentar Michael semakin membuat Amanda menjadi mara
Informasi ini membuat Amanda seperti tersambar petir. Mustahil. Bagaimana bisa seorang tuan muda Keluarga Han memilih pengantin dari keluarga kecil seperti Keluarga Su? Michael tuan muda dari Keluarga Han? Ini pasti bercanda. "Kamu salah. Tidak mungkin Michael tuan muda Keluarga Han. Kenapa dia memilih Keluarga Su?" tanya Amanda."Jika kamu tidak percaya, tanya saja sepupumu, Edward. Dia tahu identitas Michael. Tapi kupikir dia sudah memberitahukan hal ini padamu," Evie tersenyum. Kemudian dia berbisik pada Amanda, "Jangan bilang siapa-siapa ya. Jika hal ini sampai bocor, mungkin nyawamu akan terancam. Kamu tahu kan sekuat apa pengaruh Keluarga Han dari Yanjing?"Setelah itu, Evie melangkah mundur. Alasan dia melakukan ini adalah karena dia ingin membela Michael. Bagaimana bisa Amanda menghina Michael seperti itu? Evie yakin Amanda pasti tidak akan membeberkan informasi ini. Apalagi jika Amanda mengkonfirmasi kepada Edward. Edward pasti menyuruh Amanda untuk menjaga informasi ini
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua