Home / Urban / Suami Dibuang Sayang / Chapter 2911 - Chapter 2920

All Chapters of Suami Dibuang Sayang: Chapter 2911 - Chapter 2920

3330 Chapters

Bab 2911

Di aula utama Puncak Gunung Biru. Rahel buru-buru datang ke aula utama. Di sana sudah menunggu para tetua Puncak Gunung Biru. Lado berdiri di depan tirai di belakang sebuah kursi kosong. Kursi itu adalah milik Pemimpin Keluarga Lu.Meskipun Lado adalah Dewa Sejati, tapi kekuasaan di dalam Keluarga Lu tidak berubah. Ketika Lado kembali, dirinya ditempatkan di sebelah kursi sang Pemimpin. Hal itu dimaksudkan agar Lado menghormati sang pemimpin. Kejadian ini mirip dengan keluarga istana. "Rahel datang," ujar Lado.Rahel mengangguk. Kemudian dia menundukkan kepala di hadapan para tetua dan duduk di samping saudaranya, Adit. "Kalian ingin dengar kabar yang mana dulu? Kabar baik atau kabar buruk?" tanya Lado sambil tersenyum. "Kami kembalikan padamu saja," balas para tetua serempak. Para tetua ini adalah anggota keluarga paling penting dan dipercaya di Keluarga Lu. Mereka diundang untuk memberi masukan atau merencanakan sebuah aksi. Posisi mereka di Keluarga Lu sangat penting.
Read more

Bab 2912

"Maksudmu Kelompok Iblis?" tanya Lado sambil mengerutkan dahi. Pemimpin Keluarga Lu mengangguk. Dia sendiri terlihat ragu. Bukankah Kelompok Iblis menolong Michael sebelumnya? Kenapa mereka berbalik menyerang?"Aku dengar sebagian besar dari mereka adalah bisku, tapi siapa mereka sesungguhnya?"Menurut informasi dari pengikut Puncak Gunung Biru, orang-orang yang mendekati Michael dipimpin oleh lebih dari satu biksu dan banyak yang menggunakan topi bambu. Dari gerak-geriknya mereka terlihat kasar. Mereka mirip bisku pada umumnya. Tapi tempat yang mereka lalui bukan tempat biasa. Mungkin untuk para laki-laki tidak akan menjadi masalah, tapi untuk para perempuan berbeda. Banyak yang meninggal, bahkan kehilangan keperawanan. "Sepuluh ribu tahun yang lalu, ada sebuah kuil bernama Kuil Motuo dan di sana tinggal Raja Iblis. Para biksu sepertinya menjadi anak buah dari Raja Iblis itu.""Aku tidak tahu apa penyebabnya, tapi suatu hari aku mendengar para biksu itu bertingkah aneh. M
Read more

Bab 2913

"Bagaimana kalau Michael bisa membantuku menjadi nomor satu di dunia ini?" Rahel tersenyum misterius, "Kalau Puncak Gunung Biru masih terus bergantung pada kalian semua, mungkin di masa yang akan datang, namanya akan berubah menjadi Kaki Gunung Biru."Kekesalan para tetua pada Rahel semakin bertambah. Mereka hendak membalas tapi Pemimpin Puncak Gunung Biru berkata, "Rahel, urusan ini ….""Baiklah!" Lado menginterupsi ucapan sang pemimpin. Dia menggerakkan tangannya kemudian sebuah dokumen terbang ke arahnya. "Wah ….""Ini adalah peraturan Puncak Gunung Biru. Bagaimana mungkin?""Ya. Nanti bisa terjadi sebuah pengkhianatan."Para tetua langsung memberikan protes keras ketika Lado menyetujui permintaan Rahel. Rahel tersenyum penuh kemenangan, "Air sudah masuk setinggi leher kalian, tapi kalian masih mencemaskan apa yang kalian pakai di kaki. Kalian contoh sempurna ibarat katak dalam sumur. Kalian seharusnya malu dan menjilat ludah kalian sendiri."Rahel menangkap dokumen yang t
Read more

Bab 2914

Sheila berdiri. Dia berjalan mendekati jendela dan melihat ke luar. "Aneh, ada tiga orang," Sheila mengerutkan dahi. "Tiga orang?" Nolan terkejut. Di benak mereka, yang datang mengetuk pintu kamar Michael adalah Iblis. Niat mereka pasti jahat, tapi mengapa hanya ada tiga orang yang datang?!"Apa mungkin kamu salah lihat?" Nolan ikut berdiri dan berjalan mendekati jendela. Dia memandang ke jalan. "Michael, benar hanya ada tiga orang," Nolan merasa aneh. Michael mengerutkan dahi dan memandang Danu. Dia sama bingungnya dengan yang lain. "Anehnya lagi, tiga orang ini perempuan," lanjut Nolan. "Tiga perempuan?"Semua orang di ruangan itu terpana. Tiga perempuan datang mengetuk pintu di tengah malam. Bukankah itu adalah hal aneh? "Brengsek, Michael, kamu tidak mengkhianati Bella, bukan? Kamu tidak merayu perempuan-perempuan lain sehingga mereka datang ke sini malam-malam?" tanya Nolan sambil memukul kepalanya. Michael tidak menjawab. Kalau bukan karena Nolan sudah meng
Read more

Bab 2915

"Oh tidak. Demi dewa. Michael … Michael, apa kamu akan mati?" Tubuh Naga Unicorn melilit lengan Michael lebih kencang. "Aku menghisap Gas Kekacauan dari perut Taotie. Memangnya gas itu mengancam nyawaku?" Michael jadi bingung. Sebenarnya, Michael merasa gelisah setelah mendapatkan Gas Kekacauan. Dia tidak tahu pengaruh gas itu baik atau buruk. Saat itu dia menghisap gas dengan tujuan balas dendam. Ketika mendengar reaksi Naga Unicorn, Michael merasa cemas. "Kamu salah sangka. Maksudku, kamu bukan benar-benar mati, tapi maksudku … kamu akan menentang langit," ujar Naga Unicorn. "Menentang langit?" Michael mengerutkan dahi. "Ya, menentang langit! Michael, apa kamu tahu apa itu Gas Kekacauan?""Tidak," Michael menggelengkan kepala."Gas Kekacauan adalah unsur paling awal tercipta di semesta ini. Dia adalah energi paling tua di antara seluruh energi sekaligus tempat lahirnya energi-energi lain. Apa kamu tahu apa artinya?""Ya ... sepertinya aku tahu.""Keparat, maksudku gas i
Read more

Bab 2916

"Siapa kamu?" Michael mengerutkan dahi. Meskipun sudah tahu yang mengetuk adalah ketiga perempuan tadi, tapi penampilan mereka sungguh di luar dugaan. Tadinya Michael menyangka ketiga perempuan yang datang tengah malam ini adalah para jagoan. Namun, sepertinya mereka tidak memiliki tanda-tanda seorang jagoan. Tidak ada jejak debu di wajah mereka. Malah mereka tampak seperti bunga yang sedang mekar di rumah kaca. Pakaian mereka juga memberikan kesan yang berbeda. Meskipun warnanya gelap dan tidak banyak ornament, tapi tetap terlihat menawan. Dengan kata lain, ketiga perempuan ini bukan perempuan biasa. Mereka juga tampak tidak memegang senjata. Sejak melihat mereka, Michael melihat tanda kapalan di tangan ketiga perempuan tersebut. Bagi orang yang sudah lama memegang senjata di tangan mereka, tanda kapalan milik mereka pasti tebal. Namun, di tangan ketiga perempuan itu tidak ada tanda kepalan. "Maafkan kami sudah mengganggu tengah malam begini, Pahlawan Muda," ujar si pemi
Read more

Bab 2917

Si pemilik kedai tersentak. Dia terkejut bukan main. Untung bekas lima jari itu ada di tangga, bukan di lengannya. Dia baik-baik saja!Ini sangat fatal. Bulu kuduk si pemilik kedai berdiri. Dia menggosok lengannya dan menutup pintu. Di saat yang bersamaan, tubuh Michael berubah menjadi sosok bayangan. Michael bergerak dengan kecepatan tinggi sehingga orang-orang tidak menyadari ada Michael yang lewat. Whoa!Angin berhembus. Ketiga perempuan sedang berjalan melalui atas jembatan. Mereka merasakan ada angin yang menerpa mereka. Saat mereka membuka mata, ada Michael yang berdiri di depan mereka. Mereka cukup terkejut melihat Michael. Namun tidak ada raut kepanikan di wajah mereka. Mereka tersenyum dan memberikan salam pada Michael. Sepertinya mereka sudah tahu Michael akan menyusul mereka, "Salam, Pahlawan Muda!""Kamu meninggalkan saputangan ini?" Michael mengeluarkan saputangan itu. Raut wajahnya tegang. "Ya!" ujar si pemimpin, "Majikan memberi kami saputangan itu. A
Read more

Bab 2918

Si perempuan misterius itu tersenyum, "Perkenalkan, namaku Lana."Setelah itu, datanglah segelas wine. Tatapan mata Michael tertuju pada Lana dan tidak berpaling. Dia sedang menilai Lana dari bahasa tubuhnya. Lana tetap tersenyum. Tidak ada yang kurang darinya. Michael menerima gelas wine namun dia meletakkannya kembali, "Aku pikir hanya aku penghuni Bumi yang datang ke Dunia Bafang. Sepertinya itu tidak benar.""Sebagai sesama penghuni Bumi, aku merasa kita sama," Michael tersenyum. Lana tersenyum sambil mengangkat gelasnya pada Michael. "Tidak sepertimu yang bisa menjadi Pahlawan Muda di Dunia Bafang. Aku tidak berani disamakan denganmu!" Lana menaruh gelasnya. "Setelah meneguk tiga gelas wine, apakah Nona Lana bisa menjelaskan, kenapa bisa memiliki saputangan itu?" Michael tersenyum. "Ternyata Pahlawan Muda tidak sabaran!" Lana menatap Michael. "Bagaimana mungkin kamu memiliki saputangan itu? Kamu pasti bagian dari kelompok Rahel," nada bicara Michael berubah menja
Read more

Bab 2919

"Pepatah sering bilang bahwa minum alkohol akan menghancurkan hati dan menyebabkan seseorang mudah marah. Sepertinya pepatah itu benar. Pahlawan Muda, kamu cepat sekali marah.""Ada dua cara untuk memadamkan api. Satu dengan cara alami, satu lagi dengan cara buatan. Di sini mungkin tidak bisa dengan cara alami tapi kami punya banyak pelayan cantik. Yang mana yang akan kamu pilih, Pahlawan Muda?"Nada suara Lana menjadi dingin menghadapi kemarahan Michael. Bahkan terkesan mengejek. Michael menggertakkan gigi. Dia berteriak, "Jawab aku!"Tangan Michael bergerak membentuk jurus. Api Bumi Sutra Hati. Aula utama itu berubah menjadi lautan api. Lana dan kedua pelayannya mengerutkan dahi.Lana baik-baik saja ketika menerima api tersebut tapi kedua pelayannya tidak demikian. Keduanya banjir keringat. Meskipun bisa menerima kekuatan Michael, wajah Lana terlihat kesakitan."Michael, jika kamu berani berbuat macam-macam, jangan harap kamu bisa bertemu Bella. Bahkan kamu juga tidak akan mel
Read more

Bab 2920

Michael mencoba menahan emosinya. Tubuhnya tegang ketika Lana menyuruh pelayan membawa masuk Bella. Suasana tegang di dalam aula sedikit berkurang. Michael melihat ke koridor di belakang Lana. Dia tidak sabar ingin melihat Bella. Lana tersenyum melihat reaksi Michael. Kemudian dia menepukkan tangannya. Detik berikutnya, terdengar suara langkah kaki. Michael bersusah payah menyembunyikan rasa gugupnya. Dia menunggu kedatangan sosok Bella.Tidak lama kemudian hadir sebuah sosok. Seorang perempuan muda dengan pakaian mewah. Tunggu, perempuan itu bukan Bella. Tidak ada yang datang setelah perempuan itu. Perempuan itu memegang nampan kayu.Si perempuan itu menundukkan kepalanya begitu melihat tatapan membunuh Michael. Dia berjalan mendekati Michael sambil mengulurkan nampan kayu. Di atas nampan kayu itu ada sebuah surat. "Apa kamu meremehkan aku?" Michael menatap Lana dengan sorot mata dingin. Terlihat jelas aura membunuhnya."Pahlawan Muda, level kekuatanmu sudah tinggi. B
Read more
PREV
1
...
290291292293294
...
333
DMCA.com Protection Status